NovelToon NovelToon
Terperangkap Di Pelukan Ketua Suku Harimau

Terperangkap Di Pelukan Ketua Suku Harimau

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Penyeberangan Dunia Lain / Peradaban Antar Bintang / Fantasi Wanita / Transmigrasi
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: Azida21

"Sejak kamu datang... aku tidak bisa tidur tanpa mencium bau tubuhmu."

Yuna, dokter 26 tahun yang belum pernah merasakan cinta, mendadak terlempar ke dunia asing bernama Beastia—tempat makhluk setengah binatang hidup.

Di sana, ia dianggap sebagai jiwa suci karena tak bisa berubah wujud, dan dijodohkan dengan Ravahn, kepala suku harimau yang dingin dan kejam.

Misinya sederhana: temukan cinta sejati, atau terjebak selamanya.
Tapi siapa sangka... pria buas itu justru kecanduan aroma tubuhnya.

Temukan semua jawabannya hanya disini 👇

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azida21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28 :Pilihan yang Mematikan

Yuna bosan duduk diam di rumah tanpa kegiatan, akhirnya ia memutuskan untuk mengubah penampilan kamarnya.

“Kamar ini jelek sekali, harus aku sulap jadi cantik,” gumamnya pelan, menatap sekeliling.

Bukan karena malam ini adalah malam pengantin mereka, tapi Yuna lebih tidak rela kalau tidur digigit nyamuk. Selain itu, ia ingin suasana kamar terlihat lebih segar di matanya.

“Aku mulai dari kasur dulu deh. Harusnya ganti dengan kasur busa, ya?” ia menimbang-nimbang.

“Kurasa lebih nyaman,” lanjutnya sambil mengangguk mantap.

Ia lalu mengeluarkan kasur busa, sprei baru, serta kelambu dari dalam pintu ajaibnya.Tidak lupa juga menyemprotkan pengharum ruangan ke seluruh bagian kamar.

Tak butuh waktu lama, kamar sudah tampak lebih rapi.

“Nah, begini kan enak dilihat,” ujarnya senang.

Ia sempat melirik ke arah kasur, berpikir lagi. “Haruskah aku taruh bunga mawar di tengahnya? Hm…”ucapnya sambil berpikir.

Namun wajahnya langsung berubah ragu. “Kalau aku kasih bunga, nanti Ravahn salah paham. Seolah-olah aku berharap sesuatu terjadi malam ini.”

Yuna terkekeh kecil, membayangkan wajah Ravahn. “Padahal aku kan bakal suruh dia tidur di bawah.”

Akhirnya ia memutuskan hal lain. “Ah, Aku akan taruh lilin saja di beberapa sudut. Cukup kasih kesan romantis… walau sebenarnya nggak romantis sama sekali”

Belum lama ia selesai, suara ketukan terdengar dari pintu utama.

“Siapa lagi?” gumamnya heran, melangkah keluar kamar dan membuka pintu.

Di depan berdiri Flora dengan senyum cerah yang tampak dibuat-buat.

“Ada apa?” tanya Yuna, tatapannya dingin.

“Nona, saya diutus Ketua untuk menjemput Anda,” kata Flora manis dan sopan,sangat tidak biasa.

Yuna mengerutkan dahi.“Menjemput ku?” Yuna menunjuk dirinya sendiri, alisnya terangkat ragu.

“Betul,” Flora cepat mengangguk.

“Untuk apa?” Yuna menekan nada suaranya, penuh rasa ingin tahu.

Flora terlihat sedikit gugup, namun berusaha tegar. “Ketua menyuruh saya membawa nona ke dalam hutan. Untuk… melihat persiapannya.”

Mata Yuna menyipit. Ia bisa membaca jelas kegugupan Flora. Senyum tipis muncul di bibirnya.

“Melihat persiapan?” ulangnya pelan, seakan ragu, padahal ia sudah tahu ada sesuatu yang janggal.

Flora buru-buru menambahkan, “I-iya, nona. Hanya itu perintahnya. Saya hanya menjalankan tugas.”

Dalam hati, Yuna nyaris tertawa" Aktingmu payah sekali. Kamu kira aku nggak bisa menebak niat busuk mu itu?"

Namun ia pura-pura masih bimbang. “Kenapa tiba-tiba, ya? Rasanya aneh sekali…”

Flora menunduk, gelisah. “Saya benar-benar tidak tahu, nona. Ketua hanya menyuruh begitu.”

Yuna melihat ekspresi wajah flora yang berubah cemas."Sudah jelas kamu menyembunyikan sesuatu"batin Yuna, matanya menatap tajam namun disamarkan dengan ekspresi polos.

“Baiklah,” ujarnya pada akhirnya sambil tersenyum samar. “Aku bersiap dulu. Tunggu di luar sebentar.”suruhnya.

“Baik, nona,” jawab Flora patuh. Ia menunduk sopan, lalu menyunggingkan senyum sinis ketika Yuna menutup pintu.

“Setelah malam ini, kamu tidak akan bisa melihat dunia lagi. Tunggu saja,” bisiknya pelan, yakin Yuna tidak mendengar.

Padahal, di dalam kamar, Yuna sudah menebak semua niat buruk Flora. Ia menatap jas pernikahan milik Ravahn yang tergantung, lalu menggeleng.

“Biar aku tinggalkan jas ini di rumah. Kalau benar si nenek lampir itu mau berbuat jahat, aku mungkin tidak sempat pulang. Setidaknya Ravahn bisa langsung memakai nya.”

Ia menyeringai kecil. “Dia tidak akan bersikap baik tanpa alasan. Aku ingin lihat… sejauh mana niat busuk mu, Flora.”

*****

“Apa masih jauh?” tanya Yuna pada Flora yang berjalan di sebelahnya.

Flora menyeringai, meski Yuna pura-pura tidak menyadarinya. “Jalan saja, sebentar lagi sampai,” ucapnya dengan nada sopan yang kini berubah ketus begitu mereka semakin dalam memasuki hutan.

Yuna tersenyum sinis dalam hati. Niatmu sudah sangat jelas.

“Hmm… kudengar dulu kamu dekat dengan Ravahn, apa itu benar?” Yuna mencoba membuka obrolan. Baginya, terlalu sunyi berjalan tanpa percakapan.

Flora langsung tersenyum cerah, wajahnya berbinar penuh percaya diri. “Benar, dulu kami sangat dekat. Bahkan orang-orang sering menyebutku tunangan dari Ketua.”

Yuna mendengarkan seksama lalu mengangguk pelan. “Lalu kenapa tidak segera bertunangan setelah kamu kembali dari suku burung?” tanyanya lagi.

“Ketua itu sibuk, mungkin saja Ketua belum sempat mengumumkannya pada semua orang,” jawab Flora dengan nada meyakinkan, seolah-olah Ravahn benar-benar menginginkannya.

Yuna berdecih dalam hati."Cih, sibuk dari mananya. Setiap hari di rumah saja sampai aku muak melihatnya."

Flora melanjutkan, nada suaranya penuh kepura-puraan. “Tapi kamu keburu datang dan dijodohkan oleh tetua. Aku sebenarnya tidak rela, tapi mau bagaimana lagi.”ucapnya seolah pasrah.

Langkah Yuna terhenti sejenak. Dari kejauhan, terlihat bebatuan yang menandai ujung tebing. Ia sudah menduga sejak awal, dan kini terbukti,tujuan Flora adalah membawa dirinya ke jurang.

“Jurang?” tanya Yuna, menatap Flora tanpa ekspresi.

Flora mengangguk dengan penuh kepuasan. “Benar, jurang ini akan jadi tempat terakhirmu.”

Yuna berdecih. “Kamu tidak malu membunuh orang di siang hari?”

Flora hanya mengedikkan bahu. “Apa bedanya malam dan siang, asal aku bisa mengirimmu kembali ke duniamu maka aku tidak peduli apa pun.”jawab nya penuh dendam.

Yuna ikut tersenyum tipis. “Kamu tidak takut terkena karma?”

Flora terkekeh, tatapannya meremehkan. “Karma apa yang kamu maksud?”

Yuna berpikir sejenak, lalu mengucapkannya dengan nada datar. “Aku betina yang punya jiwa suci. Tidakkah kamu takut membunuhku bisa membuat seluruh keluargamu terkena sial?”

Flora tertawa terbahak-bahak. “Di saat seperti ini pun kamu masih berusaha menakut-nakutiku.”tuduhnya.

Yuna mengangkat bahu, tenang. “Aku tidak menakutimu, aku cuma khawatir aja. Lagian kalau kamu bunuh aku, aku juga nggak akan rugi. Aku malah bisa kembali ke duniaku yang penuh teknologi itu, hidup bahagia tanpa beban apa pun.”

Respons tenang itu membuat Flora kesal. Rahangnya menegang, matanya membara.

“Sudah cukup omong kosongnya, aku di sini bukan untuk meladenimu bicara!” bentak Flora.

“Aku juga tidak minat mengobrol denganmu,” balas Yuna sengit, matanya menatap tajam.

Flora mendesis penuh kebencian. “Aku akan membunuhmu, Yuna. Kamu betina yang sok cantik dan menyebalkan!”

Yuna meliriknya sinis. “Aku memang cantik. Dibandingkan dengan dirimu yang kurus kering itu, aku lebih baik dari segi apa pun.”

“Kamu bilang aku kurus?” Flora terperanjat, suaranya meninggi.

Yuna mengangguk tanpa rasa bersalah, tatapannya datar.

Flora menggeram seperti harimau. Tiba-tiba, jari-jarinya memanjang, berubah menjadi cakar tajam mengkilat. Suasana hutan mendadak terasa lebih mencekam. Yuna mundur perlahan, hingga punggungnya nyaris menyentuh anjin jurang yang menganga. Dari bawah hanya tampak kabut pekat, seolah jurang itu tak berdasar.

“Pilihanmu hanya dua, loncat ke jurang atau aku cabik-cabik tubuhmu lalu aku buang ke jurang,” suara Flora terdengar dingin, penuh tekad.

Jantung Yuna berdegup kencang. Napasnya tercekat, meski ia tetap berusaha tampak tenang. “Pilihanmu sama saja,” ucapnya pelan.

Flora maju semakin dekat, cakarnya berkilau memantulkan cahaya matahari yang menembus celah pepohonan. “Pilihlah, Yuna. Jangan membuang waktuku!”

Yuna mulai berpikir keras." Kalau aku loncat, belum tentu selamat. Tapi kalau tidak loncat, tubuhku akan dicabik dan aku mati mengenaskan. Aku tidak mau mati konyol"gerutunya pelan.

Dalam pikirannya hanya ada satu hal. bagaimanapun, jika ia mati, tubuhnya pasti kembali ke dunia asal. Tapi ia tidak ingin kembali dalam keadaan cacat.

Tanpa berpikir panjang lagi, Yuna menutup mata rapat-rapat, merasakan angin kencang di wajahnya. Lalu, dengan satu tarikan napas panjang, ia melompat.

“AAAH…” teriaknya menggema di udara, tubuhnya melesat turun menembus kabut.

Flora tertawa terbahak-bahak dari tepi jurang, suaranya menggema menyeramkan. “Akhirnya dia mati juga. Ketua akan menjadi milikku seutuhnya,” gumamnya penuh kepuasan.

Namun di bawah sana, kabut yang menyelimuti jurang bergerak aneh, seolah menyambut tubuh Yuna. Tidak ada suara benturan, tidak ada tubuh yang terlihat jatuh ke dasar. Hanya keheningan, menyisakan tanda tanya besar…

*

*

*

Author double up nih~ ✨ Jangan lupa kasih like, komen, dan ulasan kalian ya biar Author makin semangat nulis bab selanjutnya! 💖

Nah, sekarang author mau tanya ke kalian. Gimana menurut kalian soal akhir bab ini? Yuna tadi udah loncat ke jurang, tapi kabut tebal di bawah sana kayaknya nggak biasa-biasa aja. Menurut kalian, Yuna beneran mati di dasar jurang? Atau justru selamat karena ada sesuatu yang misterius yang nyelamatin dia? 🤔

Coba tulis tebakan kalian di kolom komentar, author pengen banget tahu gimana feeling kalian soal nasib Yuna selanjutnya. Jangan lupa juga share pendapat kalian di kolom komentar ya,karena siapa tahu tebakannya ada yang bener dan bakal bikin kalian jadi pembaca paling jago nebak jalan cerita. 😍

So, menurut kalian gimana? Yuna tamat atau malah dapet kejutan besar setelah loncat? 🕊️

1
Mamie Mia
🙋🏻‍♀️🙋🏻‍♀️
Azida21: Terima kasih kakak🥰🙏
total 1 replies
❤️‍🔥
dapat kejutan besar pastinya
Azida21: Pasti besar dong,tunggu bab selanjutnya ya kak🥰🙏
total 1 replies
❤️‍🔥
gantung bgt 🤧
Azida21: Sengaja kak,biar besok kakak nya baca lagi😁🤭
total 1 replies
❤️‍🔥
hadir☝️
Azida21: Terima kasih kak🙏🥰
total 1 replies
❤️‍🔥
kakak gak lupakan kalau kakak yang bikin karekternya🙃
Azida21: kadang suka lupa kalau aku yang ciptain karakter nya 😁😁
total 1 replies
Ceisyaa
Cerita nya bagus🔥, btw semangat nulisnya thor 😆
Azida21: Terima kasih kak🙏🥰
total 1 replies
Aryanti endah
Luar biasa
Azida21: Terimakasih kak🥰🙏
total 1 replies
❤️‍🔥
part 26 kok gk bisa di buka?
Azida21: Bisa kok kak
total 1 replies
Musdalifa Ifa
semoga nanti pasangan Yuna dan ravahn akur, tapi begini juga kesanya lucu
Azida21: Semoga aja ya🥰
total 1 replies
❤️‍🔥
jadi gk sabar liat mereka mode bucin🤭
Azida21: sabar ya kak?,author sengaja alur nya nggak di cepetin biar cerita nya lebih berkembang dan nggak terkesan terlalu buru buru🥰
total 1 replies
Muhammad Sulchan
hadirr
Azida21: waduh makasih nih🥰
total 1 replies
❤️‍🔥
maklumlah,baru pertama kali punya pasangan 🤭
Azida21: iya nih,nggak peka banget🤭
total 1 replies
Musdalifa Ifa
suka banget
Azida21: Terimakasih ya kak🥰🙏
total 3 replies
❤️‍🔥
gemes bgt🤭
Azida21: Terimakasih udah coment 🥰
total 1 replies
Musdalifa Ifa
oke sih
Musdalifa Ifa: jelas ceritanya Thor yg oke
total 2 replies
❤️‍🔥
next
Musdalifa Ifa
ah syukur lah akhirnya up juga saya kira Hiatus🤭
Azida21: iya hiatus bentar🤭,soalnya lagi banyak kerjaan nih,tapi insyaallah author akan mulai aktif nulis lagi☺️☺️
total 1 replies
❤️‍🔥
Semangat 🔥🔥🔥
Azida21: terimakasih🥰
total 1 replies
❤️‍🔥
suka banget sama ceritanya
Azida21: terimakasih🥰
total 1 replies
❤️‍🔥
Aamiin... semoga kakak cepat sembuh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!