Kehidupan sempurna. Paras cantik, harta melimpah, suami yang berkuasa. Nayla merasa hidupnya begitu sempurna, sampai ketika Stefan suaminya membawa seorang gadis muda pulang ke rumahnya. Kecewa dan merasa terkhianati membuat Nayla memutuskan untuk menuntut cerai suaminya ...
Dan di saat terpuruknya, ia menerima lagi pinangan dari seorang pria muda bernama Hayden yang menjanjikan kebahagiaan baru padanya ...
Apa yang akan terjadi selanjutnya? Mari bersama-sama simak ceritanya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nikma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sekutu atau Musuh?
Hari itu, Nayla sedang fokus dalam pekerjaannya. Ia sedang memeriksa beberapa update berkas kerja sama dengan tamu-tamu yang terakhir kali di undang dalam acara jamuan makan malam istimewa.
Tiba-tiba saja Laras salah satu sekretarisnya, melontarkan pertanyaan padanya.
"Nyonya, apa anda tau kalau tuan Rio dari perusahaan Albara juga sedang berada di negara kita?" Tanya Laras memastikan.
"Benarkah? Aku tidak tahu sama sekali. Dan seingatku dia juga bukan salah satu tamu istimewa kita." Jawab Nayla setelah berusaha mengingat daftar tamunya.
"Iya, anda benar nyonya. Saya dengar, beliau datang hanya sedang berjalan-jalan saja di negara ini. Saya mendapatkan informasi ini dari manager Hans. Ia tak sengaja bertemu dengan beliau beberapa waktu lalu." Ucap Laras memberitahu.
Nayla mengangguk-angguk mengerti. Nama Rio Albara juga tak asing di telinganya. Pasalnya, dia juga seorang pebisnis yang unggul di bidang pariwisata di negara B. Negara adal Hayden juga. Dan menurut informasi yang ia dapatkan Hayden dan Rio merupakan teman dekat.
Nayla hanya menduga, Rio datang berlibur ke nagaranya juga karena ingin menemui Hayden yang masih belum kembali juga ke negara asalnya.
Berbeda dengan Hayden yang memiliki latar belakang percintaan yang bersih. Berbanding terbalik dengan Rio. Pemuda itu cukup terkenal di antara banyak wanita. Ia terkenal ramah dan mudah bergaul. Tak salah jika ia punya banyak sekali skandal dengan wanita.
"Dan nyonya, saat bertemu dengan tuan Rio itu. Manager Hans juga melihat, beliau sedang bersama dengan seorang gadis ..."
"Bukankah itu rumor yang sudah biasa bagi tun Rio. Ia kan memang terkenal ramah dan sangat mudah bergaul dengan wanita."
"Tapi, nyonya. Wanita kali ini itu salah satu tamu undangan saat acara tahun baru kemarin. Seorang nona misterius bernama Roselyn. Keduanya cukup terlihat akrab ... Hm, saya jadi kepikiran lagi tentang nona itu. Sampai sekarang saya masih belum tau bisnis apa yang ia miliki. Latar belakangnya juga sulit dilacak seakan ada seseorang yang dengan sengaja menyembunyikannya." Ujar Laras berkeluh kesah.
Nayla yang mendengar nama Roselyn tiba-tiba di sebut di sana juga sempat terdiam dan menghentikan aktivitasnya.
"Ya, itu cukup mengejutkan." Ucap Nayla menerawang.
Ia menduga, mungkin saja Rio masih belum tau rahasia Roselyn yang sebenarnya. Jika, Rio sudah tau. Ada kemungkinan besar dia pasti juga menghindari Roselyn, karena ia adalah teman dekat Hayden.
...
Hari sebelumnya, saat dimana Roselyn diabaikan oleh Hayden setelah ia tak sengaja berpapasan dengannya di depan toko perhiasan. Roselyn yang masih berderai air mata terlihat sangat menyedihkan. Ia juga sangat kesal. Moodnya langsung memburuk dan membuatnya tak jadi berkunjung ke toko perhiasan itu.
Saat ia melangkah pergi untuk mulai meninggalkan tempatnya, ia lagi-lagi tak sengaja menabrak seorang pria asing.
"Anda tak apa-apa nona?" Tanya pemuda itu khawatir. Ia menahan kedua bahu Roselyn agar gadis itu tak jatuh ke lantai.
"Ah, iya saya baik-baik saja ..." Jawab Roselyn sambil mendongak menatap pria yang tak sengaja tabrak itu.
Seketika matanya membulat saat ia mengenali pemuda itu. Dia adalah Rio, pemuda yang sebelumnya juga tak sengaja bertabrakan dengannya di acara makan malam istimewa hari itu.
"Oh, nona Roselyn ... Benar?" Seru Rio senang.
"Iya anda benar tuan. Dan anda ... Tuan Rio kan?" Tanya Roselyn memastikan.
"Ya! Senang bertemu anda lagi nona. Saya kira kita tak akan pernah bisa bertemu lagi. Tak saya sangka kita bisa bertemu secepat ini lagi ... Tapi, kenapa anda menangis?" Tanya Rio penasaran.
"Ah, hiks ..." Bukannya menjawab Roselyn kembali menangis. Rio yang melihat itu jadi salah tingkah dan kebingungan harus bagaimana. Ia pun hanya bisa menepuk-nepuk bahu Roselyn untuk menenangkan.
Setelah agak tenang, keduanya memutuskan untuk lanjut mengobrol di sebuah kafe dessert tak jauh dari sana. Di atas meja tempat mereka duduk saat ini, sudah ada berbagai jenis dessert. Ada kue coklat berhiaskan buah strowberry merah yang besar, ada juga kue krim yang lembut dan masih banyak lagi.
Yang jelas semua makanan itu sudah di sesuaikan dengan selera Roselyn. Itu adalah traktiran dari Rio agar suasana hati Roselyn bisa segera membaik.
"Terima kasih banyak, untuk makanannya tuan Rio." Kata Roselyn dengan senyum manis pada Rio yang duduk di seberangnya.
"Sama-sama nona. Semoga ini bisa membuat suasana hati anda membaik ... Dan, sebenarnya saya masih penasaran apa yang membuat anda menangis seperti tadi. Apa saya boleh mengetahuinya?" Tanya Rio dengan lembut.
Roselyn terdiam sesaat sebelum menceritakan kondisinya pada Rio. Ia memilih menceritakan sejujurnya pada Rio. Terlebih yaitu posisinya sebagai kekasih Stefan. Sedangkan, yang untuk yang masa lalunya, ia tak menceritakannya.
Dan cara Roselyn menceritakan pada Rio, seakan dia bukanlah pelaku kejahatan tapi sebagai korban. Rio mendengarnya dengan seksama. Alasannya, memilih berkata jujur adalah, ia bisa melihat tatapan Rio padanya ia yakini kalau pria itu sudah sepenuhnya jatuh dalam pesonanya. Roselyn yakin bagaimanapun Rio pasti akan mendukungnya.
Dan benar saja, setelah Roselyn selesai menceritakan kondisinya, ia tak melihat ada perubahan sorot mata ataupun sikap dari Rio padanya. Pria itu sama sekali tak menghakiminya. Justru ia terlihat semakin iba padanya. Seketika dalam hati Roselyn ia merasa tersanjung luar biasa.
"Pasti itu berat untuk anda ... Dan saya juga yakin, anda juga sudah melalui banyak hal yang menyedihkan bukan?" Ucap Rio lembut.
"Umm ... yah, itu cukup sering ..." Jawab Roselyn dengan senyum canggung untuk mengakuinya.
"Anda tak perlu takut mengatakannya. Saya sudah bisa memahami sepenuhnya kondisi anda, nona. Jika, anda tak punya teman untuk bercerita anda bisa menghubungi saya kapanpun ... Saya merasa bersyukur ketika kedatangan saya ke sini utuk menemui teman saya, saya justru bertemu dengan anda." Jawab Rio sambil menyandarkan tangannya ke meja untuk menatap Roselyn lebih dalam.
Mendengar perkataan Rio, ia jadi penasaran siapa teman pria yang sangat polos ini. Pikir Roselyn barangkali saja teman Rio juga bisa menjadi salah satu bidak caturnya.
"Ah, maafkan saya sudah mengambil banyak waktu anda tuan. Mungkin lebih baik anda segera menemui teman anda itu." Ujar Roselyn seakan peduli.
"Haha. Anda tenang saja nona. Walaupun ia memiliki tempramen yang buruk. Ia tak akan membuang saya." Jawab Rio santai. Roselyn hanya bisa mengangguk-angguk tanda setuju.
"Oh ya nona. Walaupun, ini di sayangkan. Kalau anda memang sangat mencintai kekasih anda dan ingin bersama dengannya, namun terhalang oleh hubungan masa lalunya ... Bagaimana jika mulai sekarang, perlahan anda mengambil alih kepercayaan dan peran dari posisi wanita yang menghalangi anda itu. Buktikan kalau anda bisa lebih baik dari wanita itu. Terlebih anda punya pesona sendiri untuk memikat seseorang." Kata Rio dengan senyuman di wajahnya.
Roselyn mendengarkan dengan seksama saran itu. Memang ia selama ini sudah bertahap mulai mengisi posisi Nayla sebagai nyonya rumah. Tapi, masih banyak hal yang belum ia tahu. Ia harus mulai belajar untuk membuktikan dirinya. Ia juga akan menggunakan pesonanya, seperti yang dikatakan oleh Rio.
"Terima kasih tuan. Anda sangat membantu saya." Ucap Roselyn dengan senyum lembut. Dan Dibalas juga dengan senyuman oleh Rio. Senyuman misterius seakan memiliki makna lain dibaliknya. Namun, Roselyn sama sekali tak menyadari itu.
.
.
.
Bersambung ...