NovelToon NovelToon
Bukan Dukun Beneran

Bukan Dukun Beneran

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Mata Batin / Kumpulan Cerita Horror / Hantu
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Gerimis Senja

_Simple Komedi horor_

Demian, seorang anak miskin yang mencoba kabur dari bibi dan pamannya malah mendapat kesialan lain. Ya.. ia bertemu dengan seorang pemuda sebayanya yang tidak masuk akal dan gila. Lantas apakah Demian akan baik-baik saja??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gerimis Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Suara dari Luar

Demian dan Alsid berdiri mematung di ambang pintu kosan. Angin berdesir kencang, seolah membawa ketakutan masuk ke dalam rumah. Jantung mereka masih berpacu keras, sisa dari ketegangan melihat foto misterius tadi.

Lalu..

Pemikiran aneh membawa mereka menerka hal yang tidak pasti, juga tidak masuk akal. Tapi sungguh sudah terjadi.

Dengan berhati-hati, mereka mulai menggerakkan anggota badan yang menegang karena adrenalin yang memuncak, alias ketakutan.

"Sid... Apa... kita periksa benda itu sekarang juga," bisik Demian gemetar, karena ia juga pasti tau kalau saat ini Alsid sepemikiran dengannya.

"Gue setuju... sebelum gue keburu mati penasaran. Karena gak dipungkiri, awal beli juga gue sempet liat dia pindah posisi ke ruang tengah, tapi elu gak percaya, malah bilang gue c*bul ama boneka." Alsid masih terlihat kesal karena peristiwa waktu itu.

"LAH! Tapi kamu sendiri juga begitu pas aku bilang ada sesuatu di ruang tengah semalam."

Alsid menggarukkan kepalanya sambil cengengesan. "Ya.. gue kan masih setengah tidur itu. Yaudah deh, kenapa jadi bahas itu. Mending kita cek boneka itu sekarang juga!! Tapi lu di belakang gue aja ya, jangan tiba-tiba narik celana gue lagi."

Demian langsung menggeplak tengkuk Alsid. "Woi! Gue tadi bukan narik celana, tapi pegangan karena takut!" seru Demian tersinggung.

Dengan langkah perlahan, mereka menuju dapur. Ruangan itu remang, hanya diterangi lampu kecil di sudut dekat wastafel, karena seluruh ruangan tertutup dan jendela pun tak dibuka, sore hari ini sukses membuat seisi kosan terasa mencekam. Udara terasa dingin, padahal malam itu tidak hujan.

Demian menempel seperti lintah di punggung Alsid, matanya tak lepas dari benda yang terduduk kaku di ujung ruang—boneka itu. Masih di tempat yang sama. Tak bergerak. Tak ada tanda-tanda aneh juga dari si boneka.

"Gila, ternyata dia masih di situ," gumam Alsid. Lalu cengengesan.

"Ya iyalah, mau jalan ke mana dia? Tapi... yakin dia gak gerak sama sekali? Kan udah dua kali pindah tempat."

Mereka mendekat pelan, seolah itu adalah anjing galak dan rabies yang harus di tenangkan. Alsid jongkok, lalu menatap lekat-lekat wajah boneka tersebut. Wajahnya polos, tersenyum manis, dengan pipi kemerahan dan rambut hitam panjang yang tampak halus. Matanya... seolah menatap lurus ke arah mereka.

Cantik, sangat cantik seperti idol korea dan penampakkannya pun asli manusia, tidak ada boneka-bonekanya sama sekali. Tapi di satu sisi, entah kenapa dia jadi terlihat begitu menyeramkan.

"Gue jadi pengen nyubit idungnya," celetuk Alsid sambil menyipitkan mata.

"Hah? Buat apa?!"

"Siapa tahu dia bukan boneka, tapi manusia. Kalo gue cubit idungnya dan dia gak bisa napas, berarti dia pura-pura jadi boneka."

Demian memelototinya. "Itu logika dari planet mana?! Gimana kalau tiba-tiba kamu pencet idungnya, terus dia nangkap tanganmu sambil teriak kenceng, dan menyeretmu ke neraka?"

Alsid tak peduli. Ia pun mencubit pelan hidung boneka itu.

"Hmm. Lembek, lembut. Asli kayak beneran kulit manusia. Nggak ada reaksi," katanya santai. "Ya udah, fix boneka. Gimana kalau kita pencet yang lainnya?"

"JOROKKKK!!" pekik Demian kesal.

Demian masih tidak yakin. "Kalau... kalau ternyata dia boneka berhantu gimana?"

Deg.

Mata Alsid melebar. Ia menoleh dengan wajah ngeri. "Lu jangan ngomong gitu dong."

"Beneran, Sid. Kalau boneka itu kerasukan atau wadah roh gentayangan, terus kita megang-megang dia, bisa aja kita ikut kesurupan."

"Enggak. Gak mungkin. Gue beli ini dari Jepang. Jepang itu negara maju, ngerti gak? Saking majunya, hantu pun takut hidup di sana! Mana berani hantu nempel di negara digital?!"

Demian mencibir. "Kamu pikir setan takut sama WiFi?!"

"Ya kali! Mereka jadul, bro. Liat kabel aja bingung."

Demian menghela napas panjang. "Udah deh, coba baca doa. Pegang kepalanya, terus dimulai dari A'udzu billahi min ash-shaytan ir-rajiim."

Alsid menelan ludah. "Yakin? Nggak salah? Kalau entar malah gue yang kesurupan abis lu doa gimana?"

"Emangnya kamu setan?"

"Ya siapa tau ada benda tak kasat mata yang nempel di badan gue. Pas lu doain, malah kesurupan sampe besok pagi."

Demian mengerutkan dahi. "Oon ah!!" gerutunya. Tapi.. ia melirik ikatan tali yang masih bertengger di leher Alsid, dan kini terlihat mulai terik.

"Pegang aja pelan-pelan, terus baca. Siapa tahu kita bisa usir kalau dia beneran kerasukan."

"Ya lu ajarin gue doanya!!"

Demian meringis. "Lah? Bukannya kamu yang dukunnya. Kan ki Sid? Masa Ki Sid minta ajarin orang doanya."

Alsid menyipitkan matanya ke arah Demian. "Jadi lu mau ngajarin gue apa mau ceramahin gue?"

"Yaudah!" Demian mengalah.

Dengan ragu, Alsid mengangkat tangannya. Jari-jarinya gemetar saat perlahan mendekati kepala boneka itu. Demian ikut merapat, siap membaca doa.

Baru saja tangan Alsid menyentuh rambut boneka, tiba-tiba...

"Tolong..."

Deg!!!

Mereka membeku.

Suara itu sangat pelan. Seperti bisikan. Tapi masing-masing dari mereka saling lirik tanpa berkata, mengumpan balik informasi hanya dari tatapan saja.

Jelas, itu bukan halusinasi dari salah satunya. Itu.. jelas suara yang bisa didengar oleh keduanya. Dan kalau pendengaran mereka tak salah, mereka yakin kalau suara itu berasal dari luar.

"Tolong aku..."

Suara itu terdengar lagi. Bunyinya seperti suara perempuan. Lemah. Tersedu. Seolah seseorang sedang menangis dan memohon dengan suara tercekat. Bahkan hanya dengan mendengar, mereka bisa ikut merasakan kesakitannya.

Demian langsung membenamkan wajahnya ke punggung Alsid.

"Sid... SID! Kamu denger juga nggak?!"

"D-Dengar..." bisik Alsid. Wajahnya pucat. "Lu jangan ngedusel kayak anj*ng gitu!! Gue jadi panik ini!!"

Mereka menoleh bersamaan. Dari dapur, suara itu datang dari arah jendela di ruang tengah. Tirai tipis tampak sedikit bergoyang. Dan di sana, seolah ada bayangan hitam yang berdiri dan berusaha menatap ke dalam.

"Tolong... tolongin aku... Ki Sid...."

Demian langsung melotot ke arah Alsid yang kini tersenyum dengan bibir yang membiru. Jelas saja, itu adalah nama kerjanya, kalau setan betulan datang untuk menguji kesaktian dukunnya, dia bisa pingsan dan kencing celana dua menit sekali.

"Tolooooong!!"

Suara itu terdengar lagi. Kini lebih jelas dari sebelumnya. Lebih pilu dan menyedihkan.

Demian dan Alsid saling pandang. Tubuh mereka kaku, tengkuk mereka dingin, dan bulu kuduk berdiri serempak seolah mendapat tiupan dingin dari bisikkan teman yang mengatakan, 'Pinjam seratus.'

Mereka menatap boneka yang masih duduk di depan mereka, tersenyum.

Lalu mereka menoleh ke luar, ke arah suara itu berasal.

Apakah suara itu... datang dari luar rumah?

Atau...

Dari dalam boneka itu sendiri?

Bersambung...

1
Rizka Yuli
bagus ceritanyaa,bikin penasaran
Nurindah
suka ama karakter celin...😍😍😍
Ika Ratnasari
next... 😍😍😍
Nana Colen
tenang alsid sekarang udah tambah personil lagi pasti dibantuin... emang begitulah resikonya jd dukun alsid.
kalou gak kena pasien akan ngebalik ke yang ngobatin maka jangan main main dengan peran dukun karena itu akan kembali ke kita kalau kekuatanya lebih kuat dari kita
Nasya nindi Nasya
alur ceritanya seru. ngk bertele.. ni rekomended buat yg suka humor plus horor
Nasya nindi Nasya
apa cewek yg di bawak sma papanya alshid itu yg ngirimin soalnya kan si demian bisa lihat tatap matanya si cwek... semoga makin rame yg membaca. saolnya ceritanya seru
Ayanii Ahyana
cerita swbagus ini kenaaaapaa sepoy sihhh
Ayanii Ahyana: iyaaaaa.. kita yg srius baca jdi kpikiran endingnya
Nurindah: mungkin masih pada trauma kali kak soalnya novel sebelum2 nya ngk sampai tamat aku aja ngarep bgt untuk cerita yg ini mudah2 an bener2 sampai tamat
total 2 replies
a_
/Facepalm//Facepalm/
Nurindah
kan kan kan.... suka bgt ama alurnya pasti banyak hal lucu ntar kalau mereka selalu berinteraksi degan boneka itu apa lagi kalau ada nahera pasti tambah kocak lagi
Nana Colen
aduuuuh di alsid cari gara gara niiiih
Ayanii Ahyana
apalah si alsid ini ktanya mau bantu malah mau ngebakar 😅😅
Rizka Yuli
deg deg,an banget rasanya
semangat terus KA rimaaa, penasaran banget kelanjutan nyaa.
Nana Colen
tegang banget bacanya...
Ika Ratnasari
deg2 an... padahal bacanya siang
Nurindah
penasaran sebenarnya isi dalam boneka itu tuh jahat ngk sih..
Ayanii Ahyana
ghahaa sial banget alsid
Enigma
/Facepalm/
Rizka Yuli
seruuu banget
bikin penasaran
Nurindah
makin kesini makin seru.. ay kak semavat
Ayanii Ahyana
hhahahah ada setan lgi kahh...keren demian
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!