Suatu rangkaian perasaan untuk menjadi sebuah kisah cinta yang sempurna milik Juliette. Bermula dari pertemuan dengan seorang pria yang bernama Ronald sehingga mereka menjalin hubungan asmara yang diisi dengan suka duka, up and down, intrik dan terkuatnya sebuah rahasia. Mampukah Juliette mempertahankan hubungan asmaranya yang tidak selalu sesuai dengan keinginan mereka?
Di rangkaian kata - kata kisah cinta milik Juliette inilah tertulis sehingga terbentuk Alenia Cinta Milik Juliette.
Happy reading 😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inge, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sayang
Ketika Juliette melangkah keluar dari mobil bersama Marvin dan memasuki sebuah ruangan ballroom hotel bintang 7, seluruh pasang mata tertuju pada mereka. Mereka layaknya raja dan ratu pada malam itu. Dengan percaya diri, mereka melangkahkan kakinya menghampiri para anggota keluarga Sean Mottola sambil bergandengan tangan. Menembus kerumunan orang yang sedang berbincang-bincang.
Sejak dari tadi sambil berjalan, Juliette merasakan gelayar lembut lagi ketika berdekatan dengan Ronald. Sedangkan Ronald merasakan detak jantungnya tak beraturan ketika bersama Juliette malam ini. Menelusuri ruangan yang didekorasi dengan mewah dan elegan. Rangkaian hiasan aneka bunga, lampu dan lilin yang elok dilihat bertebaran. Juliette mengedarkan pandangannya, dia melihat para penjaga keamanan pesta dengan jumlah personel yang banyak.
"Tuan Ronald," panggilan itu terdengar mengalun.
Sontak Ronald dan Juliette menghentikan langkah kaki mereka, lalu menoleh ke sumber suara. Seorang artis berbakat dengan memiliki tubuh semampai melangkah mendekat ke arah mereka. Menyapa Ronald dengan senyuman yang manis. Gerak - gerik wanita itu menunjukkan ketertarikan pada Ronald. Juliette mendengus pelan di dalam hati. Ronald melepaskan gandengan tangan mereka.
"Selamat malam Nona Sabrina," balas Ronald ramah sambil mengulurkan tangan kanannya ke Sabrina.
"Malam juga, selamat atas penobatanmu, Tuan Ronald. Anda benar-benar hebat dan luar biasa," puji Sabrina sambil membalas uluran tangan kanannya Ronald, lalu mereka berjabat tangan.
Juliette mengulas senyuman kecil ketika pandangannya dengan Sabrina bertemu. Sabrina membalas senyumannya, begitu tipis hingga Juliette yakin senyuman itu jelas terpaksa. Dirinya risih ketika melihat tatapan nakal Sabrina tertuju ke Ronald. Maka itu, Juliette mengalihkan pandangannya ke sekeliling. Juliette yakin bahwa Sabrina pernah berhubungan intim dengan Ronald.
"Terima kasih Nona Sabrina," ucap Ronald ramah sambil melepaskan genggaman tangannya, lalu menurunkannya.
""Bagaimana jika kita menikmati segelas sampanye? Aku sangat senang dan ingin membahas ...."
"Maaf Nona Sabrina. Saya harus segera ke area keluarga," ucap Ronald sambil melingkarkan lengannya ke pinggang Juliette sehingga membuat Juliette menegang. "Ayo, Sayang," ajak Ronald tenang sambil menoleh ke Juliette dengan tatapan mata yang lembut sehingga senyuman di bibir Sabrina luntur seketika.
Ronald mengeratkan lingkaran lengannya sambil jalan beriringan menuju sebuah ruangan yang luas. Tempat berkumpulnya keluarga Sean Mottola. Melewati beberapa orang yang sedang bercengkrama. Mereka memperlambat langkah kaki mereka ketika memasuki ruang khusus keluarga Sean Mottola. Juliette dapat melihat seluruh keluarga Ronald di sebuah meja makan yang panjang. Juliette dan Ronald menghentikan langkah kaki mereka di hadapan pa
"Akhirnya Kakakku sudah datang," ucap Samuel.
"Perkenalkan, dia Juliette, dia adalah kekasihku," ucap Ronald mantap.
"Berita yang mengejutkan," ucap Shelly, salah satu adik tirinya Ronald.
"Silakan duduk Nona Juliette," ucap Rosalinda ramah dan lembut.
Tak lama kemudian Ronald menarik kursi yang berhadapan dengan Rosalinda untuk Juliette, lalu berucap dengan lembut, "Silakan duduk, Sayang."
"Romantis sekali Kak Ronald," ledek Shena, salah satu adik tirinya Ronald yang lain ketika Juliette menduduki tubuhnya di kursi.
"Itu sebagai kewajibanku untuk menghargai kekasihku," ucap Ronald sambil menarik sebuah kursi di ujung meja.
"Sejak kapan anakku mengencani gadis cantik sepertimu?" ujar Rosalinda lembut sambil menatap teduh ke Juliette.
"Sebulan yang lalu Tante," jawab Juliette sopan.
"Jangan panggil aku Tante, panggil aja Mom Ros."
"Sepertinya kalian habis bercinta," celetuk Selly sambil menelisik leher jenjangnya Juliette sehingga membuat Juliette merasa malu.
"Pantesan kamu datangnya lama banget, ternyata sudah makan malam di luar," sindir Samuel.
"Itu bukan urusan kalian!" ucap Ronald tegas.
"Maaf Juliette, tidak usah di ambil ucapan Samuel dan Selly. mereka hanya bercanda. Oh ya, kamu sudah makan?"
"Kita sudah makan Bu," sela Ronald. "Mom, di mana Eddy dan Ryan?" lanjut Ronald sopan sambil menoleh ke Rosalinda.
"Tadi Mommy lihat mereka di dekat panggung."
"Kak Ronald, ini hadiah dari aku," ucap Jennie sopan sambil memberikan sebuah kotak hadiah ke Ronald.
"Terima kasih Jennie," ucap Ronald ramah sambil menerima kado itu.
Jennie tersenyum manis melihat Ronald menerima hadiah darinya. Spontan Jennie memeluk Ronald dengan erat. Ronald membalasnya karena dia sudah menganggap Jennie adiknya. Ronald melepaskan pelukannya, sedetik kemudian Jennie melepaskan pelukannya. Tak lama kemudian, Jennie berjalan menghampiri kursi makan yang tadi dia duduki dengan kedua mata yang berbinar. Juliette memperhatikan gestur Jennie menunjukkan ketertarikan pada Ronald. Juliette mendengus pelan di dalam hati.
"Sweet sekali Kak Ronald terhadap Jennie, sedangkan kepada kita yang notabenenya masih sedarah, Kak Ronald bersikap dingin dan benci. Kita diasingkan ke tempat yang jauh-jauh," cerutu Sheina.
"Sheina jaga ucapanmu!" sarkas Ronald karena dia tidak mau hatinya Rosalinda kecewa.
"Ronald kamu harus tenang, biarkan saja mereka, tidak usah diladenin. Maklumi aja, Sheina kan masih remaja," ujar Rosalinda lembut sambil menoleh ke Ronald.
"Mommy selalu memanjakan mereka, masih untung mereka kita rawat dan kita urus. Mereka beda sekali sama Jennie," gerutu Ronald.
"Jennie, nanti mau lanjut kuliah di mana?" tanya Juliette ramah sambil menatap Jennie, berusaha untuk mengalihkan suasana.
"Parsons School of Design," jawab Jennie sopan
"Kamu suka mendesain apa?"
"Baju, aku ingin menjadi perancang busana yang terkenal," jawab Jennie polos.
"Kenapa kamu nggak mau ambil kelas masak supaya bisa jadi chef, kamu kan pintar masak," komentar Ronald sambil menoleh ke Jennie.
"Ehm...,"
"Biarkan saja dia kuliah di sana, dia juga jago gambar busana," ucap Rosalinda lembut.
"Dia kan bisa bantu Mommy ngurus beberapa restoran Mommy di Washington kalau dia jadi chef."
"Dari kemarin dia sudah jadi Chef di salah satu restoran Mommy. Setiap liburan sekolah dia bekerja di restoran Mommy sebagai chef tambahan.
"Wow, kamu hebat sekali, sudah bisa menjadi chef di restoran. Kapan-kapan ajarin aku masak ya," ucap Juliette ramah lalu Jennie menganggukkan kepalanya untuk merespon ucapan Juliette.
"Ngapain juga kamu minta diajarin masak, kamu kan juga sudah pintar masak, Sayang," ucap Ronald lembut sambil menatap teduh ke Juliette.
"Tapi aku ingin diajarin masak sama Jennie, dia kan seorang chef," ujar Juliette lembut sambil menatap ke Ronald.
"Nak Juliette suka masak juga?" tanya Rosalinda ramah sambil menoleh ke Juliette.
"Iya Mommy Ros, itu salah satu hobiku," jawab Juliette sopan sambil menoleh ke Rosalinda.
"Wah kebetulan sekali, nanti tahun baru ke Washington ya, ke mansionnya Mommy. Mommy mau masak banyak untuk anak-anak yatim piatu, tapi Mommy kekurangan chef, jadi Mommy minta tolong ke kamu untuk memasak di sana. Nanti ada yang sakunya."
"Aku tak perlu uang saku Mommy Ros, dengan senang hati aku ke sana, tapi aku lihat jadwal praktekku dulu di rumah sakit."
"Kamu seorang dokter Nak Juliette?"
"Iya Mommy Ros, aku dokter."
"Dia itu dokter ahli bedah di rumah sakit Cedar Sinai Mom," celetuk Ronald.
"Wow keren sekali," puji Rosalinda.
"Enak sekali kamu dapat punya kekasih seorang dokter, kalau kamu kena tembak, kena sabetan atau dapat luka dari musuhmu, kamu tinggal minta diobati sama Juliette," samber Samuel santai yang membuat Ronald mengeraskan rahangnya.
"Sam, tolong jaga ucapanmu Nak!" ucap Rosalinda tegas namun lembut sambil menatap tajam ke Samuel.
"Santai aja Mommy, aku kan cuma bercanda," ucap Samuel santai.
"Mommy tenang aja, aku sudah tahu siapa Ronald," ucap Juliette yang telah membuat Ronald dan Rosalinda tercengang.
"Oh ya, menurut kamu siapa Ronald?" tanya Samuel santai.
"Dia seorang pengusaha yang sukses sehingga banyak orang yang iri kepadanya, makanya dia suka mendapatkan luka dari musuhnya, yang tak lain adalah orang-orang yang iri kepadanya," ucap Juliette polos.
"Hahaha, kamu polos sekali Dokter Juliette," sindir Samuel.
"Dia itu mafia," celetuk Sheina polos sehingga dia mendapatkan tatapan tajam dari Ronald.
"Sheina, tolong jaga ucapanmu, Nak!" ucap Rosalinda tegas tapi lembut.
"Biarkan Mom, nanti dia akan mendapatkan hukumannya," ujar Ronald datar sambil melihat Sheina yang sedang menundukkan kepalanya.
"Sayang, kasihan Sheina mendapatkan hukuman dari kamu. Aku menerima kamu apa adanya, Sayang," ucap Juliette lembut sambil mengusap punggung tangan kanannya Ronald.
Hatinya Ronald terenyuh mendengar ucapan Juliette, sontak dia menoleh ke Juliette sambil tersenyum manis, lalu berucap, "Terima kasih, Sayang, aku sangat mencintaimu."
Ronald mengangkat telapak tangannya Juliette, lalu mencium punggung telapak tangannya Juliette itu dengan penuh kasih sayang. Semua mata tertuju ke adegan romantis itu. Tak lama Samuel dan Jennie mengalihkan pandangannya. Rosalinda tersenyum bahagia melihat adegan itu. Rosalinda sangat senang karena Ronald telah menemukan cinta sejatinya.
"Permisi, Tuan - tuan dan Nona - Nona, dipersilakan duduk di depan panggung, karena sebentar lagi acara akan segera dimulai," ucap Eddy sopan
Sontak Juliette menoleh ke Eddy, lalu berujar, "Tuan Eddy? Kamu ada si sini juga?"
"Iya Nona, saya salah satu assisten pribadi Tuan Ronald."
"Oo, Tuan Eddy, makasih ya atas diskonnya, mainlah ke apartemen nanti aku buatkan cheesecake kesukaan kamu," ujar Juliette polos, sontak Ronald menatap Eddy dengan tatapan mata yang tajam.
"Wah, sepertinya ada sesuatu yang dirahasiakan, " celetuk Samuel.
"Nak Samuel, aku peringati sekali lagi, jaga ucapan dan sikap kamu! Jika kamu melanggar lagi, Mommy tidak akan membantu kamu lagi!" ucap Rosalinda lembut namun tegas sambil menatap tajam ke Samuel sehingga Samuel langsung menundukkan kepalanya.
"Emang ada rahasia apa, Sayang?" tanya Juliette polos yang mengalihkan perhatian Ronald.
"Tidak ada rahasia, Sayang," ucap Ronald lembut sambil menatap Juliette dengan tatapan mata yang berbinar-binar.