NovelToon NovelToon
Istri Kecil Tuan Muda

Istri Kecil Tuan Muda

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / CEO / Nikah Kontrak
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.5
Nama Author: NG STORY

Shaerin seorang gadis cantik yang berusia 18 tahun, hidupnya yang tidak berkecukupan dan sederhana kadang-kadang menjadi ejekan di sekolahnya.

Dia memiliki kekasih dan sahabat yang selalu menyemangatinya dan membantu kerap jika Shaerin sedang dalam masa sulit.

Tapi tanpa disangka, mereka berdua justru telah mengkhianati Shaerin dengan hubungan gelapnya, hal itu membuat Shaerin kecewa dan sakit hati.

Suatu hari dirinya diharuskan menikah oleh sang Ibu untuk melunasi semua hutangnya kepada keluarga Algio, Shaerin di nikahkan dengan anak tengah dari keluarga Algio.

Sifat laki-laki itu berbanding balik dengan Shaerin. Cuek, kasar dan keras kepala. tapi jauh dari itu semua ternyata ia memiliki trauma masa kecil yang membuatnya menjadi sangat menderita.

Akankah Shaerin dapat membantu laki-laki itu untuk menghilangkan rasa trauma masa kecilnya? Karena mau bagaimanapun mereka menikah tanpa di dasari cinta dan hanya di atas kertas saja. ataukah mereka akan saling mencintai?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NG STORY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31

Keesokan harinya Shaerin sudah rapih dengan pakaian seragam sekolahnya yang lengkap, seperti biasa Ziel yang akan mengantarkan Shaerin ke sekolah.

"Terima kasih." ucap Shaerin lalu keluar dari mobilnya.

Ziel menggelengkan kepalanya lalu kembali melajukan mobilnya menjauhi bangunan besar itu.

"Shaerin!" teriak Granesia sehingga membuat langkah Shaerin terhenti.

Granesia merangkul pundak temannya itu lalu melanjutkan langkahnya untuk memasuki aula sekolah.

"Lihatlah Naera, bukankah itu mantan pacarmu?" tanya Granesia menunjuk kearah parkiran sekolah.

Shaerin menyipitkan kedua matanya dan bisa melihat Karel yang sedang membantu Naera untuk membuka helmnya.

"Bukankah ini kesempatan?" tanya Granesia begitu antusias.

"Tapi..."

Granesia membantu untuk menaikan rok Shaerin hingga ke atas lutus, setelah itu Granesia juga melepaskan ikatan rambut Shaerin agar dibiarkan terurai.

"Nice, tunggu sebentar."

Granesia mengambil lip balm dari dalam tasnya lalu memoleskan benda tersebut ke bibir Shaerin.

"Sudah, cepatlah kesana." ujar Granesia sambil mendorong punggung temannya itu agar segera melancarkan aksinya.

Dengan percaya diri Shaerin melangkahkan kakinya mendekati Karel dan Naera di parkiran sekolah, dengan senyuman yang manisnya mampu membuat siswa laki-laki melirik kepadanya.

"Bukankah itu si anak buangan? kenapa penampilannya seperti itu?"

"Ternyata dia cantik juga, lihatlah sangat menggoda."

Shaerin tidak memperdulikan bisikan-bisikan itu, ia hanya menatap lurus ke depan saja.

Karel yang melihat kedatangan Shaerin pun tersenyum lalu tanpa sadar menghampiri gadis itu.

"Sayang..."

Shaerin mengerutkan keningnya lalu memutar kedua bola matanya ke atas, sangat menjijikan sekali saat Karel menyebutnya dengan sebutan 'Sayang'.

"Karel!" teriak Naera sambil menghentakan kedua kakinya.

"Maaf tapi pacarmu disana sedang dalam mood yang kurang baik." seru Shaerin sambil tersenyum.

"Sayang aku sangat merindukanmu." ucap Karel yang langsung menggenggam tangan Shaerin tanpa memperdulikan Naera yang sedang memanggil namanya.

Dengan raut wajah yang santai, Shaerin menarik kembali tangannya, ia bisa melihat bagaimana Naera yang sedang menatap kesal kearahnya.

"Naera, apakah kau bersenang-senang dengan bekasku?" tanya Shaerin.

Tanpa menunggu jawaban dari Naera, Shaerin pun pergi begitu saja. meninggalkan Karel yang masih terdiam di tempat sambil memperhatikan kepergiannya.

***

Saat jam istirahat Shaerin dan Granesia terlihat tertawa, mengingat rencana Shaerin yang berhasil pagi tadi.

Dari kejauhan Naera tengah memperhatikan mereka berdua sambil menahan amarah yang menggebu-gebu di hatinya.

"Sialan kau, aku tidak akan tinggal diam!" gumamnya dalam hati.

Naera melihat seorang pelayan yang hendak pergi ke meja Shaerin dan juga Granesia. dengan cepat Naera pun menghentikan langkah pelayan tersebut.

"Tolong berikan air mineral ini kepada Shaerin ya, jangan bilang jika ini dariku, bilang saja jika ini dari pengaggum rahasianya." kata Naera dengan suara yang lembut sambil memberikan satu botol air mineral kepada pelayan itu.

Seorang wanita paruh baya itu menganggukan kepalanya lalu kembali melangkahkan kakinya mendekati meja Shaerin.

"Ini makanan yang di pesannya." ucap pelayan itu sambil memindahkan mangkuk dan botol mineral yang di berikan oleh Naera tadi ke atas meja.

"Saya tidak memasan air mineral, Bi." imbuh Shaerin kebingungan saat pelayanan itu memberikannya botol mineral.

"Ah itu, tadi ada orang yang memberikannya untuk Non Shaerin, katanya sih pengaggum rahasia, Non."

Shaerin menganggukan kepalanya lalu berterima kasih, setelah pelayan tersebut pergi, Shaerin dan Granesia pun mulai mencicipi makanannya.

Dari kejauhan Naera tersenyum licik, botol mineral yang di berikan oleh Naera itu ternyata sudah di masukan obat perangsang.

"Lihat saja, bagaimana cara kau mengatasinya, pelacur tetaplah pelacur." gumamnya sambil tersenyum puas.

Granesia menatap heran botol mineral tersebut. "Siapa pengaggum rahasiamu ya?" tanya Granesia.

Shaerin mengangkat kedua pundaknya, ia juga ragu untuk meminumnya karena tidak tahu siapa yang telah memberikan air itu untuknya.

"Sha, kuahmu itu merah banget, kau tidak takut sakit perut?" tanya Granesia.

"Sudah terbiasa, tidak enak jika rasanya tidak pedas." jawab Shaerin sambil tersenyum lebar.

Granesia menepuk keningnya lalu menjauhkan sambal dan saos yang ada di meja itu dari Shaerin. "Jangan di biasain, Sha. ga baik!" tuturnya begitu perhatian.

Shaerin terkekeh lalu kembali melanjutkan aktivitas makannya itu, tanpa disadari saat merasa kepedasan, Shaerin malah meminum air mineral tersebut hingga habis tidak tersisa.

"Kenyang sekali!" ujar Granesia sambil menempuk-nepuk perutnya.

"Nes, ke kelasnya duluan saja, aku mau pergi ke toilet."

Granesia mengerutkan keningnya saat melihat wajah Shaerin yang terlihat pucat, bahkan keringat membasahi pelipis gadis itu.

"Kau sakit?" tanya Granesia begitu khawatir.

Dengan cepat Shaerin menggelengkan kepalanya lalu berlari kecil kearah kamar mandi yang kebetulan tidak begitu jauh dari tempatnya berada.

Granesia begitu khawatir melihat kondisi temannya itu, karena takut terjadi apa-apa dengan Shaerin, ia pun mengikutinya dari belakang.

Shaerin mengunci rapat-rapat pintu kamar mandi, ia menyenderkan tubuhnya di dinding kamar mandi sambil memejamkan matanya rapat.

Entah kenapa kepalanya terasa pusing sekali bahkan tubuhnya juga terasa panas, dengan tangan yang gemetaran Shaerin pun meraih ponselnya dan membuka ikon 'Telepon' disana.

"A-aku harus menelponnya."

Di tempat lain Ziel yang sedang rapat dengan manager pemasaran dan juga HRD seketika harus beralih ke handphonenya yang berdering.

Terlihat nama 'Bocah' yang terlihat dengan jelas di layar handphonenya, "Kenapa dia menelponku? apakah terjadi sesuatu?" tanya Ziel kepada dirinya sendiri, dengan cepat laki-laki itu mengangkat ikon berwarna hijau keatas sehingga terdengar suara Shaerin yang tersengal-sengal.

"Kau kenapa?" tanya Ziel panik, tanpa ia sadari semua mata yang ada di ruangan itu tertuju kearahnya.

'T-tolong aku.. a-aku panas sekali.' lirih seorang gadis di sebrang sana.

Dengan cepat Ziel keluar dari ruangan rapat, orang-orang yang ada di ruangan itu menjadi kebingungan dan saling menatap satu sama lain.

"Kita akhiri dulu saja rapatnya sampai sini, lanjutkan pekerjaan kalian, jangan sampai ada kesalah!" titah Kaivan dengan tegas lalu ikut keluar dari ruangan rapat.

"Jangan matikan panggilannya, aku akan segera kesana." seru Ziel dengan suara yang berat.

Kaivan mengikuti langkahnya dari belakang, entah kenapa Ziel bisa sepanik ini, apakah terjadi sesuatu?

"Kaivan cepat siapkan mobil, kita pergi ke High School!" titah Ziel sehingga membuat laki-laki berkacamata itu dengan cepat melangkah mendahului Ziel.

.

.

.

Ziel melangkahkan kakinya di lorong sekolah, tidak memperdulikan tatapan semua orang yang tertuju kearahnya.

"Dia ada di kamar mandi wanita, aku harus segera menemuinya." ucap Ziel kepada Kaivan.

Seorang guru yang kebetulan mengenali Ziel pun ikut membantu untuk mencari Shaerin walaupun dalam hatinya bertanya-tanya ada hubungan apakah antara Shaerin dengan Ziel.

Begitu sampai di depan kamar mandi, Ziel bisa melihat Granesia yang sedang mengetuk-ngetuk pintu kamar mandi dengan raut wajah yang begitu khawatir, saat menyadari kedatangan Ziel, gadis itupun ikut terkejut.

"Bukankah anda Om nya Shaerin? tolong bantu dia, sudah lama dia mengurung diri di kamar mandi, aku takut terjadi sesuatu kepadanya." ujar Granesia mendekati Kaivan.

Ziel pun mendekati salah satu kamar mandi yang pintunya tertutup rapat, ia pun mengetuk pintu tersebut berharap istrinya itu akan membukanya.

"Shaerin, ini aku." kata Ziel sambil terus-terusan mengetuk pintu kamar mandi.

Tidak lama kemudian pintu terbuka memperlihatkan Shaerin yang sedang berjalan kearah Ziel sambil sempoyongan, gadis itu sudah gemetaran dan bahkan keringat sudah membanjiri wajahnya.

"T-tolong aku."

Tanpa ragu Ziel membuka jas nya lalu memberikannya kepada Shaerin, untuk menutupi bagian pahanya, setelah itu Ziel menggendong tubuh kecil itu dan membawanya keluar dari dalam kamar mandi.

Sontak hal itu mengundang perhatian semua orang yang ada di sekolah, Shaerin yang merasa di perhatikan pun langsung menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik sang suami.

"Apa yang terjadi?" tanya Kaivan kepada Granesia yang menahan tangis sambil mengikuti langkah Ziel dari belakang.

"Aku tidak tahu, tadi kami berdua hanya makan di kantin dan Shaerin menambahkan saos dan juga sambal ke dalam makanannya."

"Tapi sepertinya bukan karena itu, apakah dia memakan hal yang lain juga?" tanya Kaivan lagi.

"Air mineral, ya! dia meminum air yang di berikan oleh pengaggum rahasianya, aku juga tidak tahu siapa orang itu." jawab Granesia.

"Tapi apakah Shaerin akan baik-baik saja? aku takut akan terjadi sesuatu kepadanya hiks..."

Kaivan menganggukan kepalanya lalu membantu Tuan mudanya itu untuk masuk kedalam mobil.

"Kembalilah ke kelas, Shaerin akan baik-baik saja." imbuh Kaivan lalu ikut masuk ke dalam mobil.

Granesia mengusap air matanya sambil memperhatikan mobil mewah yang semakin lama menjauh dari pandangannya.

Tidak jauh dari sana, sepasang mata juga ikut memperhatikan mobil tersebut, bertanya-tanya dalam hati.

"Ziel Algio dan Shaerin? bukankah Om Shaerin itu adalah Asisten dari Ziel Algio tapi kenapa..."

Penasaran gak nih kelanjutannya? like nya dulu dong😍😍

1
Enitritrieni trieni
Luar biasa
Cherry Bloosem
cerita nya muter2 situ aja,,kapan si ziel ngaku mereka suami istri..lama banget,,dri awal smpai episode ini berantem terus..
s
menggendongnya
Fahri Surbakti Fahri
Lumayan
Fahri Surbakti Fahri
Kecewa
Erna Wati
menarik sekali, memang bagus banget alur cerita Nya,suka /Drool/
Erna Wati
Kecewa
Erna Wati
Buruk
jangganim
kenan bukan boti kann
Idha Giatno
Luar biasa
Amaliyyah Aini
Biasa
Amaliyyah Aini
Kecewa
Erna Sudiastuti
Luar biasa
nesya
ya ampun Thor... masa papa yg baik hati itu hrs meninggal semudah itu sih...? jgn kejam gitu dhong Thor..!
nesya
naera ini siluman ular berkepala dua.
nesya
awas aja Jay, nanti km jg jatuh cinta sm shaerin br tahu rasa kamu ya
nesya
bnr kan... kata" sarkasme yg di ucapkan naera kl dia menyukai apa pun yg di sukai sm shaerin, itu scr tdk langsung menunjukkan kl dia menyukai pacar shaerin jg. cm di sini shaerin aja yg terlalu polos dan lugu, jd tdk menyadari gelagat aneh dr sahabat dan pacarnya itu.
nesya
jangan" kebaikan naera pd shaerin slm ini Krn punya maksud tertentu, mgkin naera ada hubungan dgn Karel di belakang shaerin.
Yuyun Hidayati
hiaaaa tibakny tmny suami😅
Yuyun Hidayati
kapok karel
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!