NovelToon NovelToon
Pesona Wanita Penggoda

Pesona Wanita Penggoda

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Cintamanis / Duda / Balas Dendam / Cinta Terlarang / Fantasi Wanita
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Danira16

Melisa terpaksa menjalani kehidupan yang penuh dosa, demi tujuannya untuk membalaskan dendam kematian orang tuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danira16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Main Sama Pak RT

Melisa yang mendengar itu membuka matanya dengan lebar setelah pak RT mengatakan keinginannya.

"Bapak gak waras ya?"

"Waras kok Mel, gimana sayang?" G0da pak RT yang tangannya telah genit merangkul bahu Melisa.

"Lepaskan pak, ini gak sopan tau." Geram Melisa menampik kas4r tangan pak RT.

"Ayolah Mel, jika kamu menolak aku akan beberkan video p4 n45 kamu sama ayahmu." Ancam pak RT yang mulai memaksa Melisa.

Lagi dan lagi bola mata Melisa membulat, dan tajam menatap pak RT yang malah sibuk memainkan ujung rambut Melisa.

"Jangan marah terus cantik, nanti cepet tua lho."

"Biarin aja." Cetus Melisa jengah.

Pak RT sejenak menoleh ke kanan dan ke kiri, saat dirasa aman tanpa banyak persetujuan dan Melisa, pak RT menarik tangan Melisa dan membawanya keluar dari halaman.

"Lho pak RT mau ngapain, lepaskan Melisa." Seru Melisa melirik keadaan sekitar rumah.

Untungnya saat itu keadaan perumahan sepi sekali, karena memang  semua orang pada saat itu sedang beraktivitas untuk bekerja.

"Udah ikut aja....." Jawab pak RT seraya menarik pergelangan tangan Melisa dengan terburu-buru.

Melisa yang bingung hanya mengikuti pak RT hingga ia kini sudah di tarik masuk ke rumah pria tua yang telah memiliki cucu satu.

"Lho ini kan rumah pak RT, ngapain kita ke sini pak?" Cetus Melisa melirik keadaan rumah yang sepi.

"Iya memang, jadi di sinilah kita bisa bermain yang sama seperti di video kamu dan ayahmu." Jawab pak RT dengan seringai liciknya.

"Dasar tu4 b4ngk4, sudah punya cucu masih juga g4t3l. Gak malu?" Sindir Melisa sengaja supaya pak RT itu sadar akan tindakannya.

"Sayangnya tidak, karena yang bapak inginkan itu kamu Mel, ayo kita kita main disini." Ajak pak RT yang bikin Melisa mu4k.

Brugh!!

Melisa dijatuhkan ke kasur milik pak RT, sedangkan Melisa ketakutan melihat orang tua bau tanah itu sudah mel3p4skan satu persatu kain milik Melisa.

"Pak RT jangan gil4, nanti kalo Bu RT tahu gimana?"

"Gak mungkin Mel, isteri aku itu sedang pergi keluar kota selama seminggu. Jadi kita bisa bebas nani-nu." Bisik pak RT yang entah kapan ia sudah tepat berada di atas tubuh Melisa.

Selanjutnya selang beberapa menit terdengar suara Melisa yang m3rac4u dan menjerit saat pak RT m3ngumul! Nya dengan semangat empat puluh lima.

Sementara kini Rudy sudah berada di rumah sakit tempat dimana istrinya bersiap untuk di operasi.

Rudy telah sampai disana pada pukul 9, disana ia juga bertemu adik dari isterinya, juga dengan sodara lainnya.

"Sayang, aku datang." Ucap Rudy sesaat ia melangkah ke ruangan rawat Lusi.

"Rudy....kenapa kesini? Aku bilang kan tidak perlu datang."

"Tapi sayang memangnya aku tidak boleh ya menemani kamu saat ini? Memangnya kamu tidak rindu aku?" Lirih Rudy.

"Tidak salah ya? Memangnya kamu rindu aku ya mas? Apalagi saat ini ada Melisa di samping kamu dan mengantikan tugasku." Cicit Lusi yang kini seolah ia merasa cemburu dan terabaikan oleh Rudy.

"Maafkan aku sayang, bukankah kamu sendiri yang memintaku untuk tidak menghub*ngi kamu dan fokus akan program anak?" Jawab Rudy.

Lusi sebenarnya kecewa mengatakan hal itu saat ia menyuruh Rudy untuk tidak menghubungi atau menemuinya dulu. Lusi mengira Rudy akan tetap menemui bahkan mengontak dirinya.

Namun sayangnya Rudy malah menuruti ucapannya, apakah karena Melisa lebih menyenangkannya dari pada dirinya ini? Itu yang ada dalam batin Lusi yang menjerit kesal.

"Sayang aku kangen kamu." Lanjut Rudy dan melabuhkan alat ucapnya pada sang istri.

Sedetik itu pun Lusi luluh akan k3cup4n lembut suaminya, wanita tua itu berbinar dan bermanja ria dengan Rudy.

Adiknya juga sodara yang melihat itu memilih untuk menyingkir dari pasangan suami istri itu dari ruangan.

"Gimana kabar Melisa mas?" Tanya Lusi dalam dekapan Rudy.

"Baik, dia titip salam padamu." Jawab Rudy mengeratkan pelukannya.

"Kalian sudah sering kan....?? Biar cepet hamil." Ucap Lusi.

"Sudah, kamu jangan cemaskan itu. Yang penting untuk saat ini kamu pikirkan kesehatanmu. Kamu sudah siapkan untuk menjalani operasi?" Tanya Rudy memastikan.

"Tentu saja sudah mas."

Tepat pukul 10 pagi kurang beberapa menit para tenaga medis pun datang, mereka sebagian pria dan wanita memakai baju operasi.

Brankar Lusi di dorong hingga menuju ke ruangan operasi, sedangkan Rudy dan yang lainnya itu mengikutinya saja dari belakang.

Hingga sampai di ruang operasi, Rudy sebelum berpisah dari isterinya ia mengiyakan tangan Lusi. Tak lupa ia juga m3nc!um kening istrinya.

"Semangat ya sayang, supaya kita bisa cepat berkumpul." Ucap Rudy menyemangati Lusi.

"Iya mas, i love you mas ...."

"I love you to sayang." Balas Rudy.

Pintu pun tertutup saat brankar Lusi telah memasuki ruang operasi, lampu pun menyala selang sepuluh menit yang lalu, menandakan operasi sedang di lakukan.

Di luar ruangan operasi semuanya terlihat cemas menunggu, tak terkecuali dengan Rudy. Sedangkan Lisa dan saudara yang lain mulai berdoa atas kelancaran operasi kakaknya.

Rudy mengirim pesan pada atasannya bahwa hari ini ia akan izin tidak masuk bekerja karena harus menunggui istrinya operasi pengangkatan rahim.

Tak lama setelah mengirimkan pesan, masuk pesan yang berasal dari bosnya. Dan isinya bahwa Rudy di izinkan tidak masuk dan boleh menunggui istrinya sampai sembuh.

Nyatanya telah menunggu 1 jam lebih, operasi belum juga selesai. Hingga rasanya Rudy jenuh menunggui operasi Lusi, belum lagi tatapan ketidaksukaan keluarga Lusi pada dirinya.

Walaupun sebenci itu padanya, Rudy tetap berusaha ramah dan mengobrol dengan mereka.

Kebosanannya dalam menunggu istrinya itu, membuat Rudy membayangkan pertempuran hebatnya antara dirinya dengan Melisa.

Dan saat membayangkan hal itu otomatis pikirannya hanya tertuju pada Melisa yang berada di rumah sendiri.

Baru beberapa jam saja ia sudah merindukan akan sosok Melisa istri mudanya, keluwesan serta kecantikannya mampu meluluhkan hati Rudy.

"Sedang apa kamu dirumah sendirian sayang? Ayah rindu kamu." Batin Rudy.

Nyatanya saat ini Melisa tidak berada sendiri dirumahnya, namun kini istri mudanya itu sedang berada dirumah pak RT.

Walau kesal Melisa akhirnya membiarkan dirinya di gagah! pak RT karena ancaman bandot tua itu yang akan menyebarkan videonya hingga menjadi terkenal nantinya di kawasan perumahan itu, jika itu akhirnya tersebar.

Melisa yang tahu bahwa pria diatasnya akan sampai pun mulai berseru.

"Keluarin diluar saja pak....." Perintah Melisa.

Akhirnya sesuai yang diminta Melisa, pak RT menumpahkannya di sana. Band0t tua itu pun juga jatuh terkulai.

Melisa mengambil pakaiannya dan memakainya satu persatu, sedangkan pak RT terlihat kelelahan sehabis menjajal serabi lempit Melisa.

"Mel, kamu mau kemana sayang?" Tanya pak RT yang kini sedang melengkapi pakaiannya.

"Mau pulang." Jawab Melisa acuh.

"Besok kamu kesini lagi ya Mel, mumpung istri bapak lagi pergi."

Mata Melisa langsung mendelik kepada tua bangka itu. "Gak akan, cukup sekali aja." Bentak Melisa kesal.

"Oh begitu, jadi kamu lebih baik menanggung malu ya?"

"Maksudnya apa pak?"

"Kamu lebih baik malu orang-orang melihat video kamu itu ya?" Ancam lagi pak RT yang makin ingin merasakan serabi Melisa lagi.

"Bapak ngancam saya ya, licik!!"

"Terserah kamu bilang apa, yang jelas datang besok pagi setelah ayah kamu berangkat bekerja." Tekan pak RT penuh dengan ancaman.

Melisa tak menjawab, ia memilih langsung pergi dari rumah pak RT yang bikin ia emosi tingkat jiwa.

Saat baru keluar dan melangkah keluar, sekarang wanita tua menghampiri dirinya.

"Lho Mel kamu dari tempat pak RT ya?" Tanya wanita itu yang usianya hampir sama seperti usia ayahnya.

Melisa langsung gugup detik itu juga, seakan mulutnya terkunci.

"Iya Bu."

"Ada keperluan apa mbak?" Tanya wanita itu lagi.

Melisa tersenyum pada wanita itu. "Keperluan minta surat untuk mencari pekerjaan Bu." Bohong Melisa.

"Oh begitu ya mbak, semoga sukses ya mbak." Ucap ibu itu dan langsung pergi.

Kepergian wanita itu membuat Melisa lega, ia langsung buru-buru pulang ke rumah. Untungnya wanita tadi itu tidak curiga padanya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!