Suami Kontrak Nona Crazy Rich

Setelah mereka melewati makan pagi dalam berbagai macam suasana bersama, pada akhirnya Wiraditya yang telah siap dengan pakaian office boy nya langsung disuguhi dengan pakaian berbeda, semua orang di rumah memintanya untuk mengganti pakaiannya kembali dan dia tidak lagi diizinkan menggunakan pakaian dinas lamanya. tidak tahu bagaimana menjabarkannya tapi dia merasa ini jelas sedikit berlebihan dan dia cukup khawatir dengan keadaan, takut akan omongan yang diberikan oleh orang-orang di sekitar perusahaan nantinya. Tapi mengingat apa yang diucapkan oleh nenek tua Hillatop seketika membuat Wiraditya tidak mengeluarkan sedikitpun protesan nya.

Dia sengaja pasrah pada penampilan nya, memastikan semua orang sudah melihat dirinya dan berkata dia begitu keren berbalut dengan jas mendominasi berwarna hitam tersebut.

"Sudah aku bilang dia keren bukan? dia punya kharismatik seorang pemimpin." Tuan Ahem mengangguk-anggukkan kepalanya, sangat puas menatap penampilan Wiraditya.

"Kau punya mata yang cukup jeli, W. Kalian terlihat serasi sekarang." Dan pujian meluncur dari para grandma, sempat membuat hidung Wiraditya jadi kembung kempes dibuat nya.

"Hmmm not bad." Bahkan si dingin Nyx juga memberikan sedikit kata-kata untuk penampilan nya.

Wiraditya hanya bisa mengulum senyumannya, meskipun kesan pertama bertemu kakak ipar sedikit buruk, kesan selanjutnya cukup menyenangkan dimana laki-laki tersebut terlihat wellcome dengan kehadirannya meskipun tidak dipungkiri Nyx tetaplah kakak ipar yang paling menakutkan bagi dirinya.

Dingin-dingin menyeramkan.

Setelah dia memastikan semua orang telah pergi dari hadapannya pada akhirnya Wiraditya buru-buru bicara dengan Queen W.

"Apa ini tidak terlalu berlebihan, W?," Wiraditya bertanya gelisah, dia mencoba untuk berbisik ke arah istrinya sembari melirik ke sisi kiri dan kanannya memastikan jika tidak ada yang mendengar ucapannya.

Queen W yang masih berusaha membenahi dasi pada jas Wiraditya langsung menghentikan gerakan tangannya, dia menatap laki-laki dihadapan nya tersebut untuk beberapa waktu.

"Ini terlihat bagus." Queen W menjawab pelan.

Seperti biasa suara gadis tersebut selalu seperti itu, tidak benar-benar terdengar keras, suara gadis tersebut terdengar lembut dan mahal, membuat siapapun yang mendengarnya pasti sedikit bergetar termasuk jantung hati Wiraditya.

"Tapi agaknya sedikit berlebihan untuk laki-laki sekelas diriku, aku jadi sedikit risih dan tidak nyaman menggunakan nya, W" Wiraditya kembali bicara ke arah gadis tersebut.

Ckckckckc dia memang punya pemikiran yang kolot soal pakaian, maklum terbiasa pakai baju kaos oblong dengan harga 3pcs 50 ribuan 🤭, itu adalah baju kebangsaan laki-laki semacam dia, seperti para mak-mak yang begitu menyukai daster, dia sangat menyukai baju kaos oblong dan celana santainya.

"Itu bagus, jangan khawatir soal apapun." Queen W kembali menjawab pelan ucapan Wiraditya.

Ahhhh kenapa setiap kali bicara dengan gadis tersebut membuat jantung nya tidak baik-baik saja?! dan sejujurnya dia sangat senang mereka mampu berkomunikasi seperti ini setelah pernikahan, dia selalu berusaha untuk mencari celah agar mereka bisa bicara antara satu dengan yang lainnya secara nyaman.

Queen W terlihat kembali mencoba untuk menelisik penampilan laki-laki di hadapannya tersebut untuk beberapa waktu hingga pada akhirnya gadis tersebut berkata.

"Kamu akan terbiasa." jawabnya pelan.

Wiraditya menampilkan kegalauan nya, dia berusaha mengintip penampilan nya sendiri di cermin yang ada di sisi kirinya di ujung sana.

Iya, dia terlihat keren dengan pakaian nya, tapi seperti orang asing yang sedikit tidak dia kenal. Dia melirik kearah Queen W yang berniat pergi beranjak meninggalkan dirinya, membuat Wiraditya refleks berbalik dan menahan gerakan istrinya.

"W.," dan Wiraditya buru-buru bicara, membuat Queen W urung melangkah, menatap kearah Wiraditya sejenak.

"Terimakasih karena membuat batu kerikil ini terlihat berharga di antara berlian yang ada." Ucap Wiraditya sambil menatap balik dalam bola mata Queen W yang tengah menatap dirinya.

Awalnya dia pikir Queen akan bersikap seperti laki-laki kaya raya di drama-drama atau buku-buku novel yang pernah dia tidak sengaja baca, yang akan memperlakukan buruk pasangan kontrak nya karena dia berkuasa dan memiliki segala-galanya, membeli Wiraditya dengan barisan angka rupiah dan layak melakukan hal semena-mena karena gadis tersebut seharusnya memang berhak melakukan nya, tapi nyatanya apa yang menjadi pemikirannya tidak sejalan dengan kenyataan yang ada.

Queen W memperlakukan dirinya dengan cara begitu manusiawi, menampilkan sisi berbeda dari drama atau novel fiksi yang ada, menjaga dengan baik adabnya dibalik didikan keluarga hangat yang kaya raya, tahu bagaimana cara menghargai orang-orang yang tidak punya seperti dirinya.

Dia merasa berdosa karena sempat berburuk sangka pada gadis cantik dihadapan nya tersebut.

Queen W masih diam, membiarkan bola mata mereka tetap bertemu antara satu dengan yang lainnya. Hingga pada akhirnya secara perlahan gadis cantik tersebut mengembangkan senyumannya.

"Tapi siapa tahu pandangan Allah bukan? bisa jadi di antara semua orang di rumah ini, kamulah berlian yang sesungguhnya." Halus, begitu halus gadis itu bicara, mengembangkan senyuman tulusnya sembari perlahan membalikkan tubuhnya.

Dan ucapan sang istri seketika membuat Wiraditya mematung untuk waktu yang cukup lama.