NovelToon NovelToon
OBSESSION

OBSESSION

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Obsesi / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Jelitacantp

"Endria hanya milikku," tekannya dengan manik abu yang menyorot tajam.

***

Sekembalinya ke Indonesia setelah belasan tahun tinggal di Australia, Geswa Ryan Beck tak bisa menahan-nahan keinginannya lagi.

Gadis yang sedari kecil ia awasi dan diincar dari kejauhan tak bisa lepas lagi, sekalipun Endria Ayu Gemintang sudah memiliki calon suami, di mana calon suaminya adalah adik dari Geswa sendiri.

Pria yang nyaris sempurna itu akan melepaskan akal sehatnya hanya untuk menjadikan Endria miliknya seorang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jelitacantp, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana

"Bagaimana? Semua prosedur sudah selesai semua, kan?" tanya Geswa memastikan, walaupun ia tahu, bahkan sudah sangat tahu kalau kinerja Louis tak perlu diragukan lagi.

Saat ini mereka berdua berada di kantor Beck Cooperation yang terletak di kawasan kuningan, Jakarta Selatan.

Untuk sementara, saat pria itu tinggal di Indonesia, dia yang akan memimpin perusahaan. Tak lupa untuk mengontrol dari jauh kantor pusat yang terletak di Perth, Australia.

"Iya, Tuan, saya juga sudah mengrimkan berkasnya lewat email," kata Louis tegas.

"Apakah Tuan benar-benar serius menjalankannya? Di mana itu hanya akan menambah kesibukan Anda," lanjut Louis, pria itu memikirkan kesehatan Geswa terutama kesehatannya sendri.

"Bicara apa kau, Louis? Ini semua demi Endria, aku tidak akan tinggal diam lagi," ujar Geswa dengan matanya yang menyorot tajam ke depan.

Huft, Louis menghela napas. Ya, hanya demi Endria, Endria, dan Endria! Nama yang tiap hari dan selama beberapa tahun ini ia dengar dari mulut Geswa.

Setelah itu, Louis meringis sesaat setelah mengingat tiga hari lalu ia disuruh membeli obat tidur dosis tinggi. Yang ternyata Geswa gunakan untuk membius adiknya sendiri, sampai-sampai Gatra malam itu tak bisa dibangunkan.

Serta kemarin siang, saat undian nama yang tak ada dikonsep. Dari puluhan ribu nama-nama yang ada, kenapa bisa nama Endria juga muncul?

Karena ya! Kertas nama Endria ditulis sebanyak sepuluh kali. Dan untung saja Dim hanya menemukan satu kertas nama dari gadis tersebut.

Benar-benar pemikiran Geswa sudah berada di luar akal sehatnya. Entah rencana apa lagi yang akan pria gila itu rencanakan.

"Ada apa lagi?" tanya Geswa saat pria itu melihat Louis masih belum beranjak dari depannya.

"Oiya, Tuan, saya hanya ingin menyampaikan tentang rencana Anda untuk membawa nona Endria serta teman-temannya ke kantor pusat."

Geswa berhenti menatap ke layar komputernya. Lalu, pria itu beralih memandangi Louis. "Segera beritahu mereka untuk siap-siap saja, dan jadwal keberangkatan...." Geswa mengalihkan pandangannya ke arah kalender kecil berdiri yang berada di atas meja.

"Satu bulan dari sekarang," kata Geswa setelah memilih tanggal pas. "Nah kalau mereka tidak sibuk."

"Oh, atau adakan saja pertemuan dengan mereka agar kita bisa menyesuaikan jadwal dengan mereka," putus Geswa mengambil jalan tengah.

Louis pun mengangguk patuh, lalu berjalan keluar dari ruangan itu.

***

Sembari menunggu untuk dipersilakan masuk, Endria memainkan handphone-nya, menscroll aplikasi whatsapp. Hampir seminggu ini ia tak mendapat pesan dari nomor asing lagi, itu membuatnya tenang sekaligus penasaran.

Pesan terakhir yang ia terima dari nomor baru, tetapi dengan kode negara yang sama.

+614345×××××

I'm coming Baby

See you soon––G

Nah itu pesan terakhirnya, dan terakhir ada inisial nama yang orang itu tuliskan. Maka pertanyaannya, G ini siapa? Apa benar orang yang ia bisa tebak dari Australia itu datang ke sini? Indonesia? Tapi buat apa? Untuk menemuinya? Ah tidak mungkin!

"Ayu! Lu dipanggil masuk tuh!"

Teriakan seseorang membuat Endria yang sebagian mahasiswa memanggilnya Ayu itu pun buru-buru menyimpan handphone-nya ke dalam tas. Lalu gadis itu segera mengambil beberapa berkas yang bertumpuk lalu membawanya ke dalam ruangan.

Ya, hari ini lagi dan lagi Endria ada jadwal bimbingan dan semoga saja kali ini skripsinya tak direvisi lagi.

"Selamat siang, Pak," sapa Endria dengan nada canggung.

"Oh, silakan masuk Ayu," balas Pak Setya mempersilakan Endria masuk ke ruangan.

Endria masuk, lalu gadis itu dengan hati-hati meletakkan proposal skripsinya ke atas meja. Kemudian, ia mendudukkan dirinya di kursi, berhadapan dengan pak Setya yang kembali memakai kacamatanya.

Pak Setya, dosen yang sudah berumur itu dengan mata menyipit membaca dengan seksama skripsi tersebut. Kalian tahu? Endria sama sekali tak mengubah proposal skripsinya, usulan dari Dania alasannya sih kalau Endria merombak total, malah bisa lebih berantakan.

Sepuluh menit kemudian.

"Baik, Ayu, di sini kamu cuma harus lebih menonjolkan lagi tujuan daripada skripsimu ini. Setelah ini, kamu bisa mendaftar sempro. Oiya, nanti saya bukan pembimbing kamu lagi," ujarnya memberitahu.

"Mohon maaf, maksudnya bagaimana, Pak?" tanya Endria bingung.

"Saya akan pensiun, jadi kamu bisa langsung saja ke bagian akademik untuk menanyakan lebih lanjut tentang pengganti saya," jelas Pak Setya.

Endria yang mendengar penjelasan dari dosennya, lantas bersorak riang dalam hati.

Yes! Semoga pengganti Pak Setya lebih baik.

"Kalau begitu saya permisi, Pak, dan Terima kasih atas bantuannya selama ini," ujar Endria lalu gadis itu berdiri dari duduknya setelah menyalimi Pak Setya.

Sepanjang jalan menuju perpustakaan, gadis itu terus memasang raut wajah riang, bahkan di setiap langkahnya gadis itu menyapa seluruh mahasiswa yang lewat, walaupun ia tak mengenalnya.

Betapa senangnya gadis itu hari ini, proposal skripsi sudah diacc, dan Pak Setya akhirnya pensiun juga.

Ia hanya bisa berharap, dosen pembimbing barunya nanti benar-benar bisa membimbing dan membantunya sampai lulus.

Sebelum ke bagian akademik, Endria ingin lebih dulu merevisi proposal skripsinya yang masalahnya ada ditujuan.

***

Adrian, Anindya, Dim, Dania, dan Endria berkumpul. Mereka semua ini orang-orang beruntung dari ribuan mahasiswa yang terpilih, dan berkesempatan bisa mengunjungi kantor pusat Beck Cooperation yang berada di Perth, Australia.

Setelah diberi perintah, Louis mengabari mereka semua lewat email resmi mengajak untuk berkumpul di restoran bintang lima, yang lokasinya berada dalam The Reans View Hotel di mana restoran tersebut mengusung tema fine dining.

Agak berlebihan memang, tetapi Louis yang sudah lama menjadi asisten Geswa, sangat tahu kalau pria itu penyuka kesempurnaan, apalagi Endria juga termasuk.

Maka di sinilah mereka berlima, duduk dengan perasaan yang membuncah. Kapan lagi mereka punya kesempatan langka ini? Apalagi tiga dari lima orang tersebut belum pernah ke sini.

Di lobi, mereka disambut dengan baik karena status mereka adalah tamu dari Geswa Ryan Beck yang bisa dibilang pemilik dari hotel ini, dan yang menyambut mereka adalah sang General Manager, Dewangga Pamurya, ayah dari Endria.

Mereka berlima menghabiskan waktu sepuluh menit, untuk berfoto-foto. Dan setelah itu, Geswa dengan penampilannya yang selalu rapi serta tampan pun datang bersama Louis di belakangnya. Seketika pria itu menjadi pusat perhatian.

Mereka berlima menghentikan kesibukan masing-masing sesaat setelah mereka mengetahui Geswa sudah datang.

"Silakan duduk," kata Geswa datar, pembawaan pria itu malam ini berbeda dengan yang kemarin.

Secara serentak mereka pun duduk lalu tak lama kemudian beberapa waitress datang menyajikan makanan pembuka berupa sup dingin, yaitu sup melon yang ditata sesegar dan secantik mungkin.

Sebelum membicarakan tentang agenda mereka lebih lanjut. Mending menikmati sajian ini terlebih dahulu.

1
Kiyo Takamine and Zatch Bell
Bener-bener nggak bisa berhenti baca!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!