Ayu Andira adalah seorang wanita muda yang hidup sederhana. kehidupan Nya yang serba kekurangan, membuat Ayu harus terpaksa menikah dengan seorang lelaki yang tidak ia kenali. Ayu hidup bersama Ibu tirinya dan kedua saudara tirinya. Ibu tirinya Aminah sangat jahat terhadap Ayu, begitu juga dengan kedua saudara tirinya Rina dan Rini. Mereka sangat iri dan dengki terhadap Ayu, karena Ayu memiliki wajah yang sangat cantik dan keibuan. Ayu gadis yang lembut, berbeda dengan Rina dan Rini.
Suatu hari Ayu tak sengaja menabrak seorang Kakek tua sehingga Kakek tua itu terjatuh. Ayu meminta maaf namun Kakek itu meminta Ayu untuk menikah dengan cucunya Arya Pratama.
Apakah Ayu mau menerima permintaan Kakek tua itu ? dan bagaimana kelanjutan kisah mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sanju Liana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18. Perselisihan semakin panas
Cuaca dingin terus menggerogoti tubuh mungil namun berisi . Kakinya terasa begitu dingin seperti ketempelan es batu. Ayu menarik selimutnya hingga ke atas dadanya. Suhu badannya terasa panas. Hujan terus menerus mengguyur bumi hingga basah. Pagi ini terasa begitu enggan untuk beraktivitas. Azka izin untuk tidak masuk ke kantor pagi ini. Karena keadaan Ayu kurang membaik saat ini.
" Sayang, badan mu terasa panas sekali? " sambil menempelkan tangannya ke kening Ayu.
" Kamu sakit ya? " Tanyanya lagi
" Gak tau mas, badan ku terasa menggigil "ucapnya gemeteran.
" Aku panggil kan dokter ya ! Biar Kamu di periksa "
" Gak usah. Tadi aku juga udah minum obat kok " tolaknya halus.
" Tapi kamu harus di periksa ! "
" Aku gak mau ngerepotin kamu, aku juga gak mau di kita manja sama mama kamu " suaranya terdengar serak dan pelan.
" Kamu lagi sakit sayang, mama pasti ngerti kok "
" Tidak usah mas ! "
" Yaudah deh terserah kamu " jawab Arya mengalah.
Arya mengecek kembali suhu badan Ayu. masih terlalu panas. Akhirnya ia memutuskan untuk mengompres kening Ayu. Dengan cekatan Arya mengurus Ayu. Tak lama kemudian Arya mendapatkan telepon dari asistennya agar segera ke kantor. Karena ada masalah yang harus di selesaikan hari juga. Arya sebenarnya tidak tega meninggalkan Ayu sendiri. Terlebih orang tuanya tidak menyukai Ayu. Tapi mau tidak mau ia harus pergi ke kantor.
" Ma, Arya izin pergi ke kantor dulu ya ... " pamitnya ketika melihat ibunya tengah duduk bersantai di ruangan keluarga bersama ayahnya.
" Istri kamu di mana Arya? Kok papa gak ada lihat pagi ini ? " tanya Agung.
" Ayu lagi sakit pa, suhu badannya panas sekali. Sebenarnya Arya gak tega ninggalin dia, tapi mau gimana lagi ada urusan penting yang harus Arya tangani " jawabnya menjelaskan.
" Oh begitu, sudah kah kamu memanggil Dokter Arya? kasian kan istrimu lagi sakit " ucap Agung prihatin.
" Ayu tidak mau di panggilkan dokter. Tapi dia sudah minum obat kok pa, dan udah di kompres juga "
" Ya sudah sana pergi nanti kamu bisa telat " ucap Lulu
" Titip Ayu ya ma, tolong nanti mama cek kondisi keadaan Ayu " pintanya lembut.
" Iya, nanti mama lihat " jawabnya
Arya lalu bergegas pergi menuju kantornya. Hari sudah semakin siang. Lulu mendatangi Ayu di kamarnya. Bukan memastikan keadaannya, melainkan ingin memberikan pelajaran untuknya. Terlihat Ayu tidur begitu nyenyak. Lulu tak senang melihat Ayu tertidur pulas. Ia membangunkan Ayu dengan kasar, tanpa mau mengerti keadaannya saat ini.
" Eh ... Ayu. Bangun kamu " sambil menarik selimut yang menutupi tubuhnya.
" Ayu ! Budek kamu ya, bangun cepetan! " bentaknya.
Dengan pelan-pelan Ayu membuka matanya. Terlihat samar-samar ibu mertuanya sudah ada berdiri di samping tempat tidurnya sambil berkacak pinggang.
" Enak sekali kamu ya, dari tadi pagi sampai hari gini tidur terus, kamu gak tau ya kerjaan di rumah ini banyak. Bik inem pulang kampung anaknya lagi sakit. Terus siapa dong yang masak ? "
" Ayu lagi sakit ma, badan Ayu lemes banget ma " ucapnya tak berdaya.
" Alasan aja kamu, pinter banget sih cari alasan. Mama laper nih. Masak dulu dana gih "
" Pesan makanan aja duku ya ma, badan Ayu lemes sekali " Ayu menolak dengan pelan
" Enak saja kamu ngatur-ngatur mama. Ayo cepat bangun ! " bentaknya lagi.
Ayu tak bergeming, dia tetap duduk di kasur tak berniat untuk bangkit. Karena Duduk saja kepalanya Masih terasa pusing.
" Kamu gak dengar ya mama ngomong apa? "
Ayu hanya diam, dan terus diam, tanpa ingin melawan ucapan ibu mertuanya itu sepatah kata pun.
Akhirnya kesabaran Lulu pun habis, dia menarik tangan Ayu dengan kasar, sampai Ayu hampir terjatuh. Lulu tak mau tau keadaan Ayu tengah sakit. Ia terus saja membawa Ayu ke dapur.
" Kamu harus segera masak, buat masakan yang enak hari ini. Kalau tidak enak awas saja kamu ya ! " Ancamnya.
" I...ya ma.. " jawabnya getir.
Lulu lalu meninggalkan Ayu sendirian di dapur. Ayu pun memaksa tubuhnya untuk memasak siang hari ini, walaupun kepalanya Masih terasa pusing, dia terus saja memotong sayuran, sambil menggoreng Ayam. Tak terasa 30 menit telah berlalu, masakan pun telah selesai. Ayu memasak sayur capcay dan ayam goreng Kalasan. Dia lalu menghidangkan makanan itu di meja makan. Lulu sudah menunggu nya di meja makan.
" Ini ma, makanannya sudah selesai " ujarnya lembut.
" Bagus, Terima kasih " jawabnya sambil tertawa getir.
Lulu lalu mencicipi makanan Ayu. Di dalam hatinya ia memuji masakan Ayu yang terasa enak di lidahnya.
" Bagaimana rasa masakan Ayu ma ? " tanyanya hati-hati.
" Biasa aja, tapi lumayan lah bisa mengisi perut yang lagi kosong " jawabnya santai.
" Ayu izini ke kamar dulu ya ma, kepala Ayu masih pusing? " sambil memegangi kepalanya yang terasa sakit.
" Kamu harus mengepel lantai teras terlebih dahulu, tadi mama lihat ada kotoran di lantai. Kalau tidak segera di bersihkan bisa malu mama. Teman mama ada yang mau datang " ujarnya berbohong.
" Baik ma " jawabnya patuh.
Ayu akhirnya pelan-pelan mengepel lantai yang ada di teras depan. Akan tetapi tiba-tiba saja pandangan mata Ayu mulai berkunang-kunang, dan akhirnya menjadi gelap. Ayu pun lalu jatuh ke lantai.