Memiliki Suami tampan,baik, penyanyang, pengertian, bahkan mertua yang baik adalah sebuah keberuntungan. Tapi bagaimana jika semua itu adalah hanya kamuflase?
Riska Sri Rahayu istri dari Danang Hermansyah. Mereka sudah menikah selama 4 tahun lebih namun mereka belum memiliki buah hati. Riska sempat hamil namun keguguran. Saking baiknya suami dan mertua nya tidak pernah mengungkit soal anak. Dan terlihat sangat menyanyangi Riska, Riska tidak pernah menaruh curiga pada suaminya itu.
Namun suatu hari Riska terkejut ketika mendengar langsung dari sang mertua jika suami nya sudah menikah lagi. Bahkan saat ini adik madu nya itu tengah berbadan dua.
Riska harus menerima kenyataan pahit manakala yang menjadi adik madu nya adalah sepupu nya sendiri.
Sanggupkah Riska bertahan dan bagaimana Riska membalaskan sakit hati nya kepada para pengkhianat yang tega menusuk nya dari belakang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim Yuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 Mengenang Masa Lalu.
Saat ini aku sedang berada di balkon rumah Mama. Subuh tadi aku di antar sepupu Septia pulang ke rumah mama, Septia memelas minta ikut bersamaku dan aku mengizinkan.
Jangan di tanya bagaimana para tetangga melihat kedatangan ku dengan membawa angkutan barang. Sudah pasti heboh sekali. Mereka pasti sudah menerka-nerka apa yang terjadi padaku. Dan aku tidak peduli dengan tanggapan mereka.
Setelah pertemuan ku dengan Mas Abian, tidak banyak hal yang kami bicarakan. Namun yang aku tahu kalau Mas Abian sudah memiliki istri bahkan seorang putri.
Dan aku merasa lega dan bersyukur Mas Abian bisa bahagia bersama orang lain, setidaknya rasa bersalah yang bersarang di hati berangsur mulai memudar. Meskipun tidak tahu bagaimana rumah tangga Mas Abian dengan istrinya tapi aku bisa menilai jika laki-laki itu sangat menyanyangi istrinya terlihat dari cara Mas Abian saat berbicara dengan istrinya lewat telepon malam itu.
Ingatan ku kembali mengenang dimana laki-laki pujaan banyak wanita di desa termasuk Siska saat itu yang menggilai Mas Abian. Mengetahui hal itu orang tua Mas Abian dan Siska pun sepakat untuk menjodohkan anak mereka. Namun, sayangnya Mas Abian tidak menaruh hati sedikitpun pada Siska. Bahkan Mas Abian dengan terang-terangan menolak perjodohan dengan sepupuku itu.
Padahal saat itu Bi Narti sangat yakin kalau Mas Abian sangat menurut pada orang tuanya pasti mau menerima perjodohan itu. Saking senang nya Bi Narti sudah berkoar-koar ke tetangga ke kanan dan ke kiri. Lalu harus menelan pil pahit karena Mas Abian menolak perjodohan itu. Rasa malu tidak bisa mereka sembunyikan.
Selang 1 bulan, Mas Abian datang melamar ku. Saat itu aku pun menaruh rasa pada Mas Abian. Namun ancaman Bi Narti mengancam ku agar tidak menerima lamaran itu. Dan aku pun menurut.
Di kedai bakso, tempat kali terakhir kami bertemu. Aku dan Mas Abian sama-sama menangis karena patah hati.
Flashback On
"Apa kamu tidak mencintai ku Rahayu? Selama ini aku menyakini tatapan mata mu itu penuh cinta. Tapi penilaian ku ternyata salah. Aku menyangka kebersamaan kita selama ini mampu menyemaikan rasa di hatimu untukku. Sebagaimana rasa ini tumbuh untuk mu di sini. Sekali lagi pradugaku salah. Kamu berhasil mempermainkan perasaan ku, Rahayu?."
"Aku tidak pernah mempermainkan kamu Mas Abian. Aku pun merasakan patah hati sepertimu. Tatap mataku Mas, baca sorot mataku. Bukan aku tidak menginginkan kamu, tapi aku tidak ingin menghancurkan hubungan persaudaraan ku dengan Siska. Dia sangat menggilaimu, aku menjaga perasaannya. Percayalah ini yang terbaik untuk kita. Kamu akan menemukan perempuan yang jauh lebih baik dari aku, Mas. Kejarlah impian mu. Lanjutkan kuliah dan hidupmu. Kamu akan bahagia bersama dengan orang lain, aku yakin itu. Temukan kebahagiaan mu itu."
"Kamu egois yu. Kamu hanya memikirkan perasaanmu sendiri tanpa memikirkan atau memperdulikan bagaimana aku. Baiklah pergi yang jauh. Sejauh-jauhnya! biar ku bawa mati cintaku padamu ini. Aku tidak akan menikah dengan perempuan manapun selain kamu, Rahayu. Bahkan aku akan hidup menyendiri sampai tua nanti."
Flashback Off
Perkataan Mas Abian masih ku ingat sampai sekarang. Syukurlah Mas Abian mengingkari janjinya dan menikah dengan perempuan lain dan hidup bahagia.
Sementara aku demi mendengarkan nasihat Mama dan tekanan Bi Narti untuk menolak lamaran Mas Abian kala itu berakhir sia-sia. Mama mengatakan untuk selalu menjaga persaudaraan kami. Jangan hanya karena seorang pria justru malah menghancurkan persaudaraan. Itulah yang mama katakan. Tapi justru kedua orang itulah yang sekarang menghancurkan persaudaraan kami.
Meskipun bertahun-tahun tidak pernah berkomunikasi, namun aku selalu di hantui rasa bersalah. Takut Mas Abian memenuhi janjinya untuk menua seorang diri.
Aku pergi merantau untuk melupakan Mas Abian. Dan saat itulah aku bertemu dengan Mas Danang menawarkan seribu janji yang ternyata hanya isapan jempol belaka. Di sangka akan menua bersama, namun itu hanya angan belaka. Nyatanya Mas Danang tega menduakanku dengan sepupuku itu.
"Riska, kenapa kamu melamun sendiri di sini?." suara cempreng Septia menyadarkan lamunan ku yang sedang mengenang masa lalu ku bersama Mas Abian. Namun buru-buru aku mengenyahkan pikiran tentang nya. Mas Abian sudah punya istri, tidak pantas aku memikirkan suami orang.
"Jangan bilang kamu sedang mengenang masa kecil bersama Mas Abian?." Aku memainkan handphoneku agar tidak menatap mata Septia.
"Dia suami orang tidak patut untuk di kenang."
"Lalu kamu ngelamunin apa ?." Septia terlihat tidak puas mendengar jawaban ku.
"Aku hanya lega, sesuatu yang mengganjal di hatiku kini sudah hilang."
Septia mengerutkan kening pertanda ia tidak mengerti. "Memang apa itu?." tanya Septia penasaran.
"Bagaimana yah aku cerita? bingung aku." Kalimat ku justru mengundang rasa ingin tahu Septia.
"Jangan bilang kalau kamu dan Mas Abian dulu nya sepasang kekasih ya?."
"Hhmm, kalau iya kenapa? kamu tenang saja, itu sudah lama sekali dan tidak menyisakan sedikitpun rasa untuk nya lagi. Aku tidak ingin menjadi orang ketiga. Aku bersyukur dia bahagia dengan perempuan lain, sungguh."
Septia menatap lekat mataku.
"Kamu gagal karena orang ketiga. Aku yakin kamu tidak akan melakukan hal yang sama." Septia menggenggam tangan ku.
"Rasanya aku trauma menjalin hubungan dengan pria manapun." Aku menghela nafas berat.
"Jangan begitu, tidak semua pria sama." Septia berusaha menyakinkan aku.
"Aku trauma akan di recoki oleh Siska lagi. Aku tidak tahu mengapa setiap menjalin hubungan dengan seorang pria, Siska selalu ikut mencintai orang tersebut."
"Apa Siska juga yang menghancurkan hubungan mu dengan Mas Abian?." Septia memasang wajah serius.
"Kurang lebih begitu."
"Apa masalah nya perempuan itu? kenapa selalu menjadi banyang-banyangmu." Septia ikut geram.
.
.
.
Bersambung...
tinggalkan aja suamimu riska......