My Sexy Secretary

Jennie tidak menanggapi ucapan Aneeq, dia membuang muka lalu melangkah dengan kepala yang terus menunduk menuju mobil, apa-apaan pria itu? Bertanya seenak udel, memang dia pikir mudah apa membangun sebuah pernikahan tanpa cinta.

Apalagi mereka baru mengenal satu sama lain, dan belum sampai ke tahap untuk hal yang seperti itu.

Eh, tapi tunggu dulu, memangnya Aneeq serius dengan ucapannya? Cih, kenapa Jennie percaya diri sekali, bisa-bisanya dia menanggapi ucapan pria itu dengan serius, pasti Aneeq hanya bercanda, dan mencoba menggodanya.

Mengingat itu, entah kenapa bibir Jennie mencebik, merasa kesal dengan Aneeq. Pria itu selalu saja dapat membuat perasaannya tak menentu.

Sementara di belakang sana, Aneeq menyeringai tipis, sedikit demi sedikit dia akan masuk ke kehidupan Jennie melalui Ziel.

Sebentar lagi, kamu akan benar-benar menjadi milikku My Jennie Oh Jennie.

Dengan senyum yang masih sama, Aneeq melangkah menyusul sang wanita. Jennie terus menghindari kontak mata dengan Aneeq, hingga mereka sampai di perusahaan.

Wanita itu bahkan turun lebih dulu, dan langsung pamit untuk masuk ke dalam. Namun, sepertinya semua yang dia lakukan itu percuma, dia begitu bodoh karena melupakan bahwa dirinya satu ruangan dengan Aneeq.

Meja sekertaris itu tak jauh dari meja kebesaran Aneeq, lalu apa gunanya dia menghindar dari pria itu?

Oh my God!

Jennie menepuk jidatnya keras, merasa sangat bodoh.

"Sialan, sudah susah-susah aku menghindar, tetap saja aku akan bertemu dengannya. Bahkan sepanjang hari kita akan selalu bersama. Benar-benar menyebalkan!" gerutu Jennie sambil meremass buku jarinya, hingga kuku-kuku itu memutih.

Sementara Aneeq hanya memperhatikan Jennie dengan senyum kecil, merasa lucu dengan tingkah wanita satu ini, dan jangan lupakan tangannya yang sudah gemas ingin meremass benda kenyal di balik kemeja kerja Jennie.

"Ada apa, Nona Jennie, kamu terlihat terburu-buru sekali?" tanya Aneeq basa-basi, dan tujuan sebenarnya adalah untuk menggoda wanita itu.

Dia melangkah ke arah meja kebesarannya, dan duduk di sana, sementara Jennie bergerak gelisah. Ditanya seperti itu membuat wajahnya pias.

"Saya baru ingat kalau ada laporan yang belum saya selesaikan, makanya saya lebih dulu masuk ke dalam ruangan," jawab Jennie dengan sedikit terbata.

Aneeq manggut-manggut. "Kukira ada apa. Kalau sudah selesai bisa tidak buatkan aku sesuatu, aku belum sarapan dari rumah."

"Bi-bisa, Tuan. Anda mau dibuatkan apa? Apa anda mau kopi?" tanya Jennie berusaha menguasai dirinya, dia mencoba untuk bersikap biasa saja, agar tidak terlalu mencolok di depan Aneeq.

Aneeq menggeleng sambil tersenyum. "Aku tidak suka kopi, Nona Jennie."

"Lalu anda mau dibuatkan apa?"

"Aku mau susu, kalau bisa yang murni," jawab Aneeq, dan Jennie langsung menelan salivanya susah payah. Susu murni apa maksudnya? Otak Jennie benar-benar tak sampai dengan teka-teki yang Aneeq berikan.

Kalimat itu terasa ambigu.

"Maksudnya susu apa, Tuan?"

"Susu itu!" Tunjuk Aneeq dengan jarinya, melihat itu sontak saja Jennie langsung menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Bisa-bisanya pria ini meminta hal tersebut secara frontal, kurang ajar!

Jennie mendelik ke arah Aneeq, kalau sudah seperti ini, tidak ada yang namanya atasan maupun bawahan. Dia harus melawan. "Jangan kurang ajar, Tuan! Meskipun saya bawahan, tapi anda tidak bisa bersikap seperti itu pada saya!" Tegas Jennie, masih membuat benteng pertahanan.

Aneeq menautkan kedua alisnya, pura-pura tak paham dengan ucapan Jennie, dia bangkit dan melangkah ke arah wanita itu, membuat Jennie semakin waspada, dia melirik Caka, tetapi pria itu justru diam saja. Seolah tak peduli dengan apa yang akan dilakukan oleh bosnya.

"Tuan, jangan mendekat! Kalau selangkah lagi anda mendekat, jangan salahkan saya!" ujar Jennie memberi peringatan.

"Hei, ada apa denganmu, kenapa reaksimu berlebihan seperti itu?" tanya Aneeq, berhenti dengan beberapa meter di depan Jennie.

"Harusnya saya yang tanya, apa maksud ucapan anda!"

"Tentang?"

"Tentang su-su-susu."

Mendengar itu, Aneeq terkekeh kecil, dia berhasil mengerjai Jennie. Dia menoleh ke belakang, lalu menunjuk kalender kecil yang memiliki gambar produk susu. "Kamu lihat itu?" Aneeq menatap Jennie yang mulai memasang wajah merona.

"Aku mau susu itu, aku ingin memintamu memanaskannya."

Shitt!

Wajah Jennie langsung merah padam, dia benar-benar tidak sanggup lagi untuk bersitatap dengan Aneeq. Pria ini selalu saja membuatnya salah tingkah. Aneeq mendekat, Jennie yang reflek langsung mundur dan sialnya dia menabrak meja hingga dia ingin terjungkal.

Namun, gerakan tangan Aneeq jauh lebih cepat, dia memegang pinggang Jennie menahan tubuh wanita itu. Hingga akhirnya Jennie tak sampai terjatuh. Kedua pasang mata mereka bertemu.

"Nona Jennie, ada apa dengan matamu?" tanya Aneeq dengan nada so-soan terkejut. Jennie langsung tersadar, dia menjauh dari tubuh Aneeq dan berdiri dengan tegak.

Ada apa? Ada apa dengan matanya, apa sisa menangis kemarin masih terlihat?

"Ada apa dengan mataku?" tanya Jennie pada Aneeq.

Dan pria itu langsung tersenyum smirk. "Di matamu tadi ada aku."

*

*

*

Mommy Jen yakin gamau terpesona 🤣🤣🤣