Aku yang selama ini gila kerjaan, saat ini juga akan angkat kaki dari dunia kerja untuk menikmati kekayaanku. Aku sudah menyia-nyiakan masa mudaku dan kini usiaku bahkan sudah 45 tahun namun masih belum menikah juga karena terlalu sibuk mencari harta.
"Aku sungguh menyesal hidup hanya mendekam di ruang operasi!" Seketika mataku berkunang-kunang lalu..
'Klap'.
"Argh... uangku! Hidup mewahku! Dimana kalian semua."
Untuk kelanjutannya, yuk ikuti perjalanan ku di dunia lain untuk mendapatkan kembali harta, tahta dan lelaki tampan.
Lelaki tampan manakah yang akan ku pilih dan lelaki tampan mana yang kalian pilih?
Info ~
Karya yang saya buat ini hanya untuk hiburan semata dan berdasar pada karangan imajinasi penulis MuTaz. Saya membagikan hasil karya ini agar pembaca bisa menikmatinya.
Selamat membaca.. dan salam kenal..
Terimakasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MuTaz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lelaki Misterius
"Ugh.. Uhuk-uhuk!"
Seorang lelaki dengan pakaian berlumuran darah berjalan gontai mendekat ke arah gubuk tempat Rayna tinggal.
"Gubuk? sejak kapan ada gubuk di sini." Ucap lelaki itu sambil memegangi perutnya.
"Sangat berantakan, sepertinya karena hujan tadi sore."
Lelaki itu melepas tudung kepalanya dan melihat situasi di sekitar gubuk.
"Huft, aku lelah sekali." Ucapnya sambil meletakkan pedang panjang yang dibawanya.
'Uhuk-uhuk!'
Suara Rayna yang terbatuk terdengar oleh lelaki itu.
"Apa ada seseorang di dalam gubuk lusuh ini?" Lelaki itu bangun dan mengendap ke arah pintu gubuk.
Dia melihat ke dalam melalui celah pintu, namun karena gelap jadi tidak bisa terlihat dengan jelas apa yang ada di dalam gubuk itu.
Akhirnya lelaki itu perlahan masuk ke dalam gubuk menuju ke arah Rayna yang terbaring di atas dipan.
Lelaki itu membuka pintu lebar-lebar agar cahaya bulan bisa masuk menerangi bagian dalam gubuk.
Tubuh Rayna yang nampak indah dan menggoda dan hanya tertutupi kain tipis terkena sorotan sinar bulan. Membuat lelaki itu terkejut.
Lelaki itu segera memalingkan wajahnya dan hendak kembali keluar dari gubuk.
"Tolong.." ucap Rayna lirih dengan kondisi setengah sadar.
Langkah lelaki itu terhenti karena permintaan tolong yang di ucapkan Rayna. Dia melepas jubah yang di pakainya. Lelaki itu nampak ragu memberikan jubahnya karena sudah terkena percikan darah yang sudah mengering.
"Tolong.." Ucap Rayna kedua kalinya dan akhirnya tidak sadarkan diri.
Lelaki itu pun akhirnya menutupi tubuh Rayna dengan jubahnya. Dia memeriksa kondisi tubuh Rayna yang nampak sedang kesakitan.
"Tubuhnya sangat panas." Lelaki itu langsung pergi keluar gubuk.
Sesaat kemudian dia kembali dengan membawa air seduhan tanaman obat yang di buatnya untuk diminumkan ke Rayna. Lalu dia juga mengompres untuk menurunkan suhu tubuh Rayna.
"Aku sangat lapar." Lelaki itu menemukan buah dan sayuran di keranjang milik Rayna.
"Hey, aku minta makananmu untuk ganti bayaranku yang telah merawatmu." Ucap lelaki yang tampaknya masih muda itu.
Dia menikmati beberapa buah dan sayuran yang dipetik Rayna tadi siang.
"Apa wanita ini tinggal sendirian di sini?" Ucap lelaki itu.
"Kenapa dia tinggal sendirian di hutan yang sangat berbahaya ini."
Malam yang panjang, lelaki itu beristirahat sebentar duduk di tanah tidak jauh dari tempat Rayna tertidur.
...****************...
Pagi hari yang cerah setelah hujan lebat, aku terbangun dari tidurku karena mataku terkena sorotan cahaya matahari yang bersinar terang. Seolah-olah tidak terjadi apa-apa kemarin.
Aku bangun dari tempatku tidur dan segera mengecek kondisi tubuhku.
"Demamku sudah turun, tadi malam sepertinya ada seseorang yang datang ke sini deh." Aku berusaha mengingat kejadian tadi malam namun tidak bisa.
"Hm.. sepertinya itu hanya mimpiku saja, atau bisa jadi aku berhalusinasi karena demam tinggi."
Di samping dipan tempatku tidur ada sebuah mangkuk kecil di atas meja. Terdapat cairan berwarna kehijauan di dalam mangkuk itu.
"Rebusan obat?" Ucapku sambil mengendus bau rebusan obat.
"Ternyata obat penurun demam, siapa yang membuat rebusan ini?" Saat ini yang terlintas di fikiranku hanya seseorang yang sempat aku lihat tadi malam.
"Jadi benar, kalau tadi malam itu memang ada seseorang yang datang kemari."
"Apa dia yang sudah merawatku? Jika benar aku akan sangat berterimakasih padanya." Ucapku.
Tapi aku tidak tahu bagaimana wajah orang itu. Tadi malam sangat gelap dan juga kondisi tubuhku sangat buruk jadi tidak mungkin aku bisa memperhatikannya dengan jelas.
Mungkin suatu saat nanti kami akan bertemu kembali.
...---------------...
Selesai menjemur pakaianku yang basah dan membersihkan gubuk. Seperti yang sudah direncanakan kemarin, aku harus pergi lebih jauh lagi untuk menjelajah hutan ini.
Di perjalanan aku mampir ke kebun buah untuk mengganjal rasa laparku dan membawa beberapa buah untuk bekal perjalanan.
Aku melihat tanda pembatas yang ku buat kemarin. Hari ini aku melewati batas perjalanan ini dan mulai dari sini aku akan berjalan lebih jauh lagi.
Saat ini aku sedang beristirahat sambil bersender di salah satu pohon besar. Ternyata sudah cukup jauh juga aku pergi.
'Growl.. groar' 'sttss..'
Aku sangat terkejut dengan suara auman dan desis ular yang sangat kencang. Perasaanku langsung tidak enak, jantungku berdetak kencang.
Tanah tampak berguncang, membuat pepohonan kecil dan besar bergoyang, burung-burung tiba-tiba beterbangan seperti lari ketakutan. Suasana makin mencekam, bayangan hitam berkelebat sangat cepat sampai mataku tidak bisa mengikuti pergerakannya.
Pikiranku kacau, aku merasa sangat tertekan karena belum pernah mengalami kejadian seperti ini sebelumnya.
"A-apa itu?" Ucapku ketakutan.
Kepala ular putih dengan ukuran besar muncul dari balik rimbunnya pepohonan besar. Nampak menjulang tinggi bahkan melebihi pepohonan. Ular besar itu sedang menatap ke arah lain.
"Ular apa itu, mengapa sangat besar." Aku mencoba menenangkan diri agar tidak gemetar. Tidak tau apa yang sedang ditatapnya.
"Aku harus buru-buru kembali sebelum mereka menyadari keberadaanku." Ucapku sambil berlari menjauh dari arah ular itu berada.
'Beg-beg-beg.'
Tiba-tiba seekor beruang berukuran sangat besar berlari ke arahku membuat tanah semakin berguncang. Aku pun berlari lebih kencang dari sebelumnya tetapi karena tanah berguncang aku kesulitan menjaga keseimbangan tubuhku.
Beruang itu sebenarnya bergerak lambat namun karena ukuran tubuhnya yang begitu besar jadi jangkauan langkahnya pun lebar.
'Syiugh-wush!'
"Kya.. aku tidak mau mati lagi." Teriakku sambil berguling kedepan menghindar dari tangan beruang yang hampir mengenaiku.
'Duagkh!'
Tidak tau kenapa tiba-tiba beruang itu terpental.
Di saat beruang terjatuh tidak berdaya, ular besar itu seperti tidak ingin kehilangan kesempatannya untuk menyerang beruang berukuran raksasa itu.
Ular itu langsung menggigit kaki kirinya dan melilit tubuh beruang dengan erat sampai beruang kehabisan tenaganya. Bisa yang dikeluarkan ular tampak sudah mengalir masuk ke pembuluh darah beruang, dalam sekejap beruang itu pun langsung mati.Setelah beruang mati, ular itu langsung pergi tidak tau kemana.
Aku terduduk sambil terengah-engah menyaksikan perkelahian hidup dan mati binatang buas penghuni hutan ini.
"Huah... hampir saja aku mati." Ucapku sambil berbaring merasa lega.
"Kenapa beruang raksasa tadi bisa terpental, apa ada sebuah penghalang tembus pandang di sini?" Ucapku sambil menyentuh udara, namun tidak ada apapun.
Aku mengucek kedua mataku, tiba-tiba nampak seperti cahaya berwarna biru membentang luas. Karena penasaran aku mengikuti sampai dimana saja batas-batas cahaya itu.
"Em.. ternyata cukup luas juga cahaya pelindung ini membentang. Syukurlah gubuk tempat tinggalku aman." Ucapku lega.
Pantas saja selama aku tinggal di gubuk tidak pernah melihat adanya binatang buas seperti beruang dan ular tadi.
...----------------...
Sesampainya di gubuk, aku langsung membersihkan diri di sungai. Tubuhku sangat kotor penuh keringat dan tanah. Sungguh hari yang terasa sangat melelahkan. Baru kali ini aku merasakan kejadian seperti tadi.
"Argh... jantungku nyaris copot." Ucapku sambil merebahkan diri ke atas dipan. Malam itu aku tidur begitu nyenyak karena sangking lelahnya.
malas nak cakap cerita bagus tapi tolong jangan banyak adegan 18sx
tolong yang athor
jadi nak baca tidak syok kalau banyak sangat 18sxnya
/Pray//Pray//Pray//Pray//Pray/