menceritakan tentang perasaan aneh seorang pengusaha muda yang dikenal kejam pada lawan bisnisnya terhadap saudara kembarnya sendiri.
perasaan yang tak biasa itu semakin lama semakin membuatnya tidak bisa mengendalikan diri setiap dekat dengan sang adik kembar.
"kak, kita tidak seharusnya seperti ini",
"maafkan aku, tapi jujur aku mencintai mu",
"kak, ini salah, kau tidak boleh mencintaiku, aku adik kembarmu, adik kandungmu",
"aku tahu, tapi...",
sosok tegas, bengis, dengan tatapan dan aura yang begitu tajam itu hanya akan luluh pada sang adik kembar.
apakah cinta Arkana terbalaskan?
ataukan harus kandas ditentang takdir?
yuk ikuti kisah Arkana menaklukkan takdir hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanswii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Tak... Tak... Tak...
Braaak....
Brukkk...
"emmmm maaf nona, ini makannya saya letakkan disini saja ya", ucap David, asisten pribadi Arkana yang menatap takut takut pada rakeela,
"hemmmmmm", jawab rakeela bad mood,
Sementara Arkana menatap jengah sang saudara kembar yang sudah duduk di sofa ruang kerjanya dan di depannya ada banyak sekali makanan, jajan serta minuman yang tadi dibawakan oleh David.
David, mengetahui situasi hati rakeela sedang tidak bagus, dia buru buru pamit keluar, daripada nanti dia ikut kena omel rakeela, padahal dia juga tidak melakukan apa apa.
"kenapa lagi?", tanya Arkana sambil membaca dokumen di tangannya,
"lagu pengen makan orang", jawab ketus rakeela,
" pengen makan orang, tapi yang dibawa jajanan", jawab arkana,
" diem deh kak, daripada nanti kakak yang aku makan", amuk rakeela, lagi lagi Arkana hanya bisa menghembuskan nafas kasar,
untung saja dia rakeela, saudara kembarnya, kalau saja orang lain pasti sudah Arkana buang dari lantai 30 itu, karena tidak ada yang berani memarahi arkana selain rakeela dan juga orang tuanya.
Arkana kembali fokus pada pekerjaannya, membiarkan rakeela Dengan segala tingkah absurdnya, dan benar saja kan, sekarang dia sedang menikmati sekotak pitza dengan toping keju Mozarella dan potongan daging yang melimpah ruah diatasnya, sesekali dia menyeruput jus strawberry favoritnya.
Memang begitulah rakeela, saat sedang marah, kesal, sedih dia kan melampiaskan dengan makan.
rakeela Memang bukan tipe perempuan yang akan heboh saat berat tubuhnya naik, toh dia juga rajin olahraga, dia juga selalu rutin periksa kesehatan, jadi kalau hanya soal makan banyak, rakeela tidak pernah takut.
"kamu laper atau gimana?", tanya Arkana setelah melihat rakeela sudah menghabiskan semua makanan yang tadi dia bawa, dan yang tersisa di meja hanya sampahnya saja.
"lagi kesel", jawab rakeela jutek.
"kenapa lagi, si Vero lagi?", tanya Arkana,
" bukan, si rubah yang mirip Mak Lampir", jawab rakeela asal,
Arkana yang sudah tahu siapa yang di maksud rakeela pun hanya tersenyum miring, sepupu dari Vero itu sejak dulu memang selalu mencari masalah dengan rakeela hanya karena Vero, menyukai rakeela.
"kenapa lagi?", tanya arkana,
rakeela beranjak dari duduknya, perutnya kekenyangan, jadi dia harus bergerak sekarang, dia pun menghampiri sang kakak.
"ya biasalah kak, ngoceh gak jelas, dia yang gak mampu bersaing kok bisanya menjatuhkan, aku hina aja sekalian", kata rakeela ikut membaca dokumen di meja Arkana.
perusahaan itu milik arkana pribadi, bukan warisan dari sang Daddy, sedangkan rakeela, dia juga sering ikut terlibat dalam perusahaan tapi milik sang Daddy.
meskipun tidak full di perusahaan karena rakeela memiliki hobi dan bakat lain yaitu sebagai desainer, jadi dia ke perusahaan hanya sekali dua kali saja dalam seminggu.
"good girl", ucap Arkana,
"iya donk, rakeela Bramasta, tidak akan pernah kalah hanya dengan kata kata sumpah seperti itu, yang ada aku akan buat dia semakin kepanasan dengan membantu Vero semakin mengejar dan mendekatiku", ucap rakeela Dengan senyum jahatnya.
"terserah kau saja, asal jangan sampai Vero menyakitimu atau berbuat licik demi mendapatkan mu, karena kalau itu sampai terjadi, dia akan mati saat itu juga", ucap Arkana,
" tidak akan kak, kakak tenang saja, aku bisa jaga diri oke, cup...",
rakeela mencium pipi arkana yang sialnya malah membuat hati arkan bergejolak,
"sial, perasaan apa ini, kenapa setiap dekat dengan rakeela perasaanku jadi tidak karuan seperti ini, aku tidak gila kan?", batin arkana, dia berusaha menguasai hati dan wajahnya agar rakeela tidak tahu kalau Arkana sedang baper.
"sana duduk, kakak banyak pekerjaan hari ini", ucap arkana beralasan, semakin lama dekat dengan rakeela, jantungnya semakin tidak aman.
"katanya tadi hari ini gak banyak kerjaan?", tanya rakeela,
"lupa", jawab Arkana asal, rakeela mencebikkan bibir, dia pun kembali duduk di sofa seraya memainkan ponselnya.
Banyak pesan dan panggilan tak terjawab dari Vero, karena rakeela mengubah mode ponselnya menjadi silent, jadi semua itu tidak bisa mengganggunya.
Sama sekali tak ada niatan rakeela membalas pesan dari Vero tersebut, dia sudah muak, setiap kali mereka jalan pasti salsa sekali saja muncul, dan Vero seperti tidak peka kalau memang salsa selalu mengikutinya.
20 menit berlalu, Arkana yang memang sibuk dengan berkas berkas di mejanya melirik kearah rakeela yang sejak tadi tidak kedengaran suaranya sama sekali.
dan benar saja, rakeela sudah tertidur pulas di sofa dengan posisi tidur miring, karena memakai dress paha mulus seputih susu itupun terekspos, Arkana menelan ludah kasar, buru buru dia mengambil jas yang dia letakkan di sandaran kursinya dan dia gunakan untuk menutupi paha rakeela.
Bisa bahaya sekali kalau Arkana lama lama melihat pemandangan itu, iman Arkana tidak setebal itu, malam itu saja dia hampir bablas.
Ceklek..
"arkaaa...", kata kata itu terputus saat Arkana memberikan kode menutup mulutnya,
"ya tuhan, ini anak lapar atau bagiamana ar, kenapa bisa menghabiskan makanan sebanyak ini?", tanya kaget Daddy Winston setengah berbisik,
"lagi kesal", jawab Arkana singkat,
"kesal, sama siapa?", tanya Daddy Winston penasaran,
"Vero", jawab arkana asal,
"selalu saja, pasti karena sepupunya itu juga", tebak daddy Winston,
"heeemmmm, Daddy ada perlu apa?", tanya Arkana,
"besok Daddy ada perjalan bisnis selama seminggu ke Paris, dan mommy kamu akan ikut jadi tolong kamu bantu awasi perusahaan Daddy, nanti sama rakeela juga", ucap Daddy Winston,
" oke, asisten Daddy juga ikut?", tanya Arkana,
",iya, tapi ada Clio, asisten Daddy yang satu lagi dia akan bantu kamu nanti", jawab Daddy Winston,
" oke",
" ya sudah, Daddy hanya ingin menyampaikan itu, kamu pindahin adik kamu ke kamar sana biar tidak pegal badannya tidur seperti itu", kata Daddy Winston,
" iya",
" Daddy pulang dulu".
Arkana pun memindahkan tubuh rakeela yang sudah terbang ke alam mimpi itu ke kamar pribadi yang ada di dalam ruangan miliknya.
david sang asisten bisa masuk kapan saja ke dalam ruangannya, tidak etis sekali kalau sampai dia melihat rakeela tertidur dalam posisi seperti itu.
arkana memastikan posisi rakeela nyaman dan aman, gadis itu punya kebiasaan memeluk guling saat tidur, jadi arkana meletakkan guling di sisi kanan dan kiri rakeela.
saat Arkana meletakkan tangan rakeela diatas guling Dengan niat agar gadis itu semakin nyenyak, rakeela malah memeluk tangan arkana, mungkin dia menganggap nya guling.
terpaksa Arkana menunggu sampai rakeela kembali Anteng, tapi...
Lagi lagi, Arkana malah fokus pada bibir sexy dan berisi milik rakeela yang sedikit terbuka itu, perlahan arkana mendekatkan bibirnya pada bibir rakeela.
Arkana melumat lembut bibir atas dan bawah rakeela, tidak buru buru karena dia tidak ingin menganggu tidur rakeela,
rakeela yang mungkin karena kekenyangan dan juga dia masih lelah setelah beberapa bulan mempersiapkan pertunjukan bajunya, dia bahkan tidak terganggu sama sekali.
makin lama Arkana menginginkan lebih, sesuatu di bawahnya bahkan sudah menegang sempurna.
sudah dikatakan, kalau Arkana junior mudah sekali bangun dan menegang saat arkana dekat atau bersentuhan dengan rakeela.
ciuman yang awalnya lembut itu makin lama makin menuntut, Arkana Dengan segala cara kembali memasukkan lidahnya kedalam mulut rakeela, sesekali rakeela menggeliat tapi Arkana menepuk nepuk bokongnya Agar sang adik kembali tertidur.
arkana menyudahi ciuman panasnya saat hasratnya sudah di ubun ubun, akan sangat bahaya kalau sampai Arkana tidak bisa menguasai dirinya.
segera dia ke kamar mandi dan mengguyur seluruh badannya yang masih terbungkus kemeja itu dengan air dingin dari shower,
dan sekali lagi arkana memainkan sendiri junior miliknya sambil merapalkan nama rakeela berkali kali, dia bermain dengan fantasinya sendiri membayangkan wajah rakeela sampai hasrat lelaki dalam dirinya tuntas.
"gila, gue bener benar gila, kenapa gue bisa sangat menginginkan rakeela seperti ini, dia adik gue, gak bisa gue seperti ini terus terusan", monolog arkana yang sudah berganti baju yang memang tersedia didalam kamar miliknya itu.
"apa gue perlu ke psikolog, sepertinya jiwa gue mulai gak waras".