Alana, Rekha, Chyntia, Aurora, Tiara, Salsa, Shea, 7 orang gadis cantik yang harus berhadapan dengan 7 orang kating mereka yang sangat terkenal di kampus.
Jay, Jake, Owen, Gerry, Niko, Satria, Dewa, kating yang paling terkenal di semua kalangan mahasiswa, hingga membuat mereka menjadi wajah kampus untuk mewakili kampus dalam beberapa kegiatan terpaksa berhadapan dengan 7 orang mahasiswi baru yang ternyata cukup membuat mereka kewalahan dengan segala jawabannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 19
Ting...
Ponselnya berdering dan masuk sebuah pesan yang terdengar seperti sebuah pesan ancaman untuknya.
"Temui saya di cafe De Brulee. Saya tunggu jam 7 malam ini."
Deg!
Jake terkejut ketika membaca pesan yang masuk tadi. Terlebih ketika mengetahui bahwa nomor itu adalah nomor ponsel papinya Alana.
"Kalau sampai kamu tidak datang, saya yang akan datang ke rumah kamu!"
"Astaga, gimana ini?" gumam Jake setelah membaca pesan tersebut.
"Mampus, gue!" Jake menelan ludahnya dengan susah payah setelah membaca pesannya.
"Jam 6, astaga!" Jake langsung bangkit dan bersiap untuk bertemu dengan papinya Alana.
Bagaimana pun dia harus datang. Pasti ada yang ingin di bicarakan. Apa karena malam itu?
"Ah, bodo amat dah! Datang aja dulu." ucapnya lagi.
Entah apa yang membuat dirinya sampai berpakaian rapi begitu. Intinya Jake ingin memberi kesan baik di pertemuan pertama mereka. Oh tidak, ini bukan pertemuan pertama mereka. Karena pertemuan mereka terjadi di acara kampus waktu itu.
"Eh, mau kemana kamu? masih jam 6 loh ini, udah mah dating aja." ucap Sakha melihat putranya bungsunya sudah bersiap mau keluar.
"Ada mau ketemu orang,Pa." jawabnya jujur.
"Siapa?" masih penasaran dengan putranya.
"Hem, nanti Jake ceritain deh. Takut telat, soalnya ini antara hidup dan matinya, Jake." pamitnya pada sang papa yang membuat Sakha sebagai orang tua ikut penasaran. Sebenarnya siapa yang ingin di temui oleh putranya itu.
Tapi, sebagai orang tua, Sakha tidak ingin terlalu mengekang anak-anaknya dan membiarkan mereka melakukan sesuatu yang menurut mereka baik. Selama itu baik dan tidak menyalahi aturan, Sakha akan membiarkan mereka.
Sepanjang perjalanan menuju tempat pertemuan mereka, jantungnya berdebar kencang. Jake sempat mengirimkan pesan di group mereka.
"Doain gue, guys. Gue mau ketemu papinya Alana. Semoga gue balik dalam keadaan selamat." kirimnya pada teman-temannya yang membuat mereka langsung membalasnya.
Tapi hanya ada satu orang yang tidak membalas pesannya. Gerry, ya laki-laki itu yang tidak membalas pesannya.
Tapi Jake tidak memikirkan semua itu lagi karena dia sudah sampai di tempat pertemuan mereka.
"Mampus!" umpatnya saat melihat bahwa papinya Alana sudah duduk di sana.
"Maaf, Om. Saya-"
"Kamu terlambat 17 menit 37 detik!" ucap Yudha dengan nada datar.
Glug!
Jake menelan ludahnya secara kasar setelah papinya Alana bicara. Laki-laki itu bahkan sampai menghitung keterlambatan dirinya.
"Sekali lagi maaf, Om. Jakarta macet." berusaha menjawab.
"Kamu pikir saya tinggal di mana? Afrika?"
Deg!
Jake terkena serangan mental berhadapan dengan papinya Alana. Sungguh, dia tidak tau harus menjawab seperti apa lagi untuk kali ini.
"Kenapa diam? sudah tau dimana letak kesalahan kamu?" Jake menggelengkan kepalanya karena dia tidak tahu di mana salahnya.
Apakah karena dia terlambat, atau ada hal lain?
"Ya Tuhan! Kamu tidak tau di mana letak kesalahan kamu?" tanya Yudha lagi.
Jake tetap menggelengkan kepalanya karena memang dia tidak tau di mana salahnya.
"Atas dasar apa kamu berani mengajak putri saya keluar rumah dan siapa yang mengizinkan kamu untuk datang ke rumah saya?"
"Maaf sebelumnya, Om. Tapi saya datang untuk memenuhi undangan Alana. Lalu ketika saya datang ke rumah Alana minta tolong untuk di antarkan beli buku." jawab Jake apa adanya.
Dia teringat apa kata papanya, bahwa mereka harus berani karena bagaimana pun perusahaan akan jatuh ke tangannya. Karena kakaknya lebih memilih menjadi dokter seperti dan mengurus rumah sakit milik keluarga mereka dan Jake yang akan mengurus perusahaan serta beberapa toko roti milik mamanya yang tersebar di beberapa kota besar.
"Kenapa harus kamu di saat banyak supir di rumah? Katakan apa kelebihan kamu hingga membuat kamu percaya diri untuk mendekati putri saya? Kamu tau, Alana itu anak saya satu-satunya dan saya tidak akan membiarkan crocodile Newborn seperti kamu mendekati Alana!" ucap Yudha untuk membuat Jake sadar.
Dia ingin tau laki-laki seperti apa yang ingin mendekati putrinya ini.
"Maaf sebelumnya, Om. Tapi yang pasti saya itu ganteng. Tidak mungkin Alana mau jalan dengan saya kalau saya gak ganteng. Kalau mah ngomongin soal kekayaan baru saya malu, Om. Karena saya masih kuliah dan rasanya tidak pantas untuk membanggakan kekayaan orang tua saya." jawab Jake dengan penuh percaya diri.
"Cih, kamu masih kalah ganteng dengan saya!" balas Yudha yang menatap Jake dengan remeh karena menurutnya dia jauh lebih ganteng.
***
np ft gk bs di bk
next my