NovelToon NovelToon
MAWADDAH

MAWADDAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Keluarga
Popularitas:11.8k
Nilai: 5
Nama Author: Saidah_noor

Jika perselingkuhan, haruskah dibalas dengan perselingkuhan ...

Suami, adalah sandaran seorang istri. tempat makhluk tersebut pulang, berlabuh dan tempat penuh kasih nan bermanja ria juga tempat yang sangat aman.

Namun, semua itu tak Zea dapatkan.

Pernikahannya adalah karena perjodohan dan alasannya ia ingin melupakan cinta pertamanya: Elang. teman kecilnya yang berhasil meluluh lantahkan hatinya, yang ditolak karena sifat manjanya.

Namun pernikahan membuat zea berubah, dari manja menjadi mandiri, setelah suaminya berselingkuh dengan wanita yang ternyata adalah istri dari teman kecilnya.

Haruskah zea membalasnya?
Ataukah ia diam saja, seperti gadis bodoh ...

Novel ini akan membawamu pada kenyataan, dimana seorang wanita bisa berubah, bukan saja karena keadaan tapi juga karena LUKA.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saidah_noor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cerai Verstek.

Bibirku kelu mendengar pertanyaan yang Elang lontarkan, rasanya tak mungkin ia menaruh suka padaku. Tidak! Aku tak ingin tertipu oleh muka baiknya, bisa saja ia keseleo lidah makanya ucapannya terdengar halu.

Aku menatapnya sinis, lalu mengalihkan pandanganku melihat jalanan hari ini yang sangat ramai lancar. Aku mengabaikannya dan menganggap ia tak pernah mengatakan itu.

Elang hanya merapatkan bibirnya dan menatap sejenak padaku, tak ada jawaban dariku ia pun hanya diam dan kembali menatap lurus.

Sekian menit, akhirnya kami sampai juga di depan bangunan bercat putih khas tempat orang-orang sakit. Seperti biasa Elang yang mendorong kursi rodaku, sampai dikamar inapku pun, ia yang menggendong tubuhku untuk memindahkanku ke ranjang.

Mata kami sempat beradu, dadaku dag dig dug berdetak cepat mengalahkan dentingan jam dinding yang ada dikamar itu. Kulihat benjolan dileher Elang naik turun, entah apa yang ada dalam pikiran lelaki itu.

"Ah ... Masa bodoh," pikirku.

Aku merasa aneh mengingat ucapan Elang dimobil tadi, sikap dan sifatnya jadi sedikit lembut. Ataukah ini perasaanku saja, dia selalu dingin tapi kali ini terasa hangat.

Aku memejamkan mataku dan menepuknya sekali, Ada apa dengan otakku? Kurasa aku terlalu kelelahan sehingga mengalami halusinasi keterlaluan, begitulah anggapanku.

"Elang tetaplah Elang, ingat itu, Zea!" batinku mengingatkan diriku sendiri bahwa aku tak boleh jatuh kedalam cinta sepihak lagi.

"Aku cari ibumu dan dokter dulu, diamlah disini," titah Elang dan aku mengangguk menjawabnya tanpa menoleh padanya.

Aku yang duduk diatas ranjang, hanya melihat punggung lebar yang tak pernah berubah itu. Dulu dekat tapi terasa jauh, sekarang pun begitu. Aku menghela nafas panjang sambil melihat kaki yang tak bisa kugerakkan, aku begitu menyedihkan dicerai suamiku disaat ujian sakit datang menegurku.

Lantas apa yang Elang harapkan dariku yang lumpuh ini, kurasa ia hanya kasihan padaku bukan karena perasaannya padaku.

"Zea, kau benar-benar bego," gerutuku pelan.

"Kamu baik-baik saja?" suara ibuku yang datang mengejutkanku, dia masuk kedalam kamar bersama Arsya yang berada didekatnya.

Tak hanya itu ada pula kedua adikku yang datang menjengukku, sembari membawa bekal makanan dari rumah. Mereka duduk disofa sementara ibuku dan Arsya mendekatiku dan duduk ditepi brangkar.

"Iya, aku baik-baik saja," jawabku sembari mengangguk pelan.

"Syukurlah, terus pernikahan mereka bagaimana?" tanya ibuku memiringkan kepalanya menatapku dengan penuh selidik.

"Lancar," jawabku singkat.

"Bagaimana bisa!" ucap ibuku menaikkan nadanya beberapa oktaf.

Aku melirik Arsya lalu kedua adikku, mendengar nadanya saja aku paham ibu mulai emosi. Mungkin ibu merasa kesal dengan sikap mantan menantunya itu, tapi mau bagaimana lagi jodohku dengannya hanya sampai sini.

"Dia talak kamu, disaat kamu koma. Dia juga menikahi wanita lain dalam waktu singkat, ini sangat-sangat janggal, Zea," omel ibuku yang turun dari ranjang dan berjalan mondar-mandir memberikan taklimat.

"Katakan pada ibu, apa Reza itu sebenarnya sudah berselingkuh dengan istrinya Elang?" tanyanya menatapku dengan tajam.

Suaraku tercekat, aku bingung menjawabnya bagaimana. Ada Arsya disampingku dan juga dua adikku melirik padaku menunggu kalimat yang akan keluar dari mulutku.

"Zea!" panggil ibuku menekanku agar memberikan jawaban yang sejujurnya.

"Iya," suara Elang menjawabnya, ia muncul bersama dokter dan perawat wanita.

Semua tertuju pada Elang yang berjalan menghampiriku, aku menundukkan kepalaku sembari memainkan jemariku, aku belum siap bercerita pada ibu tentang rumah tanggaku.

"Tapi, tante tenang saja. Aku akan menikahi Zea, setelah masa iddahnya selesai," ujar Elang seenak jidat.

Aku ternganga dengan mata melebar, tak kusangka Elang akan mengatakan itu didepan ibu dan anaku. Menikah itu bukan soal hubungan tapi juga tentang perasaan dua insan yang mengikat janji suci didepan Ilahi.

Tentu ibuku terkejut mendengarnya, perkataan Elang sungguh tak masuk akal. begitu pun anak dan kedua adiku, lelaki itu sudah berhasil membuat sebuah kekacauan.

"Elang, kamu tuh apa-apaan, sih?" geram ku ingin protes dan meralat ucapannya.

Kuharap ibuka tak menganggapnya serius, tapi aku salah ternyata. Dia adalah orang yang paling setuju dengan hubungan kami, bahkan sejak lama ia berharap bisa berbesanan dengan keluarga soedibjo.

Dan aku tak pernah tahu alasannya.

"Jangan-jangan ... Kalian juga ...." Ibuku menutup mulutnya dan tersenyum, meski tak mengucapkannya aku sudah paham pola pikiran ibuku yang akan memberikan restu pada kami.

"Bu, ini tak seperti yang ibu pikirkan. Kami gak ada hubungan apapun," ujarku memberi tahukan yang sebenarnya.

"Dan kamu El, tolong jangan mengatakan hal yang tak benar," geramku.

"Nak, Elang. Apa ini hanya bercanda?" tanya ibuku pada Elang, memastikan bahwa perkataan itu benar tak hanya harapan kosong.

"Aku serius, Bu. Aku sayang sama Zea, aku harap dia jadi istriku," ujar Elang dengan wajah serius, ia bahkan menggenggam tangan ibuku berharap ibuku percaya.

"Elang kumohon cukup!" bentakku.

Bukannya didengar, lelaki menyebalkan itu malah membuatku semakin geram. Ia menulikan telinganya tak peduli aku berkata apa.

"Dokter, silahkan periksa calon istri saya dan berikan kami kabar yang baik bahwa ia pasti bisa berjalan kembali seperti dulu," titah pria itu dengan senyuman manis yang bagiku terasa mencekik.

Ia mengabaikan aku dan membuat drama yang sangat norak, aku takan tertipu aku sangat paham bahwa ini adalah caranya untuk membalas dendam pada Alana dan Reza.

Ia akan mengikatku tanpa ada rasa, menjadikan aku sebagai umpan untuk membuat Reza cemburu. Sehingga hubungan mereka menjadi berantakan, dia pikir aku bodoh mengatakan kalimat lamaran yang begitu mendadak itu.

Dokter dan perawat itu mulai memeriksa keadaanku, Sebuah benda menyentuh dadaku untuk mengetahui keadaan dari dalam. selanjutnya mataku dan juga lainnya, semua dicatat oleh perawat yang mendampinginya.

Setelahnya mereka pergi keluar bersama si Elang yang sok berkuasa itu, ibuku menghampiriku ia menggenggam tanganku yang tak memakai infusan.

"Nak, ibu senang mendengarnya. Apapun yang terjadi, ibu merestui hubungan kalian," ujar ibuku yang terasa menyesakkan dada bagiku, kata restu itu bagaikan pisau tajam yang menusuk jantungku.

Aku tak mengatakan apapun lagi, membela diri ataupun tidak membenarkan perkataan Elang sama saja bagiku. Lelaki itu pasti akan membuat ibuku menerima lamaran dadakan yang tak berperasaan itu.

Kulihat Arsya hanya diam, aku pun bingung apa yang harus aku katakan pada anak lelakiku ini. Aku hanya menggenggam tangannya saja, berharap ia tak seperti sang nenek.

......................

Malam ini hanya ada aku dan Arsya, besok libur jadi dia ingin menginap di rumah sakit bersamaku. Sedangkan ibuku sudah pulang sejak sore, ia tak akan ke rumah sakit lagi, karena Elang mengatakan akan menemaniku di Rumah sakit.

Aku bingung, semua terjadi begitu mendadak. Perceraian, pernikahan mantan, sekarang pria cinta pertamaku malah tiba-tiba melamarku.

Aku melihat Arsya yang sudah terlelap disampingku, memelukku dengan eratnya. Melihatnya seperti ini membuatku sadar bahwa aku tak boleh menikah lagi, jika bukan aku yang menjaga dan membesarkannnya, siapa lagi? Ayah kandungnya saja tak peduli apa lagi jika Arsya punya ayah sambung.

Aku takut mengabaikannya dan anakku merasa terlantar.

"Apa yang sedang kau pikirkan?" suara pria yang sudah lama tak kudengar bertanya padaku, aku menoleh pada pintu kamar dan mataku membulat melihatnya.

Pria itu, seorang suami yang sudah membuangku disaat aku koma. Dengan tak tahu malunya ia datang kemari.

"Mas Reza, ngapain kamu kesini? Bukankah malam ini malam pertamamu dengan Alana," ujarku memalingkan muka.

"Aku terpaksa Zea, ini semua karena Elang memaksaku menalak kamu, aku—" ucapannya ku pangkas aku tak ingin mendengar alasannya.

"Cukup!" selaku membentaknya.

"Kalian itu sudah lama berselingkuh, buat apa kamu menyalahkan Elang. Kamu pikir aku akan percaya, enggak Mas. Aku sudah lama kamu bohongi, jadi aku gak akan pernah percaya sama kamu lagi," ujarku menatapnya tajam.

Seketika air mataku luruh, mengingat dosanya padaku saja membuatku nyeri apalagi bertemu dengannya.

"Pergi dari sini!" usirku.

Kulihat mas Reza mengepalkan kedua tangannya, ada sesuatu yang terpendam dihatinya tapi aku tak peduli aku dan dia sudah bukan siapa-siapa lagi.

"Perceraian kita dilakukan secara verstek, itu semua adalah karena Elang mengancamku. Itu saja yang harus kamu tahu," papar mas Reza, ia membalikkan badannya dan langsung pergi.

Aku mengusap pipiku yang basah, mengepalkan tanganku dan menyentuh dadaku yang kembali teriris oleh kehadirannya.

1
Nana Colen
dasar bos arogan dikerjakan salah tak dikerjakan juga salah 🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️
Mimik Pribadi
Kira2 siapa tuh yng ingin mencelakai Zea,apakah itu mantan suaminya yng gak terima hutang orng tua nya ditagih???
Mimik Pribadi
Waduh?? Aku kira papa nya Elang jga baik seperti istrinya,tapi ternyata oh ternyataaa,,,,cobaan apalgi ini utk Zea??
Mimik Pribadi
Benarkah apa yng diucapkan Reza??
dia diancam apa sehingga seorng Reza akhirnya menalak Zea disaat sedang koma??
Erina Munir
yaahhh...apeesd deeh
Erina Munir
jngn2 arsya anak elang
Erina Munir
hhmmmm
Erina Munir
knpa tuh ibunyaa
Erina Munir
oohh ...pantesaan
Erina Munir
mustinya elang ada d ditu..mberani ga reza koar2...
Erina Munir
hahaa... sukurin luh penganten selingkuh...malu ga yaa udh ketauan belangnya...tpi klo otsng urat malu udh putus mah cuek ajaa
Erina Munir
cuma d tendang zeaa.... terlalu lemah kamu....
Erina Munir
waduuh s kunyuk reza slamet... enak2an mau nikah..bagus deeh...pezinah pasangan juga pezinah
Erina Munir
kunyuuk d mana2 muncul aja yaa
Erina Munir
ya Allah.... mulutnya laki kaya comberan...mulut luh tuh yg bau conberan reza
Erina Munir
😄😄😄😄
Erina Munir
hrs tegas kamu srbaga perrmpuan n seorang istri
Erina Munir
/Good//Good//Good//Good//Good/
Erina Munir
bisa begitu hei laki munafik
Erina Munir
punya 2 kepribadian nuh s reza gregetan jdinya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!