Adikku Orang Ketiga Di Rumah Tanggaku

Irwan terus berusaha untuk menyadarkan mertuanya yang belum juga sadar padahal sudah hampir setengah jam dia pingsan hingga Lukman mertua lelakinya datang entah dari mana.

"Apa yang terjadi kepada ibu Naila?" Ucap Lukman yang sudah berdiri di antara mereka Irwan lantang menyalami tangan mertuanya untuk kali ini dia takut kalau mertua perempuannya terbangun.

Benar saja pada saat itu Deden bangun,dia terlihat bingung lalu menatap Naila dan Irwan bergantian dia tidak menyangka kalau menantu yang dia banggakan akan melakukan hal yang begitu rendahan di matanya.

Deden bangun lalu duduk di sopa miliknya dia tidak bisa berkata-kata untuk saat ini rasanya sulit untuk membayangkan kejadian yang begitu jelek di mata orang.

"Bu...Apa yang terjadi kenapa kamu sampai pingsan seperti ini,kamu tidak malu menantu kita datang bukannya menyiapkan makanan kamu malah pingsan." Ucap Lukman dengan wajah tersenyum ramah.Dia belum tau apa yang terjadi makanya dia bisa tersenyum seperti itu.

Deden menghela napas kasar beberapa kali,setelah itu dia menangis sesenggukan memikirkan nasib kedua anaknya dia tidak tau harus membela siapa saat ini yang jelas dia sangat menyalahkan Naila.

"Ada apa sih bu,kenapa ibu menangis seperti ini,terus kemana Raisa bapak tidak melihatnya dari tadi." Ucap Lukman dengan wajah kebingungan melihat sikap istrinya yang jarang seperti itu.

Deden semakin kencang menangis,lalu memukul-mukul dadanya,dia seakan membuang semua sesak di dadanya,kesal dan sedih dengan keadaan ini semua.

"Sudah lah Bu,mau gimana lagi,aku sangat menciantai mas Irwan aku tidak mau berpisah darinya kalau kalian tidak merestui hubungan kami maka aku akan bunuh diri!!" Ancam Naila dengan wajah yang sangat marah.

"Apa maksud kamu Naila? kamu mencintai Irwan suami kakak mu? apa kamu sudah gila dasar anak kurang ajar,kamu mau membuat keributan di keluarga kita hah....Bapak tidak memberimu ijin." Lukman membentak Naila dengan nada yang cukup tinggi.

Jangankan takut,Naila malah tidak mau tau dengan ucapkan kedua orang tuanya,dia lalu pergi ke dapur lalu mengambil pisau dapur dan menghampiri kedua orang tuanya.

"Katakan sekali lagi kalau kalian tidak mengijinkan aku menikah dengan mas Irwan maka aku akan mengakhiri hidupku hari ini juga."Ancam Naila sambil menodongkan pisau yang ada di tangannya ke lehernya sendiri membuat ibunya ketakutan.

"Hu....Hu.....Hu...Kenapa kalian harus melakukan ini_

"Jangan menangis bu...Aku sangat tidak menyukai ibu kalau menangis,aku bukan orang jahat Bu...Hannya saja aku mencintai mas Irwan sejak mas Irwan melamar Raisa satu tahun yang lalu!!" Irwan cukup kaget dengan kata-kata Naila dia tidak menyangka adik iparnya sudah lama mencintainya padahal dia sendiri tidak tau bagaimana perasaannya kepada adik iparnya yang dia tau dia sangat puas di ranjang jika Naila melayaninya sangat jauh berbeda dengan istrinya.

Pernikahannya dengan Raisa satu tahun yang lalu berjalan dengan baik tanpa ada halangan apa pun,dan saat itu Irwan tidak melihat Naila ada disana karena Naila katanya sedang ada urusan sekolah.

Sejak kenalan dengan Naila,Irwan tidak terlalu peduli dengan kehadiran Naila kalau mereka sedang berada di rumah mertuanya dia tidak menyangka kalau adik iparnya punya perasaan yang lebih terhadapnya.

"Pak...Ibu aku minta maaf atas kekacauan ini_

"Kamu tidak perlu minta maaf mas,aku yang jatuh cinta kepada mu,sejak pertama kali bertemu denganmu,dan mungkin aku juga akan bunuh diri kalau kamu tidak menikahi ku.Mas aku mohon nikahi aku sekarang juga." Ucap Naila.Irwan dan kedua orang tuanya langsung menoleh ke arah Naila mereka mungkin tidak percaya atas ucapan Naila.

Dari tadi Deden sudah menahan amarah yang sangat dalam di hatinya,dia melihat Naila putri keduanya semakin melewati batas,hingga akhirnya dia beranjak dari tempat duduknya lalu menghampiri Naila.

"Dasar ****** kamu...Anak kurang ajar pantas saja selama ini kakakmu hampir gila ternyata itu semua karena kamu berani sekali kamu mengambil suami kakak mu." Deden menjambak rambut Naila lalu menarik pisau yang ada di tangannya dan membuangnya jauh dari hadapannya Naila meringis kesakitan.

"Aah...Ibu sakit lepaskan tanganmu Bu ..." Kedua wanita anak ibu itu berantem hebat Deden terus menjambak rambut Naila bahkan memukul kepalanya beberapa kali rambut Naila berserakan di lantai walaupun ibunya sudah berumur ternyata dia belum mampu untuk mengalahkan ibunya.

"Sudah Bu...." Irwan berbicara seketika Deden melepaskan tangannya dari kepala Naila sementara Lukman hannya bisa diam seakan dia kehabisan kata-kata.

"Tega sekali kamu Naila melakukan ini kepada kakakmu,seandainya kamu mencintai kakakmu,kamu tidak akan tega melakukan kepada Raisa.Malang sekali nasib mu anakku,aku yakin kamu pasti tau kalau Naila sudah merebut suami mu makanya kamu terlihat hampir gila beberapa Minggu ini." Ucap Deden sambil menangis dia duduk di lantai sambil memukul - mukul tubuhnya untuk mengurangi rasa sakit di hatinya.

Lukman keluar dari ruangan itu,dia sangat kecewa kepada menantunya yang sudah tega mempermainkan dua putrinya yang begitu dia sayangi.

"Coba katakan kepadaku Naila katakan kepada kami bagaimana kamu menyelesaikan semua ini?"

"Aku harus menikah Bu sama mas Irwan sekalipun itu menikah siri,pokonya ibu dan bapak harus merestui pernikahan kami."

" Tapi Naila aku tidak bisa menikah dengan mu,aku mohon jangan rusak hubungan keluarga kita hannya karena keegoisan kamu,aku akan memberikan berapa pun yang kamu minta tapi jangan rusak pernikahan ku dengan Raisa!!"

"Tidak mas,aku tidak mau lebih baik kamu berikan istrimu uang berapa pun yang dia mau tapi kamu harus menceraikan dia." Ucap Naila tanpa memikirkan perasaan ibu dan bapaknya.

Deden menatap Naila lalu menggelengkan kepalanya,rasanya dia seperti tidak mengenali sosok Naila putri mereka yang polos sekarang mereka baru tau di balik kepolosan Naila dia memiliki sikap yang sangat jahat.

" Kamu gila Naila,bagaimana mungkin kamu tega mengatakan itu,Raisa itu kakak kandung mu pokoknya aku tidak bisa menikah denganmu.Aku pulang kalau nanti pikiran mu berubah hubungi aku." Ucap Irwan.Saat dia hendak pergi Naila langsung mengambil pisau dan menghadang langkah kaki Irwan.

" Mas kamu harus menikahi aku kalau tidak aku akan bunuh diri sekarang."

"Kalau kamu mau bunuh diri silahkan aku tidak melarang mu?" Irwan mengabaikan ancaman Naila.Naila yang sudah putus asa tanpa memikirkan apa pun langsung menyayat lehernya hingga darah mengalir deras dari leher Naila.

"Naila kamu sudah gila_

🌺🌺🌺 Bersambung 🌺🌺🌺