Windi yang seharusnya menikah dengan Refa justru malah menikah dengan Wisnu kakak tertua Refa.
Windi yang kala itu sedang hancur karena melihat Refa yang sedang bersama dengan seorang wanita dari masa lalu nya membuat Windi mengakhiri pertunangan nya.
Keputusan yang diambil Windi membuat dirinya menjadi frustasi hingga, Berakhir di club malam untuk melampiasakan kerisauan hatinya. Namun dirinya tidak sengaja bertemu dengan Wisnu.
Pertemuan dan kesalah pahaman yang tidak di sengaja terjadi membuat keduanya terjebak dalam sebuah ikatan Suci yang abadi.
Takdir yang terjadi pada mereka membuat keduanya saling membutuhkan satu sama lain. Kebohongan dan kebenaran yang tersimpan rapat kembali terbuka.
Apakah Mereka Mampu menghadapi ini bersama? dan Akan kah ada cinta di antara mereka berdua?
Yukk Ikuti Kisahnyaa~~~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon uwpw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penjelasan
Di tengah perbincangan mereka berdua Ponsel Windi berdering.
Windi merogoh tas nya." Sebentar yah aku angkat telfon dulu."
Wisnu mengangguk kan kepalanya, ia menatap Windi yang sedang menerima telfon.
Ya tuhan meskipun hati nya sudah tersakiti tapi di masih tetap bisa tersenyum begitu tulus. Tuhan semoga pasangan kelak ku memiliki sifat seperti nya.
Windi mengerutkan keningnya tak kala mengetahui kalau yang menelfon nya Papanya." Papa? tumben sekali ia menelfon ku."
Windi mengangkat telfon nya. " Halo Pa."
" Halo my little girl, Bagaimana kabar mu? Apa kamu baik-baik saja? Kamu sudah makan?" James langsung menyerbui Windi dengan berbagai pertanyaan.
Windi Tersenyum mendengar pertanyaan Papanya." Tentu saja kabar ku baik Pa. Aku juga sudah makan." Windi sebenarnya ingin jujur namun ia tidak ingin membuat papanya khawatir akan dirinya.
Dia suka sekali menyembunyikan semua nya dari ku. Batin James
" Baik la kalau begitu, Papa hanya ingin menanyakan kabar mu saja."
" Ehm apa Papa tidak merindukan ku?"
" Kamu ini tentu saja Papa sangat merindukan mu sayang, Cepat kesini dan bawa lah Calon mu itu ke hadapan Papa dan Mama sayang." James ingin tau reaksi Windi ketika ia menyebutkan Refa.
Windi yang semula nya tersenyum mendadak kembali murung dan untung saja papanya tidak melihat ekspresi wajahnya. " Aku juga sangat merindukan mu papa ku sayang, dan aku akan segara membawa Refa Secepatnya Pa." Ujar Windi
James menghembus kan nafasnya ia tak habis fikir bahwa putrinya masih saja merahasiakan semuanya." Baik lah sayang kalau begitu Papa tutup telfon nya dulu ya." Ujar James
Windi tampak memikirkan sesuatu kepada Papanya." Pa?"
" Iya? Ada yang ingin kamu kata kan sayang?" James mengira Windi akan mengatakan semuanya.
" Ehm Pa Windi boleh tidak meminta Kartu akses Windi? Windi ingin melakukan sesuatu Pa." Ujar Windi ragu-ragu
James salah ternyata Windi ingin meminta akses kartunya." Baik lah nanti Papa akan menyuruh salah satu anak buah papa untuk memberikan nya kepada mu sayang." Ujar James
Windi Tersenyum mendengar perkataan James." Terimakasih Pa."
" Yasudah Papa tutup telfon nya ya."
" Bye Papa. love you so much." Sifat kanak-kanak Windi kembali setalah ia berbaikan dengan James.
" Love you to my little girl." Sambung Telfon terputus.
Windi kembali menghampiri Wisnu yang menunggu selesai menelfon.
" Tuan aku ingin kembali ke apartemen ku. Aku ingin beristirahat." Ujar Windi
" Kalau begitu mari aku Antar."
Windi menggeleng kan kepalanya." Tidak tuan Terimakasi, aku tidak mau merepotkan dirimu tuan." Windi merasa tidak enak dengan penawaran Wisnu.
" Jangan sungkan Mari saya antar."
" Tidak Usah tuan."
Wisnu menghela nafas panjang mendengar perkataan Windi." Aku tidak suka penolakan." Ujar Wisnu
" Tapi tuan..." Belum selesai Windi melanjutkan perkataannya Wisnu langsung menarik tangan Windi menuju mobilnya.
Wisnu membuka kan pintu untuk mobil Windi ia menyuruh Windi masuk. Setalah Windi masuk Wisnu memutarkan badannya untuk menuju ke pintu kemudi.
Wisnu Menatap kearah Windi dan perlahan maju ke depan mendekat ke arah wajah Windi. Windi yang melihat Wisnu mendekat ke arah wajahnya membuat nya memundurkan kepalanya ke belakang. ia juga memejamkan kedua matanya.
Klik! Windi membuka matanya dan melihat Wisnu yang sudah kembali duduk seperti semula.
Astaga! Apa yang sedang aku fikiran, Dia hanya memasang kan sabuk pengaman untukku. Ahhh! sungguh memalukan sekali.
Windi hanya menatap ke arah luar jendela, Ini sungguh memalukan karena ia berfikir Wisnu akan mencium nya nyata Wisnu hanya memasang kan Sabuk pengaman saja.
Wisnu yang melihat Windi yang merona merah membuat nya gelang-gelang kepala dan menarik salah satu sudut bibirnya.
Supir taksi tadi yang menunggu Windi merasa lega tatkala melihat Windi bersama dengan seseorang yang membuat nya sedikit merasa lega.
Syukur lah kalau begitu aku melanjutkan pekerjaan ku.
Taksi itu juga melesat pergi meninggalkan taman Danau itu.
Selamat di Perjalanan Windi dan Wisnu hanya diam saja tanpa ada pembicaraan. Karena rasanya sangat canggung sekali untuk mengobrol.
Sekitar satu jam setengah menuju ke apartemennya Windi. Meraka sudah berada di Lobby apartemen Windi.
" Terimakasih tuan atas tumpangan nya, Kalau begitu saya Permisi dulu." Ujar Windi
Wisnu mengangguk kepalanya." Baik lah sampai jumpa."
Windi melambaikan tangan mengiringi kepergian mobil Wisnu.
Saat ia hendak masuk ke dalam seseorang memanggil nya.
" Nona! Nona Windi!" Windi membalikkan badannya, ia menatap ke arah orang itu dengan tatapan heran.
" Iya? Apa kamu mengenal ku?" Ujar Windi
Orang itu mengangguk kepalanya." Saya Jojo orang suruh tuan James untuk menyerahkan ini kepada anda nona." Seraya menyerah sebuah kartu Akses kepada Windi.
Windi mengambil alih kartu itu." Terimakasih." Ujar Windi
" Iya nona, kalau begitu saya permisi dulu."
Windi mengangguk kepalanya, orang itu pergi meninggalkan Windi.
Windi kembali melanjutkan langkahnya untuk masuk ke lobby apartemen nya. Saat pintu lift lantainya terbuka ia terkejut ketika ia melihat seseorang sedang menunggu nya. Tubuh Windi mematung melihat nya.
" Refa!" Pekik Windi
Refa yang mendengar namanya di panggil ia pun menoleh ke asal suara. Ia mendekat ke arah Windi yang berdiri di dekat pintu lift.
" Windi." Refa menatap lekat-lekat mata Windi yang tersirat sebuah kekecewaan kepadanya.
Windi mengendalikan dirinya agar tidak larut dalam kesedihan dan berusaha untuk biasa-biasa saja dalam menghadapi Refa.
" Kenapa kamu ada di sini? " Tanya Windi tanpa basa-basi.
Refa mencoba meraih tangan Windi namun Windi langsung mengayuh kan tangannya. Refa yang melihat perubahan sikap Windi membuat hati nya terluka.
" Windi bisakah kita bicara sebentar?"
" Soal apa?"
" Hubungan kita." Windi Tersenyum kecut mendengar perkataan Refa.
" Apa kamu lupa? Apa yang aku kata kan pada mu di Restoran tadi? "
" Windi aku mohon ijin kan aku untuk menjelaskan semua nya kepadamu." Ujar Refa
" Tidak! Semua nya sudah berakhir dan lupa kan semua nya, Anggap saja kehadiran ku mimpi terburuk dalam hidupmu." Ujar Windi
Refa menggeleng kepalanya." Tidak Windi jangan berbicara seperti itu! Aku sangat mencintaimu Windi."
" Jika kamu mencintai ku maka kamu tidak akan pernah mengundang seseorang dari masa lalu itu Refa! Kau tau bukan? Jika seorang tamu tidak akan masuk jika tuan rumah tidak mengijinkan untuk masuk! Maka seperti itu dirimu sekarang! Masa lalu mu tidak akan hadir jika kamu tidak mengijinkan untuk hadir." Ujar Windi
Refa hanya terdiam mendengar perkataan Windi. Semua perkataan Windi ada benar nya, ia yang salah karena mengijinkan masa lalu nya hadir kembali di tengah-tengah hubungan mereka.
" Windi aku mohon jangan batalkan pertunangan kita. Aku tidak ingin Mama dan Papa kecewa." Ujar Refa
Windi tersenyum dan mata berkaca-kaca mendengar perkataan Refa. Dia hanya peduli dengan Mama Papanya? yang akan kecewa? Lalu bagaimana dengan diriku yang sudah terlanjur kecewa.
" Kamu tidak usah khawatir aku yang akan bicara dengan Tante Fitri tentang batal nya pertunangan kita."
Perkataan Windi membuat Refa sangat terkejut." Ka-kamu masih mencintai ku kan? kenapa kamu membatalkan pertunangan kita Win?"
" Iya aku masih mencintaimu, Tapi cinta itu Sudah tertutup oleh rasa kecewa dan hancur dari seseorang yang merusak kepercayaan cinta itu sendiri."
" Windi maafkan aku Win, maaf kan aku." Refa terus memohon kepada Windi
Windi melangkah melewati Refa begitu saja dan menuju ke apartemennya. Refa tak pantang menyerah ia mengikuti langkah Windi ke apartemennya.
Saat Windi ingin masuk Refa memaksa ingin masuk ke dalam." Refa aku bilang pergi sebelum aku benar-benar muak dengan dirimu Refa!" Ujar tegas Windi
" Windi aku mohon dengarkan penjelasan ku."
" Pergi!"
" Windi." Refa menatap ke arah Windi dengan tatapan sendu dan berkaca-kaca
" Pergi!" Refa menghembuskan perlahan nafasnya." Baik lah aku akan pergi tapi aku akan kembali lagi." Ujar Refa
Refa pergi meninggalkan apartemen nya Windi. Setalah kepergian Refa Windi kembali menangis tersedu-sedu di dalam apartemen nya.
Maaf Fa tapi untuk kali ini tidak ada yang di benarkan peri hal masa lalu! Dan tidak ada kata kesempatan untuk sebuah pengkhianatan.
Saat Windi sedang menangis ponsel nya berdering. Ia merogoh ponselnya." Chika?"
Windi menetralkan suaranya dan nafasnya. Ia menekan tombol hijau dan mengangkat nya. " Halo Ka?"
" Halo Win."
" Ada apa?"
" Kamu sudah pulang kan dari Amsterdam?"
" Sudah. kenapa?"
" Aku ingin mengajak mu ke acara reuni Angkatan di Hotel grand Livina."
" Kapan?"
" Nanti malam jam 8."
Windi tampak menimbang-nimbang tawaran Chika.
" Halo Win? bagaimana kamu mau ikut kan?"
" Baiklah aku akan datang."
" Oke! Kalau begitu sampai jumpa di sana."
" Oke bye."
Hitung-hitung untuk melupakan masalah ku dengan Refa.
.
.
.
.
.
.
.
Haii Para readers
Perkenalkan Aku Thwa, aku ingin bertanya Smaa kalian tentang novel Menikah dengan calon kaka ipar ku? Apakah kalian suka dengan alur cerita nya? Atau kalian bingung dengan alur cerita nya?
Kalian bisa memberikan semua pendapat dan masukkan kalian tentang novel ini. Aku akan menerima semua saran dari kalian tentang novel ini! Agar aku bisa terus memperbaiki setiap kekurangan dalam novel ku
Terimakasih
Selamat malam semua nya:)
Oh aku lupa,Apa Wisnu sengaja bikin Windi salah paham? Kan Wisnu menyukai Windi dari pertama dia melihat Windi..ckckc Licik juga cara Wisnu..