NovelToon NovelToon
Misteri Ikat Rambut Berdarah

Misteri Ikat Rambut Berdarah

Status: tamat
Genre:Horor / Horror Thriller-Horror / Cinta Beda Dunia / Hantu / Si Mujur / Tumbal / Tamat
Popularitas:36.6k
Nilai: 5
Nama Author: YoshuaSatrio

Niat hati Parto pergi ke kampung untuk menagih hutang pada kawannya, justru mempertemukan dia dengan arwah Jumini, mantan cinta pertamanya.

Berbagai kejadian aneh dan tak masuk akal terus dialaminya selama menginap di kampung itu.

"Ja-jadi, kamu beneran Jumini? Jumini yang dulu ...." Parto membungkam mulutnya, antara percaya dan tak percaya, ia masih berusaha menjaga akal sehatnya.

"Iya, dulu kamu sangat mencintaiku, tapi kenapa kamu pergi ke kota tanpa pamit, Mas!" tangis Jumini pun pecah.

"Dan sekarang kita bertemu saat aku sudah menjadi hantu! Dunia ini sungguh tak adil! Pokoknya nggak mau tahu, kamu harus mencari siapa yang tega melakukan ini padaku, Mas! Kalau tidak, aku yang akan menghantui seumur hidupmu!" ujar Jumini berapi-api. Sungguh sekujur roh itu mengeluarkan nyala api, membuat Parto semakin ketakutan.

Benarkah Jumini sudah mati? Lalu siapakah yang tega membunuh janda beranak satu itu? simak kisah kompleks Parto-Jumini ya.
"Semoga Semua Berbahagia"🤗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YoshuaSatrio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pelaku lain?

Dengan langkah yang sangat hati-hati, Parto menuju ke lantai dua.

“Oh, lucunya!”

Seruan Jumini yang lebih dulu muncul di lantai dua mengejutkan Parto.

“Parto bergegas naik dan memeriksa. “Kucing?!” Parto terkejut melihat Jumini tengah bermain dengan kucing—yang entah berasal darimana.

“Ini kucing mahal, nggak semua orang di sini punya,” terang Jumini seraya membelai bulu lembut kucing itu.

“Aneh, dia bisa masuk dari mana ya?” Parto mengedarkan pandangan, melihat sekeliling untuk mencari tahu bagaimana kucing itu bisa masuk.

Jumini yang berdiri di sebelahnya tersenyum, "Mungkin dia memiliki cara sendiri untuk masuk, To."

Parto menggelengkan kepala, "Tapi ini ruko, bukan rumah dengan banyak ventilasi. Perhatikan saja, jendela tertutup rapat, ventilasi juga kecil,” sangkal Parto menunjuk pada situasi di sana.

Kucing cantik itu mendekati Parto lalu menggosok-gosokkan tubuhnya ke kaki Parto. Parto tersenyum dan membungkuk untuk membelai kucing itu. "Kamu cantik sekali, siapa pemilikmu?"

Jumini memperhatikan kucing itu dengan rasa penasaran, lalu mendekatinya lagi. "Aku rasa kucing ini tidak biasa, aku bisa membelainya, dan dia melihatku!”

"Ah, tunggu! Lupakan kucing itu, di-dimana laptopku?"

Parto terkejut saat menyadari laptopnya tak lagi berada di atas meja. Lalu segera memeriksa ke seluruh ruangan, ke dalam ransel, bahkan laci di meja televisi, tapi tak menemukannya di semua tempat.

"Di meja kasir juga nggak ada!" ucap Jumini setelah melesat cepat memeriksa di lantai bawah.

Parto merasa panik dan mulai mencari-cari lagi di seluruh ruangan, "Ini tidak mungkin! Aku yakin tadi pagi aku meninggalkannya di situ—di meja itu!" serunya sambil menunjuk sebuah meja kecil tepat di sisi kasurnya.

"Apa mungkin ada yang mengambilnya," ucap Jumini setengah bertanya.

Parto berhenti mencari dan memikirkan kemungkinan, "Siapa yang bisa mengambilnya? Tak ada jejak pembobolan atau orang yang memaksa masuk.”

“Lagian orang sini tuh nggak banyak yang bisa main benda canggih itu, seingatku paling ya Mas Walji yang punya.”

"Ah, benar juga, pasti ulah Ngatnu! Aku harus mencari orang itu sekarang!" Parto menyambar jaketnya, lalu bergegas keluar untuk mencari Ngatnu.

"Ini sudah terlalu larut, apa nggak besok aja, Kamu nggak capek kah, lagian mau nyari kemana?" Jumini berusaha mencegah Parto. Namun Parto terlanjur dikuasai kemarahan.

"Diam kamu! Kamu tidak tahu betapa pentingnya benda itu untukku!" Bentak Parto semakin mempercepat langkahnya. "Aku yakin komplotan itu masih di lapangan kelurahan!”

Jumini berusaha mengejar Parto, "To, tunggu! Kamu ingat kan dia sekejam apa, jangan mencari masalah sendirian!" Namun Parto tidak mendengarkan, dia terus berlari menuju lapangan kelurahan. Jumini mengikutinya karena khawatir.

Ketika mereka tiba di lapangan kelurahan, Parto melihat Ngatnu dan beberapa orang lainnya berkumpul di sana. Parto langsung mendekat dengan wajah marah.

"Pak Ngatnu, apa yang kamu lakukan dengan laptopku?"

Sontak beberapa orang di sekitar pak Ngatnu pun menoleh. Ngatnu tersenyum sinis, "Laptopmu? Aku tidak tahu apa yang kamu bicarakan, Mas Parto."

Parto sudah menduga pria tua itu akan bereaksi dengan menyangkalnya. "Jangan bohong! Aku tahu kamu yang mengambilnya!" tegas Parto.

Ngatnu kembali merespon dengan mengangkat bahu, "Aku benar-benar tidak tahu, Mas.”

“Tolong Pak Ngatnu jangan berlagak sok baik lagi, setelah apa yang tadi kalian lakukan padaku! Jangan menyembunyikan wajah aslimu!”

Ngatnu melihat ke sekeliling, karena teriakan Parto, kini semua orang beralih menatap kearahnya. 'Aku harus tetap tenang, jangan terintimidasi oleh anak kota ini' batin licik pak Ngatnu.

"Tenang Mas Parto, duduk dulu, kita bicara baik-baik. Saya ini sudah tua, juga gaptek, mau saya pakai buat apa kalau saya ngambil benda canggih seperti itu?" ucap Ngatnu dengan topeng bijak seperti biasanya.

Lalu dua orang komplotannya pun tiba, dan mendekat. "Apa yang kamu lakukan hei anak kota, yang sopan dong sama orang tua, dia itu RT, orang terhormat di kampung. Asal nuduh aja!” Serunya membela sang pemimpin.

Parto semakin marah setelah mendengar itu, "Jangan bohong! Aku tahu kalian yang mengambil laptopku, dan aku tidak percaya kalian nggak tahu apa-apa tentang teknologi!"

Ngatnu tetap tersenyum, "Saya tidak tahu apa yang kamu bicarakan, Mas Parto. Mungkin kamu salah paham."

Orang-orang yang berkumpul di sekitar mereka pun mulai ikut campur, "Iya, Mas Parto, mungkin kamu salah paham. Pak Ngatnu itu orang baik, tidak mungkin melakukan hal seperti itu."

Parto merasa kesal dengan reaksi orang-orang, "Kalian tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi! Aku tahu mereka itu sangat kejam, hanya saja aku memang belum punya bukti ataupun saksi!"

Jumini yang memperhatikan dari jauh, melesat mendekat, saat melihat Parto mulia terpojok oleh pandangan orang-orang. "To, mungkin kita harus tenang dan mencari bukti dulu, kamu sendirian, sedangkan mereka banyak!"

Namun Parto tidak mendengarkan, dia terus berdebat dengan Ngatnu dan orang-orang yang mendukungnya. Situasi semakin memanas, hingga seseorang pun memanggil pak Lurah yang sedari tadi duduk dibelakang panggung, sehingga tak tahu adanya keributan itu.

Sang Lurah membelah kerumunan, dengan senyum bijak ia berusaha menengahi. "Warga sekalian, mari kita tenang. Mas Parto, saya paham Anda merasa kesal, tapi ini sudah terlalu malam. Mari kita selesaikan masalah ini besok di kantor kelurahan."

Pak Lurah menempatkan dirinya di antara Parto dan Ngatnu, "Saya akan mengundang Anda besok, Mas Parto, untuk membicarakan hal ini lebih lanjut. Tapi untuk sekarang, saya mohon Anda pulang dulu."

Warga yang berkumpul di sekitar mereka mulai bersorak, "Iya, Pak Lurah benar! Pulang sana, jangan bikin gaduh di acara desa kami!"

Parto merasa terpojok dan tidak punya pilihan lain selain menyerah. Dengan wajah kesal, dia mengangguk dan berbalik untuk pulang.

Jumini yang hanya berani memperhatikan lalu mengikuti Parto tanpa berani berkomentar lagi. ‘Ternyata dia tak berubah, kalau sudah marah begitu, sangat menakutkan!’ gumam lirih Jumini.

Sementara itu pak Ngatnu mengajak anak buahnya melipir menjauh dari kerumunan, lalu berbincang secara rahasia dengan dua anak buahnya.

"Kerja bagus, kalian ternyata bisa bergerak cepat! Jadi kalian simpan dimana laptop sama hapenya Parto?" puji pak Ngatnu begitu antusias.

Tapi dua orang dihadapannya saling pandang dengan wajah menyesal bercampur takut. Melihat hal itu pak Ngatnu kembali bertanya ,"Ada apa? Apa kalian malah sudah berhasil menghancurkannya?"

Dua orang itu menggeleng, "Kami tidak mendapatkan apa-apa. Justru itu makanya tadi kami juga bingung,"

Pak Ngatnu merasa terkejut sekaligus marah, "Apa?! Jadi bukan kalian yang mengambil laptop dan handphone Parto?!”

Dua anak buahnya itu menundukkan kepala, “ Waktu kami sampai di ruko, dua benda yang harusnya kami ambil sudah tak ada, kami mencari-cari ke semua tempat, tetap tidak ada!”

"Siapa yang tahu tentang rencana kita? lalu membantu Parto menyembunyikan benda yang kita incar?”

"Bisa jadi Lasmi, anakmu sendiri!"

"Jangan bodoh! Kalian tahu kan bocah itu bersama Parto sepanjang hari?"

"Benar juga, lalu siapa ya?"

Pak Ngatnu berpikir sejenak, "Hmm... Mungkin ada yang bermain di belakang kita.” Pak Ngatnu berhenti sejenak, lalu memandang dua anak buahnya, "Kalian cari tahu siapa yang berani mendahului langkah kita, jangan banyak bertanya, aku nggak peduli bagaimana caranya, kalian pikir sendiri!”

Si plontos dan si gondrong pun mengangguk, "Baik, Pak. Kami akan mencari tahu."

Pak Ngatnu memandang mereka dengan mata tajam, "Jangan gagal lagi. Aku tidak ingin ada yang mengancam posisiku di kampung ini."

Dua anak buahnya itu mengangguk lagi, lalu bergegas pergi.

...****************...

Bersambung....

Maaf baru sempet up. Semua komentar gw baca ntaran ya, pekerjaan bner-bner lagi aduhai. dua babb dilempar langsung, silahkan baca. Terimakasih semua, jaga kesehatan ya! 💛

1
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia
Akhirnya....
selamat ya Thor, 1 buku lagi berhasil kamu tamatkan.
Semangat untuk terus berkarya.
Semoga sukses/Determined//Determined//Determined//Determined/
hatiAti
aku malah bayangin sumiyen modelan mak uwo gitu
LᴀSᴇɴᴏʀɪTᴀ_❷❶ℓ🇮🇩
Congrats 🙌 Akhirnya bisa ngawal cerita Parto Jumini dkk sampe selesai dalam mode senyap wkwkwkwk.

Awal baca aku msh meraba ini gimna ceritanya dari Pita peach sampe ke dunia cermin. ternyata Misi Parto bukan cuma membuka rahasia kematian Jumini mantan pacarnya semasa sekolah. Ternyata masih ada rentetan rahasia lagi antara keluarga dia dan keluarganya Jumini. maksudnya orangtua mereka, Parto Jumini ini.

Dari Parto yg ternyata Abangg adik sama Walji. Dari Jumini yang ternyata Bersaudara sama Jono alias Sotang.

Dari all tokoh, aku notice ke Sotang, kasihan, ia menjadi seperti itu karena ortunya yg tak egois dan tak percaya keajaiban Tuhan. iya nggak sih? kepala rumah tangga macam apa, yg bisa menjatuhkan pilihan antara istri dan anak laki-laki nya? ayah macam apa yg yakin klo anaknya tak bisa menghadapi kejamnya dunia?? dari semua all chapter babb yg bikin miris tentu saja babb Sotang yg dibunuhh memakai pita peach sama spt pita Jumini yg di kasih Parto.

Terakhir plot twist nya, Jumini yg mengorbankan diri bersama Abangnya dan tentu saja bersama manusia serakah yg adalah ibliss sesungguhnya, Sumiyem dan Ngatnu.

Yg dikubur dikira itu kuburan Walji, mungkin itu jenazah JonoSotang kan yaa?

Itu ulasan ku yaaa👌

Terimakasih udah ksh krya luar biasa, horror detektif klo kataku sih, kna ada tyok dkk.

Ditunggu next karya

Ganbatte ne
𝕐𝕆𝕊ℍuaˢ: wah, terimakasih banyak, Seno 🙏🏻
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
Di tunggu karya baru yg lebih seru 💪🏻😁
𝕐𝕆𝕊ℍuaˢ: nyari ide dulu kk🤣😁
total 1 replies
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
amazing... bacanya berasa sesuatu banget... kdg tahan napas saking tegangnya, kdg kesal karna othor bikin tokoh antagonis bener² sadis bin kezam, tp it's oke... tulisannya makin keren, sukses terus pokoknya buat othor ...👍👍👍
ditunggu karya terbarunya, semangat💪💪💪
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: makasih
total 2 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
Ternyata ga bisa hilang ya
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
itu pita Sotang 😔
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
sahut Mbah Waluyo
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
Jumini 😭😭😭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
itu karma buat kalian 😔
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
Wah ada Jumini & Sotang 🤫
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
Mbah Mingun 🤔
Bulanbintang
Di awal cerita, mungkin masih terkesan biasa. Tapi semakin lama, semakin penasaran karena alur yang nggak ketebak. Banyak pelajaran yg bisa dipetik, dari persahabatan, keluarga dan juga resiko bagi hati yang penuh dendam. Sukses selalu, Thor.

Hadiah buat Sotang, Ngatnu sama Sumiyem. 🔥/Bomb/🔥/Bomb/
Yang lain, 🍳☕🍜🍝
Bulanbintang: Makasih🌱
total 2 replies
Bulanbintang
Lanang : Selama bukan demam, semua masih baik-baik saja.
𝕐𝕆𝕊ℍuaˢ: relate sih😁
total 1 replies
Bulanbintang
Saya suka, saya suka💃
Bulanbintang
Walji rajin perawatan, skinkernya mahal. Sementara Parto nggak pernah kepikiran sampai sana. Ada uang untuk makan aja udah alhamdulillah.
𝕐𝕆𝕊ℍuaˢ: nah 🤣
total 1 replies
Bulanbintang
Terakhir?
Bulanbintang
gertak balas?
cukup pakai salah satu aja, Thor.
𝕐𝕆𝕊ℍuaˢ: ahh, bener juga ya🙏🏻
total 1 replies
Bulanbintang
Jadi, Sotang bikin bubur merah putih ya.
Siti Yatmi
karya yg bagus..tidak bertele-tele...tokoh yg jelas
𝕐𝕆𝕊ℍuaˢ: wah, terimakasih banyak rate-nya kk🙏🏻🙏🏻🙏🏻
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!