EKSLUSIF HANYA DI NOVELTOON, JIKA ADA DI TEMPAT LAIN BERARTI PLAGIAT! LAPORKAN!
FB: Erna Liasman
IG: Erna Less22
Melisa adalah agen rahasia yang terkuat, sayangnya ia malah mati di tangan sang kekasihnya karena atas perintah ketua agennya.
Namun, ia di beri kesempatan kedua hidup di tubuh seorang wanita lemah yang mati akibat jatuh dari tangga.
Di saat kesempatan kedua ini lah ia pun membalaskan dendamnya kepada kekasih dan ketua agen rahasia itu, dan juga membalas mereka yang menyiksa pemilik tubuh yang ia tinggali itu.
Bagaimana kisah selanjutnya? Bagaimana hubungan ia dan sepupunya? Yuk simak kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31
🧄🧄🧄
Hujan rintik-rintik di atas tanah, mendung menyelimuti kota yang saat ini Grameisya tinggali.
Perlahan-lahan air tumpah dari langit dengan deras hingga menguyur kota tersebut.
"Hujan pula, pasti sangat dingin. Kira-kira sekolah nggak ya?" tanya Grameisya berdiri di depan jendela melihat air yang jatuh dengan lebat.
Grameisya rasanya enggan untuk bersekolah dan ia duduk di ranjang.
Tok! Tok!
Tok! Tok!
"Nona! Nona! Apa Anda sudah bangun?" panggil Bi Ena dari balik pintu.
Cklek!
"Kenapa Bi?" tanya Grameisya.
"Nona kok belum siap-siap? Nona nggak sekolah?" tanya Bibi.
"Hm ... untuk hari ini aku mau libur dulu Bi, badan ku pegal-pegal rasanya, dan juga di luar masih hujan lebat. Cuaca begini enaknya istirahat," jawab Grameisya.
"Tapi nanti Anda di marahi Tuan besar," ucap Bi Ena mengingatkan.
Trankkkkk!
Mereka terkejut karena ada suara pecahan di luar.
"Eh, apa itu Bi?" tanya Grameisya antusias.
"Entah, Bibi juga nggak tahu, ayo kita lihat," ajak Bi Ena.
Mereka pun keluar dari kamar Grameisya dan turun ke bawah melihat apa yang terjadi.
"Siapa wanita ini! Siapa!" teriak Mila kepada suaminya.
"Dia hanya rekan kerja Papa saja kok! Kamu itu pikirannya emang berlebihan ya!" teriak suaminya merampas ponsel dari tangan Mila.
Mila mendapatkan foto itu dari temannya yang di kirim.
"Papa jangan bohong! Papa selingkuh dengannya kan?" tuduh Mila dengan mata yang berkaca-kaca.
"Sudah ku bilang dia cuma rekan kerja ya rekan kerja! Kamu nggak lihat!" hardik suaminya lagi.
"Kalau rekan kerja nggak seperti itu Papa perlakukan dia! Nggak harus foto seperti itu! Kau bahkan terlihat mesra dengannya di banding aku! Apa kau tidak menganggap ku lagi seperti istrimu!" teriak Mila dengan air mata yang jatuh ke lantai.
Yessy terlihat menangis dengan seragam sekolahnya, ia berlari masuk ke dalam kamarnya antara malu dan sakit hati.
"Kakak, apa benar itu?" tanya Defgi.
Heru terlihat diam dan tidak menyahuti ucapan adiknya itu.
"Kalau kau tidak mau beri tahu siapa wanita itu maka aku yang akan mencarinya sendiri!" teriak Mila.
"Jangan sekali-kali kamu lakukan itu! Kalau berani kamu menemuinya maka kau rasakan akibatnya!" ancam Heru.
"Kalau kau tidak mau aku bertemu dengannya, sekarang katakan dengan jujur! Siapa dia? Kenapa bisa bersamamu!" teriak Mila.
"Kau tidak perlu tahu itu!" ucap Heru meninggalkan mereka.
Deval datang dan menghalangi Heru. "Kakak bisa jelaskan agar yang lain tidak salah paham, di sembunyikan seperti ini mu sampai kapan? Ketimbang nanti malah tambah banyak masalah di keluarga kita. Kakak tahu sendiri saat ini perusahaan Papa sedang tidak baik-baik saja, jik ada masalah internal lagi dalam keluarga kita maka itu akan membuat para reporter datang ke rumah ini dan itu sangat mempengaruhi penurunan perusahaan Papa. Apa pun itu tolong selesaikan secepat mungkin," ucap Deval mengingatkan.
"Aku akan menyelesaikan sendiri masalah ini, kalian tidak perlu ikut campur!" ucap Heru menatap mereka tajam.
Ia pun pergi begitu saja.
Mereka semua akhirnya bubar saja, Mila terlihat menyedihkan. Ia berjalan menuju kamarnya dengan loyo.
"Grameisya, kamu kenapa nggak siap-siap?" tanya Deval.
"Hari masih hujan Pa, hari ini aku mau istirahat saja, boleh ya Pa," bujuk Grameisya.
Makanya jangan hobi bully orang
kan ame jg hobi bully
tanggung dong ...
kan udah bawa2 pasukan