Instagram; Tantye005
Tiktok: Cepen
Juara dua lomba anak Genius S4
"Sejatinya, gadis yatim piatu sepertiku tidak akan mendapatkan cinta dari siapa pun, termasuk suamiku sendiri."
Alea harus menelan pil pahit di detik-detik menantikan kelahiran buah hatinya. Wanita itu tidak sengaja mendengar pembicaraan sang suami dengan wanita di masa lalunya. Di mana Rocky, akan menikahi Arumi setelah Alea melahirkan anak yang tidak sengaja tertanam di rahimnya.
Tidak ingin dipisahkan oleh buah hatinya, Alea memutuskan untuk pergi jauh dari kehidupan sang suami hingga 6 tahun lamanya. Selama itu pula dia selalu mendapatkan hinaan lantaran mempunyai anak tanpa suami.
Namun, persembunyian yang dia lakukan akhirnya tercium juga ketika anak kembar yang dia besarkan bertemu dengan Rocky secara tidak sengaja di ajang pencarian bakat cilik.
Akankah Alea dan Rocky dipersatukan oleh anak-anak mereka, ataukah mungkin anak itu akan menjadi pemicu perselisihan karena hak asuh?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susanti 31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 - Keluarga bahagia
Si kembar dan Arumi berlari menuju pintu apartemen ketika mendengar suara sandi di pencet. Ke tiga anak kecil itu mendongak menatap seseorang yang baru saja membuka pintu.
"Ayah, mana ibu?" tanya Devina dan Arumi, sementara Davino hanya mengedipkan matanya menatap Rocky yang semakin hari semakin mirip dengannya versi mini.
"Ibu lagi buang sampah di bawah. Mau ayah buatkan sarapan?" tanya Rocky dan dijawab anggukan oleh ketiga anak kecil tersebut.
Ketiganya mengikuti langkah Rocky ke dapur dan duduk di kursi memperhatikan ayah mereka membuat sarapan.
"Ibu sering buat apa untuk sarapan kalian" tanya Rocky sambil memotong-motong sosis. Harus kalian tahu Rocky memasak di rumah Alea, lantaran di rumahnya tidak ada stok bahan makanan, jika pun ada sudah pasti telah busuk, lantaran keseringan memesan makanan karena hanya berdua dengan Arumi kecil.
"Nasi goreng kecap Ayah. Nasi goreng ibu enak banget," jawab Devina.
"Campurannya apa saja adek?" Kini Arumi yang bertanya.
"Penyedap rasa sama kecap."
Deg
Jantung Rocky seakan berhenti berdetak mendengar jawaban Devina. Penyedap rasa dan kecap? Apakah nasi goreng tersebut layak di katakan makanan, padahal mengandung karbohidrat tanpa pendukung gizi lainnya.
"Ternyata saya terlalu mementingkan diri sendiri selama ini," batin Rocky. Ia bergegas menyelesaikan nasi goreng buatannya yang telah di campur sosis, sedikit sayuran juga daging agar lebih Yumi.
Ia membagi menjadi lima piring dan meletakkan di atas meja makan. "Mau makan sekarang atau menunggu ibu?"
"Menunggu ibu," jawab Davino cepat. " Om Es krim harus memaksa ibu makan bersama kami. Ibu tidak pernah mau makan sama kakak dan adek," lanjutnya. Memang selama hidup di desa, Alea sangat jarang sarapan dengan anak-anaknya. Bukan karena tidak sayang, hanya saja takut nasi habis padahal si kembar belum kenyang.
"Baiklah, kita menunggu ibu," jawab Rocky.
...
Alea mengerutkan keningnya ketika mendapati beberapa sendal di depan pintu, padahal saat meninggalkan apartemen tidak ada orang di dalam sana. Anak-anaknya masih tertidur di apartemen Rocky. Lebih anehnya lagi ia telah mengganti sandi apartemen, tetapi ada yang lolos masuk.
Saat melangkah semakin dekat, aroma wangi dari dapur berhasil membuat perutnya bereaksi.
"Ibu ayo makan!" panggil ketiga kurcaci yang duduk di meja makan.
Alea melirik piring yang tertata rapi dia atas meja. Ada satu piring yang tidak ada pemiliknya. Mangkinkah itu untuknya?
"Mereka tidak ingin sarapan jika kamu tidak ikut, padahal Arumi harus berangkat ke sekolah," ujar Rocky.
Alea mengangguk pelan, segera duduk di samping Rocky lantaran hanya itu tempat duduk kosong di sana, entah ke mana kursi yang lainnya.
"Ibu nasi goreng buatan ayah enak banget. Ada sosis dan dagingnya," ujar Devina.
"Kalau begitu makan yang banyak adek." Alea menambahkan nasi ke piring Devina ketika melihatnya sisa sedikit.
"Kakak mau lagi?" tanya Alea
"Kakak kenyang ibu," jawab Davino.
"Sepertinya ayah sudah kenyang, Vino mau?" tawar Rocky ketika mengerti maksud dari ucapan Davino tadi yang mengatakan ibunya tidak pernah ingin makan bersama. Dengan kata lain Alea menunggu sisa anak-anaknya.
Davino tampak ragu, nasi gorengnya sangat enak, ia masih ingin tetapi juga tidak mau mengambil pemberian ibunya.
"Mau," jawabnya.
"Katanya tadi kenyang," protes Alea.
"Ayah tidak mau memakannya ibu, daripada di buang, biarkan kakak yang makan."
Usai sarapan bersama layaknya keluarga bahagia. Rocky bersiap-siap untuk mengantar Arumi ke sekolah lantaran Adrian sedang mengantar Arumi besar pulang ke Bogor.
"Belajar yang giat ya," ujar Alea pada Arumi ketika gadis kecil itu mencium punggung tangannya.
"Iya, Ibu. Rumi akan cepat pulang dan menemani ibu dirumah."
"Ibu, adek boleh ikut sama ayah naik mobil cantik?"
Alea seketika menatap Rocky yang sejak tadi sibuk dengan ponselnya, tetapi langsung mengalihkan ke sudut ruangan saat Rocky menatap balik.
"Boleh," jawab Rocky. "Vino mau ikut?"
Davino menggelengkan kepalanya. "Kakak mau sama ibu saja," jawabnya.
"Dadah ibu." Devina dan Arumi melambaikan tangannya sambil berjalan menuju lift. Kini yang tersisa di apartemen tersebut hanya Alea dan Davino saja.
Alea menutup pintu apartemennya dan berniat akan membereskan rumah, tetapi langkahnya terhenti melihat paper bag yang ada di sofa.
"Kakak, ini sepatunya kenapa tidak di simpan?" tanya Alea pada putranya.
"Itu bukan sepatu kakak, ibu."
"Tapi ayah membelikan ini untuk kakak. Ayo ambil dan simpan. Kakak tidak boleh bersikap ketus atau pun cuek sama ayah, dosa."
"Tapi ibu ...."
"Kakak selama ini selalu mencari ayah, menanyakan ayah dan ingin bertemu. Sekarang ayah sudah datang dan memberikan hidup yang lebih baik untuk kita. Harusnya kakak senang dong seperti adek."
"Tapi ayah."
"Ayah adalah orang yang baik dan kakak berhenti memanggil ayah dengan sebutan om es krim atau ibu yang marah pada kakak."
"Maaf ibu, kakak tidak suka karena ayah pernah membuat ibu menangis."
"Bersama ayah, ibu tidak akan menangis."