Icha Adeela, anak angkat dari keluarga Raffi Hamzah. Dia diperlakukan tidak adil, dijadikan sebagai penebus utang. Ayah angkatnya mempunyai banyak utang dan keluarga mereka terancam kehilangan rumah dan aset lainnya.
Dalam upaya menyelamatkan keluarga dan ibu angkatnya yang sekarat di rumah sakit, Icha dipaksa menikah dengan orang tua dan cacat.
Ternyata, Icha juga diperlakukan kasar oleh suaminya. Icha berusaha membayar utang agar terbebas dari belenggu suaminya.
Apakah Icha berhasil membebaskan dirinya dari situasi tersebut?
Ikuti jalan ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 Bercinta
Icha sekuat tenaga mendorong Fairel. Icha mengelap bibirnya. Icha dengan tatapan tak suka menatap ke arah Fairel. Icha benci sikap Fairel yang dianggap Icha tidak.menghormatinya.
"Cha, percaya deh, aku gak ada hubungan dengan Sofia. Aku lagi ngumpulin bukti. Mungkin saja waktu itu aku dijebak. Aku sama sekali tidak pernah ingat pernah melakukan itu."
Icha tidak merespon. Icha meninggalkan Fairel. Icha membuka kunci dan keluar dari kamar. Icha mencari Putra dan bergabung bersama tamu undangan lain. Tidak berapa lama Fairel menyusul Icha.
"Fairel," Sofia tiba-tiba saja menggandeng lengan Fairel.
"Ngapain lu, lepas!" Fairel menepis tangan Sofia.
Fairel berdiri di samping Icha yang mengambil makanan. Sofia juga melihat Icha. Sofia menyapa Icha. Icha hanya tersenyum tanpa memperdulikan. Icha asik mengambil makan siangnya yang tertunda.
Icha mencari tempat duduk untuk menikmati makan siangnya. Sesekali Icha melirik Fairel yang nampak risih karena kehadiran Sofia. Fairel beberapa kali mendorong Sofia agar menjauhi Fairel. Sofia meminta Fairel mengikutinya karena mereka harus menyelesaikan masalah mereka.
"Cha, gimana enak?" Fahri duduk di depan Icha membawa piring penuh dengan makanan.
"Laper Kak," tunjuk Icha ke piring Fahri.
"Sorry Cha, belum makan dari kemarin. Ayo Cha, dimakan. Oh iya, Putra izin jemput temannya. Hari ini semua pada ngumpul, karena kita-kita pada sibuk masing-masing. Dan hari ini, kebetulan mereka semua ada waktu."
Icha dan Fahri makan bersama. Setelah makan, Fahri mengajak Icha berkeliling villa. Teman-teman Fahri masih berada di lantai dua. Fahri ingin berduaan dengan Icha. Fahri dan Icha duduk santai di belakang villa.
Area belakang villa ditumbuhi pohon palem yang menjulang tinggi. Icha kembali dimanjakan dengan pemandangan laut. Area itu dilengkapi spot duduk santai dan payung taman.
Keunggulan villa Putra adalah pemandangannya langsung menghadap laut lepas. Icha tak sabar menunggu, melihat panorama matahari terbenam.
"Weeehhh pemandangannya bikin betah," Icha duduk di kursi menikmati suasana sore.
"Kamu suka? Tinggal aja di sini," kata Fahri.
"Kapan-kapan kalo Kak Fahri undang lagi, aku pasti datang," jawab Icha.
"Cha, maaf aku penasaran. Bukannya Fairel dan Sofia dijodohin ya. Kok bisa kamu jadi istrinya?" Fahri duduk bersandar di samping kursi Icha.
"Maaf Ka, aku gak bisa cerita semuanya. Intinya kami juga dijodohin. Dan sekarang Kak Sofia lagi meminta haknya sebagai tunangan Kak Fairel."
"Maksudnya? Sofia meminta Fairel nikahan dia gitu?"
"Iya," jawab Icha.
"Kamu kan istri Fairel. Maksudnya apa minta Fairel nikahin Sofia? Kalian mau cerai? Atau kamu mau dimadu sama Fairel?"
"Malas jawab Kak," Icha mulai gelisah.
"Maaf, Cha."
Icha gak mungkin cerita tentang rumah tangganya kepada Fahri yang baru dia kenal beberapa jam yang lalu. Fahri memberikan minuman dingin yang baru saja dibawakan pelayan untuk Icha.
"Biar seger, minum dulu Cha," Fahri juga meneguk minumannya.
Icha mengucap terima kasih. Icha menikmati angin sore hari yang sejuk. Pemandangan dan suasana seperti ini tidak pernah dia temui di kota. Icha bersyukur Putra mengajaknya.
Icha tiba-tiba saja merasakan pandangannya berbayang. Icha menutup mata dan perlahan membukanya kembali tapi pandangannya tetap sama. Icha memegangi kepalanya.
"Cha, kamu kenapa?"
Samar-samar Icha masih mendengar suara Fahri. Fahri membantu Icha berdiri. Icha seperti orang mabuk, tubuhnya kehilangan keseimbangan. Fahri menggendong Icha dan membawanya masuk ke dalam kamar yang letaknya dekat kolam renang.
Dan saat itu Fairel juga keluar dari kamar yang dekat kolam renang. Fairel melihat Icha digendong oleh Putra. Fairel merebut Icha dari Putra.
"Bro, dia istri gue," Fairel memperhatikan Icha yang tidak seperti biasanya.
"Tapi lu juga kelihatan gak sehat, Bro. Biar gue aja yang bawa Icha," Fahri sedikit memaksa.
Fairel merebut Icha dari Fahri. Fairel mendapat telepon dari Zaki bahwa mobilnya ada di samping villa. Fairel menggendong Icha melewati jalan kecil yang menghubungkan jalan di sisi villa. Fairel dan Icha masuk ke dalam mobil.
"Langsung ke villa," Fairel memberikan perintah.
Zaki langsung menuju villa Fairel yang letaknya tidak terlalu jauh dari villa Putra. Fairel masuk ke dalam villa dan masuk ke dalam kamarnya. Fairel perlahan merebahkan Icha di atas tempat tidur. Icha menarik Fairel dan tanpa diduga sama sekali Icha mencium Fairel dengan penuh nafsu.
"Sayang, apa yang terjadi? Kita sama-sama diberi obat," Fairel berusaha menyadarkan Icha.
"Jangan pergi," lirih Icha.
Icha menarik Fairel ke dalam pelukannya. Icha terus menciumi Fairel. Fairel membalas ciuman Icha. Ciuman yang tadinya lembut berubah menjadi ciuman panas. Fairel yang juga dalam pengaruh obat, tidak kuasa menahan gairah. Icha sudah berhasil membuang semua pakaian Fairel kecuali boxer yang dipakainya.
"Sayang, kamu sendiri yang meminta," bisik Fairel.
Fairel dengan lembut mengecup bibir manis Icha. Kemudian Fairel sedikit menggigit bibir Icha. Icha mulai membuka mulutnya. Fairel langsung menyesap bibir Icha dan membiarkan lidahnya berkelana di dalam mulut Icha.
Tangan Fairel mulai membelai dan mulutnya menggigit punggung Icha yang menimbulkan sensasi aneh pada tubuh Icha. Fairel juga meninggalkan jejak merah di leher putih Icha.
Fairel juga dengan leluasa memasukkan tangannya ke dalam kaos oblong Icha dan bermain di atas 'gunung keramat' Icha yang belum pernah terjamah. Icha mengeluarkan suara yang membuat Fairel semakin membara.
Fairel melepas semua kain yang membalut tubuh Icha. Fairel kembali memberikan ciuman terpanasnya yang membuat Icha menggeram. Dan terjadilah pergelutan pertama sepasang suami istri setelah sekian lama menikah.
Fairel berhasil membobol keperawanan Icha dalam satu kali hentakan yang membuat Icha menjerit dan meneteskan air mata. Fairel kembali menciumi Icha dengan lembut dan penuh kasih sayang.
Icha sudah mencapai puncaknya. Icha terlelap. Fairel menutupi tubuh mereka berdua dengan selimut. Fairel memeluk Icha. Dan mereka berdua tertidur di sore hari menjelang magrib.
...----------------...
Sementara itu di villa Fahri, masih dipenuhi dengan teman-teman Fahri. Putra yang baru saja tiba dengan membawa dua temannya dari luar kota, berkeliling villa mencari Icha. Putra menemukan tas Icha di belakang villa, di kursi panjang dekat kolam renang.
"Kemana Icha? Pasti tadi lagi menikmati sunset," Putra duduk sebentar menunggu Icha.
Akhirnya Putra bosan juga. Icha tidak menampakkan diri. Putra membawa tas Icha masuk ke dalam villa. Putra mendengar suara Fahri di dalam kamar dekat kolam renang. Pintu kamar itu sedikit terbuka. Putra yang kepo, menguping pembicaraan Fahri.
"Lu gimana sih? Hilang kan mereka!"
Putra juga mendengar suara Sofia. Putra mencoba mengintip dan ternyata benar, saat ini Sofia bersama Fahri.
"Gue tanya sama lu, kenapa Icha seperti orang mabuk? Apa lu yang naruh sesuatu diminumannya?" tanya Fahri.
"Iya, gue mau bantuin lu, tapi lu bego! Lu gak bisa ambil kesempatan!" Sofia dengan nada tingginya.
"Maksud lu?"
"Kenapa lu gak jebak si Icha. Lu telanjangin Icha. Bikin foto atau video kalian bermesraan. Trus kirim ke Fairel. Dengan begitu Fairel akan ceraiin Icha. Terus lu dapet Icha, gue dapat Fairel. Bego lu!"
Mata Putra membelalak. Ternyata Icha dalam bahaya. Putra menyesal meninggalkan Icha sendirian. Di mana Icha. Putra masih menahan diri dan menguping pembicaraan Fahri dan Sofia.
"Apa yang terjadi sama Icha dan Fairel? Mereka tadi pergi bersama," kata Fahri.
"APA! Goblok! Fairel juga gue beri obat perangsang. Mereka bersama? OH TIDAKKKKKKK!" Teriak Sofia sambil mengacak-acak rambutnya.
Putra sedikit menjauh dari kamar itu. Putra pergi ke depan kolam renang dan menelpon Zaki mencari keberadaan Icha. Zaki bilang Icha dan Fairel sekarang bersama. Putra mengakhiri teleponnya.
Putra masuk ke dalam kamar yang ada Fahri dan Sofia di dalamnya.
"Putra, sudah kembali," Fahri terlihat gugup.
"Iya, Sofia lu gak kasih tau Putra bahwa lu hamil," Putra duduk santai di sofa dalam kamar.
"Lu hamil?" Fahri menatap Sofia.
Sofia hanya diam dan melotot ke arah Putra.
"Iya, Sofia hamil, anak lu."
"APAAAAAAA!"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...