Vito Bramana seorang lelaki tampan berusia 28 tahun,seorang abdi negara. Vito telah lama mengabdi pada negara dan itu adalah cita cita nya. Nindy Nugraha Seorang gadis cantik bertubuh mungil,dengan mata sipit,hidung mancung,dan bibir mungil. Nindy adalah seorang relawan,butuh perjuangan untuk bisa menjadi seorang relawan. Hingga pada akhirnya tugas mempertemukan Vito dan Nindy dan perjalanan mereka dimulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risti rika safitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lulus
Pagi hari ini Nindy dan vero izin selama 3 jam karena mereka akan melakukan tes terakhir dan juga langsung menunggu pengumuman hasilnya.
Nindy dan vero kini sedang fokus menatap soal-soal didepan nya saat ini. Tidak ada candaan dari mereka berdua. Mereka benar-benar serius.
Rekan nya yang lain pun mengerti dan memberi semangat kepada mereka berdua. Semua warga juga tahu jika selama ini Nindy selalu belajar diwaktu luang. Mereka kagum dengan Nindy walaupun saat ini ia sedang bertugas sebagai relawan ia bisa membagi waktunya dengan baik.
Lain hal nya dengan Nindy dan vero kini diluar gedung Rafael dan dokter lainnya sedang melakukan tes yang ke tiga kalinya untuk para warga yang terdampak virus Ebola. Warga yang belum terinfeksi parah akan dipisahkan dengan yang sudah terinfeksi parah.
"Duh! Kenapa jadi lesu gini ya pas ga ada Nindy" ucap Rafael dalam hati
Ia merasa tidak semangat hari ini karena tidak hadirnya Nindy. Biasanya ia akan dibuat tertawa dengan tingkah ceria dari Nindy. Huh! Dia tidak boleh seperti ini. Dia harus fokus kepada tugasnya.
Vito saat ini sedang pergi menemani anggota nya berbelanja kebutuhan mereka selama bertugas. Mulai dari bahan makanan, minuman, buah-buahan serta cemilan untuk anak-anak.
"Lapor Ndan tadi malam saya melihat pasukan KKB berkeliaran disekitar bangunan tempat kita tinggal saat ini" lapor salah satu anggota TNI
Vito yang mendengar itu pun terkejut. Kenapa bisa pasukan KKB berada disekitar mereka. Inilah yang Vito takutkan jika menempati bangunan lama yang kemungkinan dijadikan tempat singgah para orang-orang KKB tersebut.
"Perketat keamanan disekitar bangunan! Jangan biarkan para warga,dokter maupun relawan keluar saat malam hari!" Ucap Vito pada anggota nya
"Siap komandan" jawab anggota tersebut tegas
"Semoga saja mereka tidak menganggu kami ya Allah" doa Vito dalam hati
\~
Nindy dan vero sudah selesai melakukan tes terakhir mereka. Saat ini mereka tinggal menunggu hasil nya saja. Sejak tadi nindy bergerak kesana kemari tidak tenang ia takut dengan hasilnya.
"Udah dong nin! Lo ga capek apa mondar-mandir kayak setrikaan! Harusnya lo berdoa" omel Vero menutupi kecemasan nya
"Gue deg-degan banget tau! Gue takut sama hasilnya" ucap Nindy cemas
"Lo harus yakin kalo Lo pasti lulus!" Ucap Vero meyakinkan sahabatnya itu
Ting!
Sebuah notifikasi muncul dilaptop Nindy. Vero dan Nindy saling bertatapan dengan wajah tegang nya. Jantung mereka berdetak kencang. Dengan mengumpulkan keyakinan Nindy mendekati laptopnya diikuti Vero.
Sebuah notifikasi dengan bahasa Korea muncul. Yang mereka yakini itu adalah pemberitahuan hasil tes mereka selama ini.
"Bismillahirrahmanirrahim" ucap Nindy
Ia memejamkan mata sejenak lalu mulai membuka pesan tersebut. Mereka mengamati dengan seksama. Semua terlihat masih aman hingga...
Tes!
Air mata Nindy menetes kala melihat namanya dan juga sahabat nya dinyatakan lulus. Nindy menangis terisak ia tidak menyangka jika ia bisa lulus dari ribuan peserta. Ia bangga pada dirinya sendiri.
Vero memeluk Nindy erat. Ia juga menangis dan tidak menyangka dengan apa yang ia lihat didepan mata nya saat ini.
"Hiks kita lulus hiks" ucap Vero terbata
"I-iya hiks gue ga nyangka bisa lulus" sahut Nindy sambil sesenggukan
Mereka terus berpelukan menumpahkan segala kebahagiaan yang saat ini mereka rasakan. Semuanya akan dimulai. Kehidupan baru Nindy akan dimulai dari sekarang!
Lelah menangis mereka mengusap pipi masing-masing dengan tisu. Lalu mereka berpandangan dan tiba-tiba tertawa bersama.
"Hahaha lihat mata Lo bengkak" ucap Vero tertawa ngakak melihat mata Nindy yang membengkak dan hidung yang memerah.
"Lo juga ya! Liat tu mata Lo" tunjuk Nindy pada mata Vero
Vero hanya tertawa. Ah! Mereka ini memang selalu bisa tertawa lepas walau tadi habis menangis sesenggukan.
"Nin! Ini adalah awal kehidupan Lo! Gue harap setelah ini ga ada lagi air mata kesedihan! Lo harus fokus sama kuliah Lo nanti! Lo juga harus fokus sama bisnis yang akan Lo buat! Stop! Untuk mikirin keluarga lo lagi! Mereka disana belum tentu memikirkan keadaan Lo!" Ucap Vero pada Nindy
Nindy terdiam mendengar ucapan Vero. Apa yang dikatakan vero ada benar nya. Sudah saat nya kini ia harus menara kehidupan nya! Menata masa depan nya. Ia harus melupakan semuanya. Melupakan rasa sakit yang ditorehkan keluarga nya! Ia akan berjuang sendiri untuk masa depannya.
"Iya lo benar! Gue harus fokus sama masa depan gue sekarang" ucap Nindy sambil tersenyum
"Apa suatu hari nanti lo akan pulang ke Indonesia?" Tanya Vero hati-hati
"Gue gatau ver! Gue gatau apa gue harus kembali ke negara yang menorehkan luka dihati gue! Bahkan saat ini ucapan itu masih terngiang-ngiang ditelinga gue! Menurut lo, gue harus gimana? Ck! Kebahagian mereka itu saat gue ga ada diantara mereka ver! Jadi untuk apa gue balik kesana! Gue ga mau ngingat luka itu semua! Luka fisik dan luka batin gue" jawab Nindy sendu
Jelas saja ia berbicara seperti itu. Siapa yang tidak merasakan sakit saat orang tua nya membenci dirinya. Orang tuanya memberikan luka fisik untuk dirinya! Orang tuanya juga yang memberikan luka batin untuknya! Haruskah ia kembali? Tidak! Ia tidak akan mau Kembali kesana!
"Itu semua keputusan Lo! Gue sebagai sahabat bakal dukung apapun yang menurut Lo itu baik. Jadi anggap diri Lo sendiri disini! Ada gue,ada mami dan papi yang selalu ada buat Lo" ucap Vero tulus
"Makasih ya! Lo dan keluarga udah baik banget sama gue selama ini. Gue beruntung punya sahabat kayak Lo" ucap Nindy sambil memeluk Vero.
JAKARTA
Saat ini Nugraha sedang berada dikantor nya. Ia sedang banyak pekerjaan akhir-akhir ini. Ia juga harus meninggalkan pekerjaan nya nanti selama 3 hari untuk pergi ke puncak merayakan ulang tahun putri nya.
Nugraha menghentikan aktivitas nya. Ia menatap bingkai foto yang ada diatas meja kerjanya. Didalam bingkai tersebut ada foto dirinya dan juga kedua anaknya. Nugraha menatap nanar ke arah foto Nindy.
Setelah ia mengucapkan untuk tidak menganggap Nindy putrinya lagi ia merasakan sakit dihatinya. Hati dan pikiran bertolak belakang. Jujur saja! Ia sebenarnya tidak berniat berkata seperti itu. Tapi saat mengingat kembali ucapan Heni membuat emosi memuncak.
"Papa harap ini semua tidak benar sayang! Papa merasa tidak percaya jika kamu bertingkah dan mengatakan hal seperti itu! Tapi papa juga tidak bisa untuk tidak percaya pada kakak kamu" ucap Nugraha sambil mengelus foto Nindy
"Kamu tau sayang! Saat kamu memutuskan untuk pergi rumah terasa sepi! Mama kamu sering jatuh sakit memikirkan kamu! Papa yang tidak semangat kerja. Papa rindu kamu nak!" Ucap Nugraha sambil meneteskan air matanya.
Ia lemah jika sudah berurusan dengan putrinya. Ia merasa bersalah pada Nindy namun ia juga merasa marah atas kelakuan Nindy. Setiap malam ia terus memikirkan Nindy.
Nindy adalah permata dikeluarganya. Nindy adalah cucu kesayangan orang tua Nugraha. Nindy juga disayangi oleh keluarga saudara nya. Mereka semua belum mengetahui masalah ini.
"Papa harap suatu saat nanti jika kita bertemu kamu tidak melupakan papa nak" ucap Nugraha sendu
Sedangkan diluar ruangan ada seorang wanita yang sedang menangis. Dia adalah Diana. Ia mendengarkan isi hati suaminya. Ia paham apa yang dirasakan suaminya.
Namun setiap mereka mengingat nindy Heni selalu saja memberikan informasi yang membuat mereka marah.
"Mama juga berharap kamu diluar sana selalu sehat nak! Jaga diri kamu baik-baik! Dan semoga saja ini semua hanya mimpi!' ucap Diana dalam hati
HAPPY READING ❤️