NovelToon NovelToon
Dipaksa Menikahi CEO Dingin Itu

Dipaksa Menikahi CEO Dingin Itu

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos
Popularitas:15.2k
Nilai: 5
Nama Author: lilyxy

Dijual oleh ayah tirinya pada seorang muncikari, Lilyan Lutner dibeli oleh seorang taipan. Xander Sebastian, mencari perawan yang bisa dinikahinya dengan cepat. Bukan tanpa alasan, Xander meminta Lily untuk menjadi istrinya agar ia bisa lepas dari tuntutan sang kakek. Pernikahan yang dijalani Lily kian rumit karena perlakuan dingin Xander kepadanya. Apa pun yang Lily lakukan, menjadi serba salah di mata sang suami. Xander seakan memiliki obsesi dan dendam pribadi pada hidupnya. Bagaimanakah nasib Lily yang harus menjalani pernikahan dengan suami dinginnya? Haruskah ia bertahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lilyxy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

"Sakit, Kak!" seru Lily saat tangannya ditarik begitu saja oleh Xander.

Namun tentu Xander mengabaikan seruan itu dan menyeret Lily sampai ke parkiran mobil. Sesampainya di sana, pria tanpa ekspresi itu langsung melepaskan cekalan tangannya.

"Kenapa Kak Xander menyeretku?!" protes Lily masih tidak terima. "Aku bisa berjalan sendiri tanpa-"

Gadis itu pun langsung memegang pergelangan tangannya yang memerah sambil mengusapnya pelan. Namun, Lily menghentikan kata-katanya saat melihat Xander sudah berdiri tepat di hadapannya sambil menatap tajam.

Lily reflek mundur selangkah hingga punggungnya membentur badan mobil. Sedangkan Xander bergerak mengurungnya dengan kedua tangan kokoh Xander.

Lily bahkan kedulutan meneguk ludahnya kasar bersamaan dengan protesnya yang entah hilang kemana. Gadis itu tidak tahu apa yang membuat Xander tampak marah kali ini.

"Apa menggoda semua pria memang sudah menjadi kebiasaanmu?" tanya pria itu dingin sambil menyejajarkan tatapannya pada Lily.

Entah apa maksud Xander sebenarnya, tapi Lily merasa bak tersangka yang sedang diinterogasi. Aura suaminya itu benar-benar mengintimidasi dan dia sekali lagi hanya bisa kebingungan.

"A-apa maksud Kak Xander? Aku tidak pernah menggoda siapapun!" seru gadis itu tidak terima.

Lily bisa mendengar jantungnya mulai memompa kencang. Keringat dingin juga sudah mulai mengalir di telapak tangannya. Dengan mata mengerjap seolah mengantisipasi gerakan.

Sedangkan, dengan mata elangnya, Xander memindai penampilan Lily yang kini tengah mengenakan blouse dan rok span yang sebetulnya tampak sopan dan juga pas di badan.

Namun, seragam sekretarisnya itu memang mencetak sempurna tubuh Lily. Membuat gadis itu semakin salah tingkah saja diperhatikan sedemikian rupa.

Namun di dalam lubuk hatinya, Lily menebak kalau semua itu pasti ada kaitannya dengan ucapan Marco sebelumnya yang mengatakan bahwa dia adalah gadis cantik dan seksi.

"Minggir, Kak! Aku harus pergi ke kantor!

Tidak ingin Xander semakin berpikiran semakin jauh tentang dirinya, ia pun berusaha sekuat tenaga untuk mendorong dada bidang pria itu menjauh.

"Dan, Ya! Aku tidak pernah menggoda siapapun. Aku bahkan tidak pernah ada waktu untuk dekat dengan siapa pun! Prioritasku saat ini hanyalah kesembuhan ibuku. Jadi, jangan menuduhku yang tidak-tidak. Kalau ada pria yang berkata kalau aku adalah gadis yang cantik ataupun seksi, itu bukan salahku! Salahkan mereka kenapa mereka menjadi pria normal sepertimu!"

Setelah mengatakan semua yang diperlukan, Lily berjalan cepat menuju kumpulan taksi yang terparkir di depan gedung rumah sakit. Dia pun pergi ke perusahaan tempatnya bekerja.

Sedangkan, Xander masih berdiri ditempat yang sama sambil menatap kepergian Lily. Ucapan gadis itu memang benar, bahwa sudah menjadi lumrah seorang akan memuja wanita cantik dan seksi.

Cuma yang menjadi masalah adalah kenapa juga dia harus peduli tentang pendapat Marco mengenai istrinya? Padahal dia sendiri yang sudah menetapkan peraturan.

Terutama peraturan yang mengatakan mereka tidak bisa ikut campur urusan satu sama lain. Jadi, seharusnya bukan menjadi urusannya kalau ada pria lain yang menaruh perhatian dan rasa suka pada gadis itu.

Xander kesal pada dirinya sendiri yang mulai memikirkan dan merasakan hal-hal yang aneh. Apakah itu berarti dia mulai cemburu? Namun, dengan cepat pria itu mengusir kemungkinan.

Obsesinya pada Lily sejak awal adalah perkara wajah cantik dan tubuh seksi gadis itu. Dia selalu mengaguminya dan berharap bisa merasakannya, bahkan sejak dia remaja.

Namun kalau bicara tentang rasa suka, Xander dengan tegas mengelak. Tidak ingin lebih larut dalam pikiran, Xander memutuskan untuk masuk ke dalam mobilnya dan menghubungi Dario.

"Perintahkan pendonor itu untuk datang ke kantor, Dario.Aku harus menyelesaikan semuanya."

Setelah menelepon Dario dan mematikan sambungan telepon secara sepihak, Xander pun langsung memacu mobilnya keluar dari pelataran rumah sakit, menuju perusahaannya.

*

"Masih ingat bahwa kamu masih bekerja di perusahaan ini, Lily?" tanya Andrew yang tengah sibuk menandatangani beberapa berkas.

Pria itu bahkan tidak menatap kearah sekretaris yang berdiri tidak jauh di seberang mejanya. Lily hanya bisa menunduk dengan perasaan bersalah berkat sindiran halus pria itu.

Ia tahu kalau atasannya itu sedang menyindir dirinya yang tidak mengangkat puluhan panggilan darinya. Mau bagaimana lagi, Lily punya alasannya walau tidak bisa mengungkapkan.

"M-maafkan aku, Tuan. Sebenarnya-"

Lily bingung harus mengatakan apa pada atasannya itu. Sebelumnya dia memang mengaku akan izin setengah hari, tapi yang terjadi malah tidak masuk seharian penuh tanpa izin.

Padahal Andrew sudah menunggunya dan juga mengatakan baru bisa memulai semua pekerjaannya asal Lily yang berada di sisinya, tapi gadis itu malah bersikap tidak profesional.

Dan akibat dari perbuatannya itu, sekarang ia harus menanggung akibatnya. Menyaksikan langsung bagaimana sikap sinis Andrew yang baru pertama kali dia ketahui.

"Keluarlah jika tidak ada yang ingin kamu sampaikan, Lily. Mulai hari ini kamu tidak perlu membuat jadwal pertemuanku. Kamu juga tidak perlu lagi mengurus semua keperluanku. Ternyata penggantimu yang kemarin lebih berkompeten melakukannya. Ya, bagus juga karena kamu tidak masuk. Dengan begitu, aku bisa melihat bahwa ternyata ada yang lebih baik darimu."

Kata-kata Andrew jelas menyakiti hati Lily, walau dia juga bisa memaklumi sikap bos yang juga pasti kecewa padanya. Ini adalah konsekuensi yang harus dia terima.

Kini dia hanya bisa berpasrah saat posisinya sudah terganti oleh Melisa. Ya, sekretaris pengganti yang menurut Andrew bisa bekerja lebih baik darinya. Mau tidak mau, Lily hanya bisa menerima keputusan itu.

"Dan, ya. Sekarang kamu menggantikan posisi Melisa. Kamu cukup menjadi sekretaris cadanganku, Lily. Tugasmu akan lebih mudah. Kamu tidak akan perlu repot-repot mengikuti jadwalku yang padat. Bukankah kamu masih memiliki pinjaman yang cukup besar pada perusahaan ini? Jadi tenang saja, aku tidak akan serta merta membuatmu kehilangan pekerjaan sebelum semua tanggunganmu pada perusahaan ini selesai."

Rasa kecewa Lily menguar karena pria yang sempat dia anggap sebagai calon suami idaman itu menunjukkan sisi yang tidak pernah dia lihat sebelumnya.

Walau itu juga adalah andil dari kesalahannya, tapi tetap saja Lily merasa sakit hati dan juga kecewa. Seolah pekerjaan dan usahanya selama ini tidak ada guna.

"Baik, Tuan," ucap Lily tidak membantah ucapan Andrew.

Lily merasa tidak perlu membela diri. Perasaannya sudah terlalu hancur bahkan dia sudah hampir menangis. Cepat Lily memutar tubuhnya dan pergi dari sana karena tidak mau sang bos melihatnya.

Sedangkan Andrew merasa tidak puas dengan sikap yang Lily tunjukkan. Dia tahu kalau Lily biasanya adalah orang yang frontal dan berani membela diri sendiri.

Namun, kali ini dia tampak lemah tidak berdaya. Padahal dia hanya sedang mengujinya saja agar bisa mengungkap alasannya dan bertanggung jawab atas kelalainnya dalam bekerja.

Jujur saja, ia kecewa pada sekretaris pribadinya itu, walau tampaknya itu bukan rasa kecewa biasa. Melainkan perasaan khawatir karena tidak mendapatkan kabar dari gadis yang diam-diam telah mencuri hatinya itu.

"Masuk!" seru Andrew saat suara Melisa membuyarkan lamunannya.

"Maaf, Tuan. Siang ini Tuan Xander dari RD Group akan berkunjung untuk membicarakan soal kerjasama perusahaan. Semua berkas sudah saya siapkan. Tapi maaf, Tuan. Lily yang lebih mengerti tentang kerja sama ini. Apa tidak sebaiknya-"

"Apa kamu akan menyerah sebelum mulai bekerja?" tanya Andrew sinis saat melihat Melisa ingin membuat Lily yang mendampinginya.

Melisa menggeleng kuat. " T-tidak, Tuan. Baiklah. Saya akan mempresentasikan dengan sebaik mungkin."

"Good! Keluarlah."

Suasana hati yang harusnya ia jaga dengan baik karena dia akan kedatangan pengusaha bertangan dingin seperti Xander malah rusak dan semua akibat gejolak antara dirinya dan Lily.

Padahal Xander sudah bersedia berkunjung ke perusahaannya untuk membicarakan perihal kerja sama. Namun, dia mencoba untuk kembali berkonsentrasi pada pekerjaannya.

"Lily! Aku benar-benar gugup. Bagaimana ini?" tanya Melisa sambil memegang bahan presentasi.

"Lakukan teknik pernapasan 4-7-8, Melisa.Lakukan beberapa kali lalu fokus. Itu akan sangat membantu," jawab Lily.

Lily sendiri sedang sibuk membereskan meja kerjanya kemudian beranjak dari tempat duduknya. Ia bahkan tidak bertanya pada Melisa di hadapan siapa ia harus presentasi.

"Baiklah. Akan aku coba. Tapi sebaiknya kamu tidak pergi terlalu lama, Lily. Tuan Andrew pasti akan mencarimu."

Lily tersenyum tipis.Tidak, Melisa. Aku hanya akan mencuci wajahku sebentar ke toilet. Aku akan segera kembali. Bukankah aku harus menyiapkan dua kopi seperti yang biasa kamu lakukan?"

Melisa terkekeh karena dia baru saja menyadari bahwa posisi mereka sudah bertukar. Walau jujur, dia lebih suka berada di balik layar daripada menemani Andrew menemui klien penting.

"Apa kamu tidak pergi untuk makan siang? Ini sudah jam istirahat. Sebaiknya kamu isi perutmu dulu, Lily. Jangan sampai kamu kelelahan dan pingsan seperti waktu itu."

Kali ini Lily yang terkekeh. Ia memang pernah pingsan saat mengikuti jadwal Andrew yang begitu padat. Hingga membuat atasannya itu panik setengah mati dan melarikannya ke rumah sakit untuk istirahat selama beberapa hari.

"Saat itu aku belum terbiasa, Melisa. Sebentar lagi kamu yang akan merasakannya.

Jadi, bersiaplah. Aku akan makan setelah presentasimu selesai. Aku malah khawatir kalau kamu yang akan pingsan sebentar lagi karena terlalu gugup."

Melisa merangkul tubuh Lily. "Kamu memang satu-satunya sahabat yang benar-benar bisa memahamiku, Lily. Baiklah, aku akan mentraktirmu makan siang hari ini, setelah presentasi ini selesai. Bagaimana?"

Senyuman cantik itu kembali terkembang di wajah Lily. "Baiklah. Aku akan memesan banyak menu hari ini. Jadi, siapkan uangmu sedikit lebih banyak dari biasanya."

Melisa mengurai pelukannya. "Bukan masalah. Pergilah! Bukankah kamu ingin mencuci wajahmu? Lakukan dengan cepat. Sebentar lagi investor itu pasti akan datang. Cepatlah berjaga di sini. Aku atau Tuan Andrew pasti akan membutuhkan bantuanmu, Lily."

Kembali terkembang di wajah Lily. "Baiklah. Aku akan memesan banyak menu hari ini. Jadi, siapkan uangmu sedikit lebih banyak dari biasanya."

"Oke."

Lily pun berjalan meninggalkan Melisa untuk menuju toilet. Dia memang perlu mencuci wajahnya agar bisa kembali segar sekaligus memperbaiki riasannya kembali.

Selain karena sedikit tangisan yang sempat merebak, juga karena memang wajahnya terasa berat akibat make up tebal yang ia bubuhkan untuk menutupi beberapa memar di wajahnya.

Halo guys kalau ketikan mimin sedikit typo komen aja ya,biar mimin perbaiki lagi

1
ly🦋
tq yang udh mau baca novelku😋🫶
Siti Yuliyatin
keren
Siti Yuliyatin
alhamdulillah..
Siti Yuliyatin
ya.. akhirnya.. 😌
Siti Yuliyatin
keputusan apakah yang akan di ambil.. 😌
Siti Yuliyatin
sangat kasian penderitaan sang anak 😌
freya septa
Luar biasa
Siti Yuliyatin
jangan banyak iklan nya boleh..
menunggu terlalu lama..
Reni Anjarwani
lanjutt
Reni Anjarwani
lama upnya thor , doubel up thor setiap hari
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Reni Anjarwani
lama upnya
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
Reni Anjarwani
lanjut doubel up thor , jangan lama2 upnya thor
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Reni Anjarwani
bagus ceritanya, sayang upnya lama , semanggat doubel up thor
Reni Anjarwani
bagus bgt sayang upnya lama , trimakasih thor hari ini doubel up
Tri Rahayu 062
Lanjutttt
Reni Anjarwani
skhirnya mereka sama2 membuka topengnya makin seru thor doubel up thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!