Fauzan Stevano adalah dokter spesialis yang jadi incaran para gadis. Dia muda, tampan dan tentunya mapan, karena selain sebagai dokter spesialis, dia juga merupawan pewaris dari rumah sakit tempatnya melakukan praktek. Keluarga Fauzan memiliki beberapa rumah sakit dan juga pabrik obat yang dilengkapi dengan ruang laboratorium.Fauzan selalu merasa kesal dan risih jika didekati para gadis yang ingin mendapatkan perhatiannya. Terlebih keluarganya selalu mendesaknya dengan masalah pernikahan
Hingga suatu hari dirumah sakitnya dia melihat gadis cantik yang familiar diingatannya, Cathleen Safaniya Gazelle. Gadis cantik berhati dingin yang suka bertindak seenaknya. Dia adalah pewaris dari perusahaan Gazelle yang merupakan keluarga terkaya ke 2 setelah keluarga Stevano.
"Kenapa dia keluar dari ruang psikolog? Apakah sesuatu terjadi setelah belasan tahun aku tidak bertemu dengan Cathleen?"
Bagaimana akhir dari rasa penasaran Fauzan? Apakah hatinya tergerak menaklukan Cathleen?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesedihan Cathleen
Malam hari tepat sebelum dimulai acara makan malam keluarga, Cathleen baru tiba dirumah kakeknya.
"Selamat malam semuanya. Maaf aku datang terlambat" Ujar Cathleen dengan nada bicaranya yang dingin dan datar.
Disana semua orang sudah duduk dan menunggu kedatangannya. Ada kakeknya, Davidson Gazelle dan yang duduk disebelah kanannya adalah neneknya, Rubiana Gazelle. Disebelah kiri ada omnya Antonio Gazelle yang disebelahnya adalah istrinya Maudy Selena dan kedua anak mereka Arya Dinata Gazelle dan Nurasya Adelina Gazelle
"Tidak masalah. Duduklah!" Jawab sang kakek dengan nada yang dingin
"Terimakasih" Cathleen duduk di bangku yang terpisah dengan mereka. Dia tidak pernah duduk dekat dengan mereka
"Kakek dengar kamu membuat keributan di restoran? Sampai kapan kamu akan bersikap emosional seperti itu?" Kakek David bertanya dengan nada yang sinis pada Cathleen
"Ternyata informan kakek cepat juga ya dalam mengadukan masalah tentangku? Apa kakek menempatkan detektif atau mata-mata disekitarku?" Cathleen menjawab dengan nada yang sinis dansenyum mencibir
"Cathleen, kamu ini seorang pemimpin perusahaan. Tidak seharusnya kamu membuat keributan dimuka umum!" Ujar kakek David dengan nada yang meninggi
"Berarti, kalau aku melakukannya secara sembunyi-sembunyi tidak masalah kan?" Jawab Cathleen lagi sinis
"Cathleen! Kamu ini benar-benar ya!" Kakek David semakin kesal dengan jawaban Cathleen
"Sudah-sudah. Kita berkumpul disini untuk makan malam keluarga, jadi tidak perlu berdebat lagi!. Lagipula Cathleen sangat jarang datang kemari, jadi kita nikmati makan malam kita dengan tenang, oke?" Ujar nenek Rubi menenangkan sang suami.
Suasana makan malam pun terasa canggung. Cathleen hanya bisa diam dan menikmati makanannya sendiri diantara mereka yang saling memberikan kehangatan sebagai keluarga. Keluarga yang hangat bagi mereka namun asing bagi Cathleen
"Makan malam ku sudah selesai. Sebaiknya aku kembali kerumah ku. Terimakasih untuk makan malam yang enak ini" Ujar Cathleen dengan sikap digin dan senyum sinis
"Tunggu! Ada yang ingin kakek bicarakan denganmu! Ikutlah keruang baca!" Kakek David berjalan lebih dulu dan meminta Cathleen untuk mengikutinya
Cathleen berjalan mengikuti kakek David dan yang lain menatap sinis pada Cathleen
"Apa yang ingin kakek bicarakan denganku?" Tanya Cathleen dengan nada yang dingin setelah mereka tiba diruang baca
"Kemarin bukannya tante mu datang ke kantor? Kenapa kamu tidak setuju memberikan Arya pekerjaan?" Tanya kakek David dengan nada yang dingin dan wajah datar
"Jika kakek ingin dia menjadi manajer dan menjatuhkan perusahaan ... silahkan saja! Sudah jelas kalau dia itu seorang pemabuk dan juga penjudi. Aku tidak yakin kalau dia cukup kompeten untuk bekerja" Cathleen menjawab dengan sikap yang acuh tak acuh sambil memainkan globe dihadapannya
"Kamu bisa mengajarinya untuk bisa bekerja dengan baik!"
"Dia saja yang tidak kompeten. Bahkan usia dia lebih tua dariku. Harusnya dia yang mengajariku bukan sebaliknya. Bukankah itu yang jadi alasan kakek memintaku pulang kemari dan mengelola perusahaan kakek? Padahal kakek tahu sendiri bagaimana aku. Jika dia bisa diandalkan, tidak mungkin kakek meminta aku yang dulu sengaja kakek buang untuk kembali kemari" Cathleen menjawab dengan sinis dan sorot mata yang tajam
"Cathleen! Jaga bicaramu!" Teriak kakek David pada Cathleen
"Kenapa? Bukankah itu kenyataannya? kakek mengusir orang tuaku dari rumah ini dan membuang kami keluar negri?"
Kakek David terdiam mendengar ucapan Cathleen, dia selalu menyesal karena melakukan itu dan tidak sempat memperbaiki semuanya
"Cathleen, kakek ... "
"Sudahlah kek, ini sudah malam. Sebaiknya kakek istirahat. Aku juga harus pulang, besok ada rapat penting. Permisi!" Cathleen meninggalkan kakek David sendiri tanpa memberikannya kesempatan untuk menjawab apa yang Cathleen katakan
"Cathleen! Kamu sudah mau pergi?" Nenek Rubi bertanya padanya namun Cathleen tidak menggubrisnya dan tetap melangkahkan kaki dengan raut wajah kesal penuh amarah
Cathleen melangkah dengan cepat menuju mobilnya dan berkendara menyusuri gelapnya malam dengan kecepatan tinggi. Dia kemudian berhenti disebuah tempat yang sepi.
"Siaaal!!! Kenapa aku harus berada diantara mereka?!" Cathleen yang marah memukul kemudi mobil setelah dia meninggalkan kediaman utama Gazelle
"Mah, pah, kenapa kalian tidak membawaku bersama kalian saja ...? Kenapa aku tidak mati saat kejadian itu? Kenapa aku sekarang harus hidup diantara keluarga asing yang sama sekali tidak pernah menerimaku?!" Cathleen terus berteriak disela derai air matanya
"Aku lelah mah, pah... Aku lelah hidup dengan bayang-bayang kematian kalian dihadapanku... " Cathleen membenamkan wajahnya pada tangan yang memeluk kemudi.
Setelah dia merasa lelah menangis, Cathleen pulang kerumahnya dan meminum obat tidurnya agar dia bisa terlelap
***
Keesokan harinya Cathleen kembali pergi kerumah sakit untuk menemui dokter Irgi. Namun kali ini dia pergi sendiri tanpa ditemani Mery.
Cathleen berjalan dengan anggunnya tanpa mempedulikan orang-orang di sekitarnya. Dia terus berjalan dengan raut wajah yang dingin menuju ruang dokter Irgi.
Langkahnya terhenti tepat di depan pintu ruang dokter Irgi. Cathleen tidak melanjutkan langkahnya untuk masuk ke ruangan dokter, melainkan berbalik dan pergi dari rumah sakit.
Dari kejauhan Fauzan melihat Cathleen lagi
"Cathleen? Ya, itu Cathleen" Tanpa pikir panjang Fauzan mempercepat langkahnya dan mengikuti Cathleen dari belakang.
Cathleen berjalan dengan pikiran kosong menyusuri trotoar yang ramai dengan orang yang lalu lalang. Dia menoleh ke sebuah Cafe dan akhirnya memutuskan untuk masuk kedalam dan duduk di sudut restoran.
Fauzan yang mengikutinya sejak dari rumah sakit juga ikut duduk tidak jauh dari Cathleen.Dia terus memandangi Cathleen yang terus saja melamun
"Sebenarnya apa yang sedang dia pikirkan? Dia berjalan seperti orang gila dari rumah sakit sampai sini"
"Hai nona, boleh kami ikut duduk dengan anda disini?" Ada 3 orang pria yang mendekati Cathleen dan bicara dengan nada yang menggoda
"Jangan ganggu aku!"Jawab Cathleen dengan sinis
"Jangan terlalu jutek nona. Meskipun anda cantik, tapi jika anda terlalu sombong tidak akan ada yang suka pada anda" Ujar salah satu pria
"Aku bilang, jangan ganggu aku!" Jawab Cathleen dengan sinis dan sorot mata tajam
"Aku suka kucing liar seperti ini" Salah satu dari mereka kembali menggoda Cathleen dan kini sambil menyentuh sedikit dagunya
Byuurr!
Cathleen menyiramkan segelas air putih pada pria yang menyentuh dagunya. Hingga seluruh wajahnya basah
"Bukankah kamu suka kucing liar? Sayangnya kucing liar ini tidak suka di dekati anjing busuk seperti mu!" Cathleen bicara dengan nada sinis dan senyum mencibir
"Dasar jalang tidak tahu diri!" Pria yang disiram itu mengangkat tangannya dan hendak menampar Cathleen namun tangannya tertahan di udara
"Tidak pantas jika seorang pria mengangkat tangan pada wanita!" Fauzan menahan tangan pria itu dengan kuat
"Siapa kamu?! Jangan ikut campur urusanku!" Ujar pria itu sambil menarik tangannya
"Tentu aku akan ikut campur karena kamu mengganggu wanita lemah. Itu lawan yang tidak sebanding denganmu!" Ujar Fauzan lagi sinis
"Silahkan lanjutkan perdebatan kalian. Aku tidak akan ikut campur" Ujar Cathleen dengan nada bicara yang dingin. Dia hendak pergi dari sana tanpa rasa bersalah, namun salah satu pria lainnya menahan tangan Cathleen, menariknya, kemudian menamparnya
Plak!
"Dasar wanita tidak tahu diri! Kamu mau pergi begitu saja setelah membuat keributan?!"
Karena tamparan yang diterimanya Cathleen sampai memalingkan wajah dan ada sedikit luka di sudut bibirnya
"Cuih. Pengecut jika kalian berani, lawan aku!"