NovelToon NovelToon
Dendam Untuk Aurora

Dendam Untuk Aurora

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Romansa
Popularitas:8.4k
Nilai: 5
Nama Author: Aurora Mecca

Aurora menjalani hukuman selama 5 tahun di balik jeruji besi. Bahkan setelah keluar dari penjara, Devandra Casarius tetap menyiksa Aurora , tanpa ampun. Apakah Devandra Casarius akan berhenti belas dendam ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora Mecca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TEBAKAN YANG SALAH

Aurora pulang dari makam dengan hati yang lapang mencoba untuk tegar agar Alvero tidak merasa sedih melihat ibunya yang terpuruk dan saat perjalanan pulang terdapat notifikasi pesan dari nomor yang tidak dikenal.

Aurora penasaran lalu membukanya.

Aurora nampak tersenyum simpul dengan mata yang berbinar.

'Alhamdulillah,,,, besok interview kerja mudah mudahan berjalan lancar' lirih Aurora dalam hati.

Sesampainya dirumah, nampak Hamida duduk didepan rumah dengan gelisah.

Hamida merasa khawatir karena Aurora tak kunjung pulang padahal pamitnya hanya sebentar.

Saat Hamida melihat bayangan Aurora, Hamida berjalan tergopoh gopoh menjemput Aurora dengan tangisnya.

"Kamu kemana lagi Ra,,, kenapa pakaianmu bisa basah kuyup kaya gini" Tanya Hamida dengan memegang badan Aurora.

"Tadi kehujanan tapi gak ada tempat berteduh" Jawab Aurora dengan berbohong.

Hamida menyuruh Aurora untuk masuk dan berganti pakaian, sementara Hamida membuatkan teh hangat untuk Aurora.

tok tok tok,,,,

Terdengar bunyi pintu yang terketuk.

"Teh hangatnya diminum dulu Ra," Ajak Hamida sambil melumuri kakinya dengan minyak urut karena kakinya merasa pegal.

Aurora keluar kamar dengan memakai daster berbahan katun dengan warna polos biru laut tanpa lengan.

Dia duduk disamping Hamida dan mencium bau minyak urut.

"Hemmmm pasti kecapean, Aurora pijitin ya nek" Ujar Aurora sambil merentangkan kaki Hamida lalu memijitnya pelan.

"Bagaimana hubungan kamu dengan William" Tanya Hamida tiba tiba, membuat Aurora yang akan meminum teh hangatnya jadi terhenti lalu memandang Hamida.

"Kita sudah putus nek,,, maklum sama sama gak kuat hubungan jarak jauh" Jawab Aurora sambil tersenyum dan bercanda.

Dalam hati Aurora terasa sesak, bagaimana tidak, dia mengorbankan masa depannya demi orang yang dicintainya namun balasan yang dia terima malah seperti ini.

Aurora hanya ingin mendengar penjelasan dari William tentang kejadian semua ini. Dulu William bukan orang yang akan meninggalkannya begitu saja, dan Aurora berfikir ini bukan seperti William, dan dia harus menjelaskannya.

"Besok Aurora interview kerja nek,,,,, doain Aurora ya nek biar bisa keterima," Harap Aurora sambil terus memijit kaki Hamida.

Hamida mengangguk dan matanya memandang Aurora seakan akan ada sesuatu hal yang ingin Hamida sampaikan namun tertahan oleh suatu hal.

"Nenek kenapa?" Tanya Aurora yang melihat Hamida nampak membuka bibir namun sengaja dia tahan.

Hamida tak menjawab lalu memeluk Aurora dengan lembut dan Hamida menahan tangis memaksa agar tidak keluar.

Aurora memahami bahwa Hamida takut jika dia akan pergi dan meninggalkannya.

'Maafkan aku nek,,, ,kali ini aku akan benar benar menjagamu,' lirih Aurora dalam hati berjanji pada diri sendiri.

***

Saat pagi telah datang Aurora sudah berada di ruang interview dengan memakai baju kemeja putih yang sudah kusam berlengan pendek dan bercelana hitam serta bersepatu usang.

Dia bergabung dengan puluhan orang yang sama sama berharap agar diterima kerja.

Mereka memasuki ruangan interview dengan cemas dan jantung yang berdebar.

Aurora menunggu giliran masuk dengan perasaan yang khawatir. Setelah hampir tiga puluh menit menunggu, kini tiba giliran Aurora masuk untuk wawancara.

"Aurora Mecca masuk" ucap petugas didepan ruangan memanggil Aurora.

Saat Aurora masuk dan duduk, mata Aurora terbelalak lebar dan matanya tak berkedip selama beberapa detik.

Matanya memandang pada orang yang tepat ada di depannya.

'William,' Ucap lirih dalam hati Aurora seakan tak percaya siapa yang ada didepannya.

Aurora menunduk kebawah lalu mengangkat wajahnya dengan hati yang bergemuruh.

Saat mata mereka saling pandang tampak wajah William yang memucat , tangannya gemetar lalu menyeka wajahnya yang berkeringat.

"Aurora Mecca ya" Tanya Devi salah satu pewawancara membuyarkan pandangan Aurora yang berfokus ke William.

Sementara John yang ikut mewawancarai nampak heran dengan tingkah laku Aurora dan William.

"Iya bu,, saya Aurora," Jawab Aurora dengan suara yang bergetar.

"Perkenalkan saya Devi kepala HRD disini, sebelah kanan saya ada pak John sekretaris sekaligus kepercayaan CEO kita dan sebelah kiri saya ada pak William General Manager kita" ucap Devi memperkenalkan diri.

"Apa motivasi kamu kerja disini" Tanya John tanpa basa basi.

"Saya adalah tulang punggung keluarga, dirumah saya hanya ada nenek yang sudah tua renta sedangkan kedua orang tua saya sudah lama meninggal" Jawab Aurora mencoba menutupi perasaan yang kalut.

"Apa ada yang ingin bapak tanyakan pak William" Tanya Devi sambil menepuk tangan William yang terlihat kurang fokus.

William berdehem kemudian menegakkan tubuhnya yang tadi lemas.

"Sebelum bekerja disini, mbak Aurora kerja dimana?" Tanya William dengan lemah lembut.

Mendengar hal tersebut, Aurora memicingkan mata dan tangannya mengepal.

"Saya kerja diluar kota selama lima tahun sebagai petugas kebersihan di tahanan dan saya kembali karena ingin menemani nenek saya yang telah lama saya tinggalkan" Jawab Aurora berbohong.

Aurora merasa penasaran bagaimana bisa William meninggalkannya dan tidak merawat neneknya sementara dia disini telah sukses dan menjadi General Manager.

Sementara mendengar hal tersebut John nampak tertegun sedangkan William menunduk kebawah, tangannya gemetar dan tenggorokannya kering seakan tak mampu untuk bersuara lalu dia mengambil air mineral didepannya lalu meminumnya.

"Saya rasa wawancara cukup sampai sekian, dan nanti akan di hubungi kembali" ucap Devi mempersilakan Aurora untuk pergi.

John memperhatikan Aurora yang mencuri pandang ke arah William begitu juga dengan William yang nampak diam diam memandang Aurora.

'Apa ini jatuh cinta pada pandangan pertama,' gumam John dalam hati.

1
Yuki Nagato
Makin ketagihan.
Hebe
Ceritanya keren banget, semangat terus thorr!
Bea Rdz
Gak bisa tidur sampai selesai baca ini cerita, tapi gak rugi sama sekali.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!