NovelToon NovelToon
Tuan Muda Posesif Itu Adalah Suami Ku

Tuan Muda Posesif Itu Adalah Suami Ku

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:65.8k
Nilai: 5
Nama Author: ariyanteekk09

" jangan harap gue menerima lo sebagai istri gue.. lo harus ingat lo itu cuma anak pembantu. " tekan Gavin..

" tuan muda kira, saya juga mau menikah dengan lo.. tidak sama sekali tapi orang tua lo yang datang sama orang tua gue supaya bapak gue setuju, kalau gue menikah dengan lo. " jelas Alisha..

" jangan sampai semua orang di sekolah tau kalau kita suami istri.. apalagi gue juga punya pacar yang lebih cantik dari lo. "

" lo tenang aja, seisi sekolah tidak akan tau kok.. lo juga bukan tipe gue. " ketus Alisha..

Alisha di paksa menikah dengan tuan muda yang bernama Gavin.. Alisha ingin menolak tapi orang tuanya memaksa karena majikan mereka sangat baik kepada keluarga nya..

tuan willian yakin, Alisha dapat mengubah Gavin menjadi anak yang baik.. karena selama ini hidup Gavin bebas dan semaunya..

* apakah Alisha mampu mengubah sikap Gavin dan Sampai kapan pernikahan mereka bertahan. *

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ariyanteekk09, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter 31

     Setelah lama terpisah, Arga akhirnya mendapat kesempatan bertemu Alisha, cinta pertamanya. Kenan, abang nya Alisha, memberi kabar bahwa Alisha sedang berada di kota selama seminggu untuk menghadiri pernikahan sahabatnya. Mendengar kabar itu, Arga langsung bersiap-siap mengunjungi Alisha di apartemen Kenan. Setelah berdandan rapi, ia turun dari kamarnya.

Orang tua dan opa-omanya terkejut melihat Arga sudah rapi di sore hari. Biasanya, di hari libur, Arga lebih suka berdiam diri di kamarnya seharian.

"Kamu mau ke mana, Arga? Kok sudah rapi sekali?" tanya Darwis, sang opa.

"Aku mau bertemu pujaan hatiku, Opa," jawab Arga, senyum mengembang di wajahnya. "Setelah sekian lama tak bertemu..."

"Alisha ada di sini, Sayang?" tanya Ajeng, ibunya, dengan nada penuh harap.

"Iya, Bunda. Kak Kenan mengabari ku bahwa Alisha di sini selama seminggu ke depan," jawab Arga, antusias.

"Bagus sekali! Jangan lupa ajak Alisha ke rumah. Oma sangat merindukannya," kata mayang , matanya berbinar.

"Perjuangkan dia, Arga," pesan Rano, penuh dukungan. "Yakinkan Alisha bahwa keluargamu menerimanya dengan tulus, tanpa mempermasalahkan status jandanya. Katakan padanya bahwa kami tidak akan memperlakukannya seperti yang dilakukan mertuanya dulu."

"Benar kata ayah mu," tambah Darwis. "Pintu rumah ini selalu terbuka untuknya."

Mendapat restu dan dukungan penuh dari keluarganya, semangat Arga membuncah. Ia langsung pamit dan bergegas menuju apartemen Kenan, tak lupa membawa setangkai bunga mawar merah kesukaan Alisha. Detak jantungnya berdebar-debar, menandakan betapa besar harapan dan gugupnya ia saat ini. Pertemuan ini akan menentukan segalanya.

    Alisha menikmati seblak nya dengan lahap. Kenan, kakaknya, yang baru saja pulang kerja, tersenyum melihatnya. "Pelan-pelan makannya, Dek. Nggak ada yang rebut kok," katanya.

kebetulan pas pulang kenan melewati pedagang seblak dan langsung mengingat adiknya suka makanan itu, kenan pun membeli kan Alisha.

"Tau, Bang. Tapi kalau udah dingin, seblak nya nggak enak," jawab Alisha, tanpa berhenti mengunyah.

"Kenapa lo suka banget makan seblak sih?" tanya Kenan, penasaran.

"Ya, karena enak, lah!" jawab Alisha, dengan ekspresi polos.

Kenan mengganti topik pembicaraan. "Kemarin di pernikahan Nadia, lo ketemu Gavin dan keluarganya nggak?"

"Cuma ketemu Gavin aja, Bang. Orang tuanya nggak ada. gue nggak lihat mereka sama sekali," jawab Alisha.

Kenan bergumam, "Mungkin mereka malu karena sudah bangkrut, ya?"

Alisha mengangkat bahu. "Gak tau, Bang. Lagian, bukan urusan kita juga." Ia kembali fokus pada seblaknya.

Kenan mengamati adiknya. Alisha benar-benar sudah move on dari masa lalunya yang menyakitkan. Ia bangga melihat kekuatan dan ketegaran Alisha.

Tiba-tiba bel pintu berbunyi. Kenan, yang sudah menduga siapa tamunya, meminta Alisha membukakan pintu. Alisha, yang sudah menghabiskan seblaknya, bergegas menuju pintu.

Pintu terbuka, dan Alisha terpaku. Arga berdiri di sana, dengan setangkai bunga mawar merah—bunga kesukaan Alisha—di tangannya.

"Arga," bisik Alisha, gugup.

"Hai Al, ini gue " sapa Arga, tersenyum. Ia memberikan bunga itu pada Alisha.

"Silakan masuk, Bang Kenan sudah pulang," kata Alisha, masih sedikit terkejut.

Arga bercanda, "gua sebenarnya nggak ketemu Bang Kenan, tapi mau ketemu gadis cantik di depan ini."

Alisha tertawa kecil, meredakan kegugupannya. "Gombalan lo norak, Ga. lo lebih cocok jadi cowok kulkas sepuluh pintu aja."

"Dingin, dong?" balas Arga, ikut tertawa.

"Banget," jawab Alisha. Ia mempersilakan Arga duduk, lalu pergi ke dapur untuk membuat minuman.

"Al, kopi pahit, ya?" teriak Arga, suaranya lembut. Kenangan akan kebiasaan Arga meminum kopi pahit kembali menghangat di hati Alisha. Ia mengangguk.

**********

Udara malam kota membelai wajah Alisha, sejuk dan sedikit berembun. Setelah bertahun-tahun meninggalkan kota kelahirannya, ia kembali menghirup udara malam yang sama, tetapi dengan suasana hati yang berbeda. Di sampingnya, Arga, teman masa kampus nya yang kini telah menjadi pengacara sukses, mengajaknya berjalan-jalan.

"Setelah berapa tahun, akhirnya gue bisa menikmati udara malam lagi di kota ini," ucap Alisha, suaranya bercampur haru. Cahaya lampu jalan menerangi wajahnya yang tampak tenang namun menyimpan kerinduan.

"Lo senang, ya?" tanya Arga, suaranya lembut, mencerminkan perhatiannya.

Alisha tersenyum, matanya berbinar. "Senang banget, Ga. Jadi teringat masa-masa sekolah dulu… Terima kasih sudah mengajak gue menikmati keindahan kota ini lagi." Kenangan masa lalu bermunculan, menghiasi jalanan yang mereka lalui. Aroma khas sate dan kopi susu dari warung-warung kaki lima menambah kehangatan suasana.

Mereka berjalan beriringan di taman kota, suasana tenang hanya diiringi gemerisik daun dan suara jangkrik. Namun, keheningan itu terusik oleh dering ponsel Arga. Sebuah panggilan masuk.

"Siapa yang nelpon? Klien lo, ya?" tanya Alisha.

"Ya, biasalah. Ngajak ketemuan, mau bicara masalah yang dia alami," jawab Arga, suaranya sedikit terganggu.

"Lo benar-benar jadi pengacara yang hebat dan handal, ternyata," puji Alisha, suaranya penuh kekaguman.

Arga tersenyum. "Lo juga bisa kok jadi seperti gue, Al."

Alisha tertawa kecil. "Tapi sekarang gue lebih tertarik berbisnis dan mengelola penginapan kecil di desa . Meskipun begitu, gue masih sering buka pelayanan gratis tentang masalah hukum di penginapan gue. Banyak kasus para warga yang perlu bantuan hukum, terutama yang menyangkut tanah adat." Ia menceritakan kehidupannya setelah pulang dari Amerika, suaranya penuh semangat.

Arga mendengarkan dengan penuh perhatian. Ia terpesona oleh kemandirian dan kebaikan hati Alisha. Ia menarik napas dalam-dalam, menata kata-kata yang akan diucapkannya. "Al, gue mau jujur sama lo… selama ini gue suka sama lo, Al. Lo mau nggak jadi pacar gue?"

Pernyataan Arga membuat Alisha terdiam. Ia tak menyangka akan mendengar pengakuan itu. Jantungnya berdebar kencang. "Gue… gue nggak bisa nerima, Ga. Maaf," jawab Alisha, suaranya terbata-bata. "Masih banyak kok gadis yang lebih baik dari gue yang bisa lo dapatkan."

"Tapi gue maunya lo, Al. Gue cuma cinta sama lo doang," bantah Arga, suaranya terdengar putus asa.

"Tapi status gue janda, Ga… dan gue dari keluarga yang sederhana, sedangkan lo anak orang kaya dan terpandang," ungkap Alisha, menjelaskan keraguannya.

"Jadi itu yang membuat lo menjauhi gue dari selama ini , karena gue anak orang terpandang di kota ini?" tanya Arga, suaranya sedikit terluka.

"Ya, Ga… Orang tua gue sudah memperingatkan gue dari jauh hari untuk menjauhi lo. Orang tua gue trauma dengan hubungan gue dengan orang kaya. Mereka takut akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," kata Alisha, suaranya bergetar.

"Mungkin lo dan Bunda lo bisa menerima gue apa adanya, tapi tidak dengan keluarga lo, kan? Ditambah gue seorang janda lagi," lanjut Alisha, menunjukkan keraguannya.

"Asal lo tahu, Al, justru keluarga gue yang sudah nggak sabar melihat kita bersatu. Mereka sudah tahu masa lalu lo dan mereka menerima itu kok," ungkap Arga, mencoba meyakinkan Alisha.

Alisha terdiam, merenungkan kata-kata Arga. "Kasih gue waktu, Ga… gue butuh menyakinkan diri dulu," pintanya.

"Baik, gue akan tunggu sampai empat hari ke depan," putus Arga, meskipun hatinya dipenuhi kecemasan. Ia mengantar Alisha pulang. Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Meskipun jawaban Alisha belum pasti, Arga merasa bahagia karena telah menghabiskan waktu bersama wanita pujaan hatinya.

1
Sandisalbiah
horang kaya mah bebas... gak sadar aja kalau sekaya apapun mereka juga bakal mati nantinya
Aska
Lastri ternyata mafia
Aska
smg Arga sm Al berjodoh
Aska
orang kaya tapi gak punya otak
Aska
suami pengecut takut gak dapet harta ortu dan takut gak bisa sukses, harusnya kau sebagai suami atau pria harus tegas punya pendirian, kita buktikan keortu mu tanpa mereka kau bisa sukses bkn nempel diketek ortu mu terus
Aska
ya gini bocah nikah muda 😄
Aska
rasain Lo Vin calon binik Lo lebih kejam dari ibu tiri 😄😄😄😄😄😄
Aska
nyimak dulu Thor
Zainul Ariyanti
terimakasih kak udah mampir/Pray/
kalea rizuky
lanjut donk bagus
kalea rizuky
moga Arga Alisa berjodoh
kalea rizuky
keluarga uler
kalea rizuky
moga keluarga nya sejahtera
kalea rizuky
males bgt Gavin pengecut
Sterling
Baper banget sama ceritanya.
Amalia Mirfada
Aku berharap kisah ini tidak berakhir terlalu cepat, cepat update ya!
Uryū Ishida
Saya sangat menyukai cara penulis menggambarkan suasana.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!