Novel pertama. Mohon saran dan kritikannya..
''Nona kenapa? Astaga, tunggu Bibi akan panggil Dokter dulu'' kata Bibi Yun sambil berlari kearah pintu.
"Huff ternyata aku terlahir kembali dalam tubuh gadis lemah ini. Dan wanita tadi itu pengasuhnya Bibi Yun'' gumam Vio pada dirinya sendiri sambil memijit pelipisnya yang masi terasa pusing dan mengingat kembali kejadian kekerasan yang masi terlintas di kepalanya.
'' Brengsek kalian semua'' ucapnya dengan dingin dengan mata yang tajam. Tenang saja Viona, aku Viora berjanji akan membalas semua yang mereka lakukan padamu, karena jiwaku berada dalam tubuhmu, maka mulai saat ini tubuhmu menjadi milikku, Hee tunggu pembalasanku.
"Aku Viona Lili Jacklin akan membalas semua kejahatan kalian."
Apakah Viona berhasil membalaskan dendamnya? Yukk ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitriani Usman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31. Hobi Viona
''Bagaimana kondisi mereka berdua Dok?'' Tanya Viona saat melihat seorang Dokter keluar dari ruang IGD.
Dokter menoleh dan tersenyum ''Kondisi mereka baik-baik saja, tapi lukanya lumayan parah jadi harus mendapat beberapa jahitan'' jawab Pak Dokter dengan sopan. ''Nona sendiri bagaimana keadaan bahunya yang juga dapat jahitan, kenapa berada di luar ruangan?'' lanjut Dokter bertanya.
Sebelumnya Viona juga meminta bahunya di obati, tapi Dokter malah menjahitnya karena sayatan di bahunya lumayan lebar. Tapi itu akan sembuh jika dia ingin, tapi dia masih berada di Rumah Sakit jangan sampai membuat semua orang heboh melihat lukanya tiba-tiba sembuh tanpa bekas.
''Luka di bahu saya tidak terlalu parah Dok, jadi saya kemari ingin melihat kondisi kedua teman saya itu'' balasnya sedikit berbohong, sejak kapan mereka berteman.
''Ya Anda bisa menjenguknya setelah mereka di pindahkan di ruang perawatan'' ujar Pak Dokter dan ijin pamit kembali ke ruangannya.
Setelah Viona mengalahkan lawannya, dia segera membawa kedua pemuda itu ke Rumah Sakit menggunakan mobil pemuda itu, dengan bantuan pengawal bayangannya yang dia minta untuk keluar tidak jauh dari lokasi, jangan sampai mereka semua melihat seseorang yang tiba-tiba muncul di hadapannya. Dan satunya lagi membawa motor Viona yang mengikut di belakang.
Sebenarnya mereka sangat penasaran dengan wajah Viona yang tertutup masker itu dan juga penutup kepala dari hoodienya. Mereka hanya bisa menebak dari bentuk tubuh dan suara Viona, bahwa dirinya adalah seorang wanita.
Viona kembali menghungi Kakaknya, yang mengatakan bahwa dirinya tidak jadi pulang ke Menssion, tapi dia akan balik ke Rumahnya yang di Perintis, tanpa mengatakan alasannya bisa barabe jika kakaknya itu tau.
...----------------...
Viona mengetuk pintu ruangan perawatan kedua pemuda itu yang berada di kamar VVIP. Tanpa menunggu jawaban dari dalam Viona langsung masuk dan melihat kedua pemuda itu sedang berbincang.
Kedua pemuda itu terkejut melihat Viona di hapadapannya, kapan kiranya dia masuk kanapa mereka tidak mendengarnya. ''Nona kata Dokter Anda mau pulang? Kenapa nona tidak mau di rawat? Anda juga sedang terluka, dan kapan nona masuk kenapa saya tidak mendengar nya?'' tanyanya beruntun.
Viona jengah mendengar ocehan itu, bisa-bisanya mereka tidak mendengar Viona masuk di ruangan itu.
''Yaa saya akan pulang setelah melihat keadaan kalian, saya tidak suka berada di Rumah Sakit, dan apa yang kalian lakukan sampai tidak sadar ada orang masuk? Apa jangan-jangan kalian berdua anu yaa? astaga pantasan saja kalian memilih sekamar berdua'' balas Viona dan sedikit bercanda.
kedua pemuda itu sangat mengerti tuduhan itu meskipun Viona tidak mengatakannya dengan jelas, bisa-bisanya pria normal kayak mereka di katain belok. Mereka hanya menatap Viona dengan tajam.
Viona hanya terkekeh melihat respon kedua pemuda itu. ''Ups, Maaf hanya bercanda kok heheh, agar wajah kalian itu tidak terlalu serius.''
Riki menatap Viona dari ujung kepala sampai ujung kaki ''Nona apa Anda gadis itu? Gadis yang hobi nya bertarung?'' tanyanya to the poin.
Viona bingung dengan pertanyaan pemuda itu, yang tiba-tiba bertanya tanpa cerita. ''Hee gadis siapa yang kau maksud? Bertanyalah dengan jelas.''
''Nona sebelumnya kami pernah melihat seorang gadis yang bertarung dengan preman sebanyak dua kali dan itu ciri-cirinya persis dengan nona apa lagi setelah melihat motor yang nona pakai saya sangat yakin bahwa gadis itu orang yang sama dengan nona.''
''Hmm ternyata kalian yang mengintaiku dari jauh'' batin Viona
''Ya itu saya, dan kau benar bertarung adalah salah satu hobiku, senang aja gitu kalau membuat seseorang babak belur, tapi jika saya sampai membunuhnya itu hal yang tidak di sengaja.''
Glukk ''Nona kenapa hobi Anda sangat berbeda, ternyata Anda lebih kejam daripada Tuan saya. Tuan Ray tidak pernah membunuh dengan tangannya sendri, tuan hanya menyuruh orang untuk melakukannya.''
Viona tersenyum kecil mendengar itu ''Hmm ya sudah karena kalian sudah baik-baik saja saya ijin pamit pulang dulu ini sudah sangat larut malam'' ucap Viona tanpa menunggu balasan pemuda itu.
''Hmm baik nona dan Terima kasih sekali lagi atas pertolangan dan bantuannya. Kalau begitu bairkan saya menyuruh anggota saya untuk mengantar Anda pulang.''
''Hmm sama-sama, tidak perlu teman saya yang tadi itu masih menunggu saya di parkiran sana.''
''Teman yang mana nona? Oh dua lelaki yang juga membantu kami?''
''Ya dia anggota saya, baiklah saya pergi dulu'' ucapnya berbalik dan berjalan ke luar.
''Terima kasih nona'' ucapnya dalam hati.
Pemuda yang di panggil Tuan itu hanya berdiam tanpa kata, tapi telinganya mendengar semua percakapan itu. ''Riki cari tau secepatnya'' ucap nya dingin setelah melihat Viona keluar dari ruangan.
''Baik tuan'' jawabnya dia juga sangat penasaran siapa di balik penyerangan itu, tapi dia mencurigai seseorang.
Ternyata kedua pemuda yang di tolong Viona itu adalah Tuan muda Ray Franzlan Duke dengan Asistennya Riki Alfian dan juga sebagai orang kepercayaannya.
Setelah masalah yang ada di kantor cabang selesai, mereka berdua langsung pulang dari luar Kota dan tiba di bandara saat malam, dan segera melajukan mobilnya yang mereka titipkan di bandara tanpa pengawal.
Ray meminta Riki untuk lewat jalan pintas agar segera tiba di Menssionnya, tapi saat di jalan sepi mereka berdua di hadang oleh dua mobil, Ray dan Riki tidak menyadari hal itu mungkin mereka sangat lelah dan butuh Aqua.
...----------------...
Brraakkk
''Kenapa kalian semua bisa gagal hanya membunuh dua orang saja? Dan kalian semua babak belur dan patah tulang kerena melawan seorang gadis? Sangat memalukan''
''Apa yang harus kita katakan pada Tuan itu? pasti dia sangat marah mendengar kalian gagal dan Tuan itu juga sudah membayar kita sangat mahal''
''Kalian semua cari tau siapa gadis itu, tapi ingat jangan sampai gegabah, saya rasa gadis itu bukan orang biasa. Dan baru kali ini kalian gagal dalam misi hanya karena seorang gadis'' ucapnya memberi perintah kepada anggotanya yang lain.
''Baik Bos'' jawabnya serempak.
...----------------...
Semakin bertambahnya usia, kamu akan mengetahui bahwa kamu memiliki dua tangan, satu untuk menolong dirimu, satu untuk membantu orang lain.
Dan jika kita mengerjakan sesuatu karena suka, ataupun atas dasar menolong seseorang, pada akhirnya apa yang kita kerjakan menghasilkan sesuatu di luar dugaan. (google)
Dunia ini penuh dengan orang-orang baik. Jika kamu tidak dapat menemukannya, jadilah salah satunya