NovelToon NovelToon
MAAFKAN AKU, AYAH

MAAFKAN AKU, AYAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen School/College / Keluarga / Anak Lelaki/Pria Miskin
Popularitas:10.3k
Nilai: 5
Nama Author: Mama Mia

Bayu, seorang remaja yang sedang dalam proses pencarian jati diri. Emosinya yang masih labil, membuat ia mudah tersulut emosi dan juga mudah terhasut.

Suatu malam, Bayu pulang dalam keadaan mabuk. Sang ayah yang kecewa dan marah, tanpa sadar memukulinya.

Termakan hasutan tetangga, Bayu tega melaporkan ayahnya dengan tuduhan kekerasan anak. Hubungan ayah dan anak yang sebelumnya sudah goyah, menjadi semakin buruk. Namun, pertemuannya dengan seorang gadis sedikit membuka mata hatinya.

Sebuah rahasia besar terungkap ketika ibunya pulang kembali ke kampung halaman setelah dua tahun menjadi TKW di luar negeri.

Apa rahasia besar itu?
Mampukah rahasia itu menyatukan kembali hubungan ayah dan anak yang terlanjur renggang?

Ikuti kisah selengkapnya dalam 👇👇👇
MAAFKAN AKU, AYAH

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13. Mulai terkuak

.

Dan akhirnya, hari itu juga Bayu menjalani perawatan di Puskesmas. Ia tersenyum lega. Ternyata, Pak Hasan tidak seperti yang dibicarakan oleh para tetangga. Di matanya, Pak Hasan orang yang sabar menemaninya mengantri di Puskesmas, mengurus pendaftaran dan menemaninya di kamar meskipun sebentar. Karena setelah itu Pak Hasan pamit untuk mengurus pekerjaan.

Bayu berbaring di ranjang pasien kecil beralaskan kasur busa yang tertutup oleh perlak plastik berwarna hitam. Ranjang yang hanya muat untuk satu orang. Matanya menatap ke arah langit-langit ruang berwarna putih. Dirinya harus menunggu hasil pemeriksaan yang baru akan keluar besok pagi.

"Sudah aku duga, Pak Hasan tidak seperti yang dikatakan oleh mereka," gumamnya. Mengingat selama ini Pak Hasan yang selalu membantunya. “Dia adalah orang yang baik. Tega sekali mereka membicarakan Pak Hasan seperti itu.”

"Semoga aku cepat sembuh," bisiknya pelan, memejamkan mata. Obat yang diberikan dokter mulai bereaksi, membuat tubuhnya terasa lebih rileks.

*

Sementara itu, ketika Bayu sedang berada di rumah sakit untuk menjalani perawatan, di penjara tempat Ahmad ditahan, pria berusia 45 tahun itu sedang duduk bersimpuh di salah satu sudut ruang penjara yang pengap. Tangannya menengadah ke atas, wajahnya menatap langit-langit yang jauh, seakan menembus ruang dan waktu, dan berhadapan dengan Sang Pencipta.

"Ya Allah, hamba mohon lindungilah putra hamba. Kembalikanlah dia menjadi putra hamba yang pintar dan berakhlak baik seperti sebelumnya. Tunjukkan dia jalan yang benar, jangan biarkan dia terus tersesat," ucap Pak Ahmad dalam doa yang tulus.

Pria itu, entah sudah berapa hari ini, memiliki firasat yang begitu buruk. Seakan terjadi sesuatu pada anaknya. Gelisah, resah, dan khawatir bercampur aduk dalam hatinya.

"Ya Allah, semoga Bayu baik-baik saja," bisiknya lirih, air mata mulai menggenang di pelupuk matanya.

Dzikir dan sholawat ia lantunkan, berharap dapat menenangkan hatinya yang gundah. Ia tidak bisa berbuat apa-apa selain berdoa dan berharap yang terbaik untuk putranya. Bibirnya terus bergerak dengan suara lirih, melafalkan kalimat-kalimat thayyibah.

Tak jauh dari tempat Pak Ahmad bersimpuh, Pak Basuki, mantan kepala desa yang menjadi teman satu selnya, tampak begitu mengagumi Pak Ahmad. Meskipun anaknya sendiri yang telah menjebloskan dirinya ke dalam penjara, tetapi Pak Ahmad tetap begitu menyayangi anaknya. Baginya Pak Ahmad adalah sosok ayah yang begitu sabar dan tegar.

Pak Basuki tampak duduk bersandar dengan satu kaki selonjor sedang kaki lainnya menekuk dan menyangga tangan di atas lutut, menunggu Pak Ahmad menyelesaikan doanya.

Hingga ketika Pak Ahmad selesai berdoa dan beranjak dari tempatnya, Ak Basuki menegurnya, “Khusuk sekali kamu berdoa? Emangnya anakmu itu akan tahu?"

Pak Ahmad menoleh dan tersenyum. "Pak Basuki," jawabnya ramah. "Bapak belum tidur?"

Pak Basuki menggelengkan kepalanya. Pak Ahmad bergeser mendekat hingga mereka duduk berjejer sama-sama bersandar.

"Aku heran sama kamu," ucap Pak Basuki. "Padahal anakmu itu yang menjebloskan kamu ke dalam penjara, ngapain juga kamu berdoa untuk dia? "

Pak Ahmad tersenyum tipis. "Dia adalah anak saya, Pak Basuki," ucapnya lembut. "Bagaimanapun sikapnya sekarang, tapi saya tetap berharap suatu hari nanti dia akan sadar dan kembali menjadi anak yang baik."

"Memangnya kamu tidak sakit hati dengan apa yang sudah dia lakukan?" tanya Pak Basuki dengan mata yang menyipit.

Pak Ahmad menghela nafas pelan, lalu menggelengkan kepala. “Saya hanya sedikit kecewa," jawabnya jujur. "Tapi, saya percaya, di dalam hatinya yang paling dalam, Bayu masih menyayangi saya."

"Anakmu itu sudah terjerumus ke dalam pergaulan yang salah," ucap Pak Basuki.

Pak Ahmad tersenyum. "Saya tahu," jawabnya. "Dan tugas saya sebagai seorang ayah adalah berdoa dan berharap yang terbaik untuknya. Membimbingnya kembali. Saya percaya, suatu hari nanti Allah akan membukakan hatinya dan menunjukkan jalan yang benar."

Sepertinya, aku harus banyak belajar darimu.”

*

*

*

Malam telah larut ketika Bayu merasa kantung kemihnya kembali penuh. Anak remaja itu mencoba turun perlahan dari ranjangnya. Matanya mengedar ke sekelilingnya.

Ruangan kelas ekonomi yang saat ini ia tempati, tampak penuh sesak dengan ranjang-ranjang berjejer. Bau obat dan disinfektan menusuk hidung, bercampur dengan aroma tubuh yang kurang terjaga.. Beberapa pasien tampak terlelap, mendengkur halus, sementara yang lain masih terjaga, menahan sakit atau gelisah. Di lantai di bawah ranjang mereka, tampak anggota keluarga mereka yang setia menemani. Ada yang duduk di kursi plastik sedang menyuapkan makanan, ada juga yang tertidur pulas di lantai, bergelung selimut.

Bayu merasa dadanya sesak. Hanya dirinya saja yang seorang diri di sini, tidak ada yang menemaninya. Tidak seperti pasien-pasien lain yang dikelilingi oleh keluarga yang menyayangi mereka. Ia merasa begitu kecil dan lemah di tengah keramaian ini.

Tiba-tiba ia teringat kala dirinya masih SD. Saat itu dia juga pernah sakit dan harus menginap di rumah sakit. Tetapi yang ia ingat saat itu, ia berada di kamar yang hanya dia sendiri saja yang ada di sana. Tidak bercampur dengan pasien lain. Dan saat itu,, ia tidak sendirian. Ada ibu dan ayahnya yang mennemani.

Berjalan tertatih keluar dari ruangan. Berjalan menyusuri lorong, mencari toilet yang tempatnya jauh dari ruang rawat. Setiap langkah terasa berat dan menyakitkan. Ia menggigit bibirnya, berusaha menahan rasa nyeri yang semakin menjadi-jadi. Akhirnya, ia sampai di depan toilet. Ia masuk dan membuang air kecil dengan susah payah.

Setelah selesai, ia mencuci tangannya dan menatap dirinya di cermin. Wajahnya pucat dan matanya sayu. Ia tampak seperti orang yang kehilangan semangat hidup.

"Aku harus kuat," gumamnya pada dirinya sendiri. "Aku harus sembuh."

Bayu menarik napas dalam-dalam dan keluar dari toilet. Namun, baru saja hendak kembali ke kamarnya, langkahnya terhenti ketika telinganya menangkap sayup-sayup suara orang sedang berbincang. Satu dari suara itu sangat familiar di telinganya. Karena penasaran Bayu memutuskan untuk mencari tahu sumber suara tersebut.

Ternyata, tak jauh dari kamar mandi adalah area free smoking. Tempat itu berupa selasar terbuka dengan beberapa kursi panjang yang menghadap ke taman kecil di samping rumah sakit. Di sana tampak dua orang sedang merokok sambil bercengkrama. Dan Bayu mengenal satu di antaranya, Pak Hasan.

“Pak Hasan masih disini?" gumamnya. “Bukannya tadi katanya mau pulang?"

Bayu berniat mendekat, tetapi…

"Bukankah kamu itu benci sekali sama Ahmad? Ngapain kamu mau ngurusin anaknya?"

Deg

Seketika, Bayu menghentikan langkah dan merapatkan tubuhnya pada tembok. Apakah yang dimaksud itu tadi ayahnya? Atau Ahmad yang lain? Perasaan penasaran semakin membuncah dalam hatinya.

"Yah, mau bagaimana lagi," jawaban yang ia dengar dari suara Pak Hasan. “Terpaksa. Dia meneleponku dan bilang pinggangnya sakit. Dia kan hampir dua bulan ini ngikutin aku ngusung gabah. Aku gak mau disalahkan kalau ada apa-apa sama dia.”

Deg!

Jantung Bayu bagai dihantam batu besar. Ia terkejut bukan main mendengar jawaban Pak Hasan. Jadi, yang dimaksud orang itu tadi memang Ahmad ayahnya? Tapi kenapa pak Hasan membenci ayahnya? Ada masalah apa di antara pak Hasan dan ayahnya?

1
Nar Sih
sdh terbukti salah kok ngk mau ngaku ,dan pasti nya hukuman berat menanti mu pk hasan 🤣
Hasanah Purwokerto
Wis tuek kok yo neko" to pak...
Selamat bermalam di hotel prodeo pak Hadan...👊👊👊👊👊👊
Hasanah Purwokerto
Awal penderitaanmu dimulai pak Hasan..
Hasanah Purwokerto
Rio CS pasti kalang kabut nih..
Mo kabur...????? oooo..tidak bisa.....
kalian sdh dibawah pengawasan....🤭🤭🤭🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
gak usah ngaku Hasan. biarkan polisi bekerja, setelah itu kamu akan membusuk di penjara. apalagi kamu tak mau bekerja sama dengan polisi
ora
Masih aja ngelak🙄😒
Dew666
🥰🥰🥰🥰
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Hasan sepertinya bandar narkoba ya?
Nar Sih
asyikkk ...ahirnya pk hasan di tanggkap juga ,syukurin biar tau rasa🤣🤣
Dewi kunti
sejak awal mereka sudah......ad yg kurang gak sich kata2nya
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: aduh, opo kui meng 🏃🏃🏃
total 1 replies
ora
Pak,, pak,, udah tua banyak tingkah sih. Siap-siap aja mengahabiskan banyak waktu mu di balik jeruji besi ....
Patrick Khan
nah lo ketangkep kan 😅😅
partini
hemmm tua bangka ga tau diri
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
kenapa gak bayu pradana sih? kan biar mirip gitu sm yg onoh
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: ya gak tahu klo namanya bayu itu🤣
total 4 replies
Cindy
lanjut kak
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
apa yang akan terjadi pada doni & Rio?
ora
Kuapoook nggak kalian😒😒
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: harusnya sih kapok
total 1 replies
Dewi kunti
dua kaaaakk ap menang dia🙈
Fatkhur Kevin
tangkap rio dan p hasan
Cindy
lanjut kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!