damar aby sugito atau lebih sering di panggil sugi, seorang pemuda yang memiliki sebuah toko boneka, namun boneka yang di jualnya juga bukan boneka-boneka biasa melainkan boneka hidup yang melindungi tuannya, selain bukan bonekanya saja yang unik, sugi sendiri juga memiliki kekuatan yang tiada tanding. namun ia sendiri tidak menyadari bahwa dirinya itu sakti dan sugi juga tidak menyadari bahwa boneka-boneka yang di jualnya itu hidup. di season 2 kali ini akan terungkap bagaimana sugi bisa memiliki boneka-boneka hidup itu, dan bagaimana sugi bisa mendapat kekuatan tiada tanding, serta siapa yang telah membuat sugi tidak bisa menyadari kesaktiannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
"aku? berlutut?!"
"Benar itu eric!" Tio ikut menimpali, "apakah kamu tahu, kami menerimamu masuk ke dalam circle kami karena kami rasa kamu cukup berguna! Namun siapa sangka kamu akan datang dan membawa orang udik semacam ini!"
Eric menjatuhkan rahangnya dengan kaget, ketika mendengar respon orang orang yang dia hormati ini.
"Tu-- tunggu! Sugi ini bukanlah orang jahat, dia adalah orang yang bai--" namun sekali lagi, sebelum eric bisa menyelesaikan kalimatnya, kali ini rehan yang menyela, "apakah kamu tidak bisa melihat mana yang layak, dan mana yang tidak layak? Apakah mata yang ada di kepalamu itu sama sekali tidak ada gunanya?"
Ucapan dari ketiga orang ini benar benar sangat tajam, seumpama gillete menciptakan silet paling tajam, mungkin masih kalah tajam dari ucapan ketiga orang ini.
Sugi saja yang mendengar hal ini merasa hatinya teriris iris, meskipun yang di tunjuk ketiga orang ini adalah eric.
"Tunggu, kakak kakak semua di--"
"Diam!" Ketiganya kali ini secara kompak membentak eric dan benar benar membuat eric terdiam seribu bahasa.
Kemudian ketiga orang ini menatap sugi sambil memasang wajah jijik mereka.
"Apa yang kamu lakukan di sini?"
"Apakah kamu tidak melihat, lantai bar ini sudah di pel, berani sekali kamu mengotori bar ini!"
"Cepat pergi dari sini, aku jijik melihat wajahmu!"
"Kita tidak sebanding!"
Kini sugi menjadi sasaran ketiga orang ini setelah eric.
Sugi menghirup udara dalam dalam. Alih alih memposisikan diirinya inferior di banding ketiga orang ini, sugi malah memasang wajah sinis, "eric, apa yang di ucapkan mereka benar, kita tidak sebanding!" Ucap sugi.
Ketiga orang ini makin tersenyum sinis, "bagus kalau kamu menyadari posisimu!"
Siapa sangka sugi tadi belum selesai menyelesaikan kalimatnya, sugi kembali melanjutkan, "kita tidak sebanding dengan tiga hewan rendahan ini!" Ucap sugi dengan dingin.
3 hewan? Rendahan?
Seketika ketiga orang itu langsung memasang wajah yang sangat marah. Bagaimana tidak? Pria udik ini mengejek mereka bertiga adalah hewan rendahan!
Sungguh ejekan yang sangat tajam dan membuat geram.
"Keparat!" Ucap rehan dengan dingin. Ketiga orang ini benar benar sangat marah kepada sugi. Beraninya pria udik seperti dia mengatai mereka dengan ucapan seperti ini.
Sementara itu eric menjadi sangat pucat sekali. Dia benar benar tidak menyangka keputusannya membawa sugi ke tempat ini dan mengenalkan kepada tiga saudara seniornya ini akan berakhir dengan begitu mengerikan.
Bahkan eric mulai terhuyung huyung kebelakang. Dia sudah tidak bisa memikirkan dampak apa yang akan menimpa dirinya!
Tiga orang ini adalah generasi kedua dari ketiga keluarga kaya. Mereka bertiga inilah sumber yang bisa membuat eric menjadi sosok penting sekarang ini. Jelas bagi ketiga orang itu mereka sangat mudah untuk menumbangkan eric.
"Mati aku.." hanya ucapan itu saja yang bisa di ucapkan eric. Bahkan pada saat ini eric bisa membayangkan dirinya yang berjalan di gang kota palembang dengan pakaian lusuh seperti gembel, karena berani menentang ketiga seniornya ini.
"Ayo eric, lebih baik kita pergi dari tempat ini!" Sugi sendiri mengabaikan ketiga orang ini, dia membalikan badannya dan hendak pergi dari tempat ini.
Namun siapa sangka di meja lainnya sugi melihat pemandangan yang jauh lebih menjengkelkan di banding dengan apa yang sedang dia alami saat ini.
Dia melihat seorang pelayan bar yang sedang di goda oleh lima om om yang memiliki kepala botak dan perut buncit.
Pelayan itu masih terlihat sangat muda, bahkan mungkin usianya belum mencapai 19 tahun!
Sugi bersumpah apabila tiga om om ini di pasangi telinga dan hidung babi, sugi akan mengira bahwa lima orang itu adalah cu pat kai.
"Hehehe! Ayo dek, sini sama om!"
"Adek mau apa, om bisa kabulkan segala keinginan adek!"
"Sini sini sini sama om!"
Bahkan kelima babi ehh kelima om om ini tanganya mulai menggerayangi apa yang harusnya tidak di gerayangi.
Raut wajah pelayan itu tampak tidak rela, dari wajahnya ia ingin berteriak dan menampar tiga babi itu. Namun sayang sekali dia hanya pelayan kecil di hadapan lima babi ini.
Ya, bisa saja dia berlari dan pergi, namun hukuman yang sangat berat sudah pasti menanti dirinya.
Hanya pasrah yang bisa ia lakukan, sembari berharap ada sebuah keajaiban yang menyelamatkan dirinya.
Sementara itu sugi terlihat menggertakan giginya. Bagaimana mungkin sugi akan membiarkan pelayan bar yang masih muda ini di targetkan dari kelima om om ini.
Sugi berteriak, "hei bajingan! Apa yang kalian lakukan?!" Teriak sugi dengan marah sambil berjalan menuju ke arah om om gendut itu.
Seketika semua orang yang ada di dalam bar terdiam dan menoleh ke arah sugi.
"Siapa? Apa yang dia lakukan?!"
"Bodoh! Apakah dia tidak tahu siapa yang dia hampiri!"
"Ini salahmu eric! Mengapa kamu membawa orang bodoh ke tempat ini!"
Baik herra, rehan, dan tio terlihat ketakutan, bahkan mereka bertiga terlihat menggigit jari jari tangan mereka ketika melihat sugi benar benar mendatangi meja itu setelah meneriakinya.
Rehan, tio, herra tahu betul, kelima om om mesuem yang berada di meja sebelah itu bukanlah orang biasa, mereka adalah para bos besar yang ada di sekitar palembang ini.
Bahkan konon katanya kelima om om ini juga memiliki hubungan langsung dengan mafia bawah tanah yang ada di palembang.
Melawan om om ini sama dengan melawan kekuatan dunia bawah tanah yang sangat mengerikan! Dan masalahnya hanya kematian bagi mereka yang berani memprovokasi salah satu orang dunia bawah tanah.
Sugi telah tiba, dengan cepat dia menapuki tangan tangan nakal lima babi ini, "tunggu di belakangku nona, biar aku yang membereskan lima babi sialan ini."
Perlakuan sugi yang melepas paksa tangan mereka, dan menyebut mereka dengan panggilan babi, benar benar membuat kelima om om ini menjadi murka.
Di tambah lagi mereka juga meminum beberapa gelas coctail, sedikit banyak mempengaruhi emosi mereka.
Mereka berlima memandang sugi dengan wajah murka.
Sebelum lima babi ini membual di hadapan sugi, herra, tio, dan rehan langsung menghampiri sugi.
"Dasar bodoh! Apakah kamu tidak tahu siapa lima tuan terhormat ini?!"
"Ayo cepat berlutut, minta pengampunan mereka, kalau tidak kamu akan mati malam ini!"
Rehan, herra dan tio terlihat panik mendapati pria udik ini tidak mau berlutut. Ketiga orang ini tahu, kalau kelima bos ini marah, bahkan mereka bertiga, para pengunjung, dan pelayan bar lainnya akan terseret mati.
"Aku? Berlutut?!"
"Cuih!" Sugi meludah kesamping, kemudian melanjutkan, "tidak sudi!" Ucap sugi dengan tegas.
oooooo