NovelToon NovelToon
Bukan Menantu Biasa

Bukan Menantu Biasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang / Saudara palsu
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Wahyuni Soehardi

Amira menikah dengan security sebuah pabrik di pinggiran kota kecil di Jawa Timur. Awalnya orang tua Amira kurang setuju karena perbedaan status sosial diantara keduanya tapi karena Amira sudah terlanjur bucin maka orang tuanya akhirnya merestui dengan syarat Amira harus menyembunyikan identitasnya sebagai anak pengusaha kaya dan Amira harus mandiri dan membangun bisnis sendiri dengan modal yang diberikan oleh orang tuanya.

Amira tidak menyangka kalau keluarga suaminya adalah orang-orang yang toxic tapi ia berusaha bertahan sambil memikirkan bisnis yang harus ia bangun supaya bisa membeli rumah sendiri dan keluar dari lingkungan yang toxic itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahyuni Soehardi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4

Ibu dan Ani sedang makan malam. Saat mereka masuk. 

“Mbak bali telornya buat besok pagi masih ada ga? Aku mau menu ini lagi untuk sarapan.”

“Kamu suka ya? Masih ada beberapa telor rebus di lemari makan besok rencananya mbak Mira mau masak semur telor dengan kentang untuk sarapan.”

“Bali telornya disimpan untuk besok saja dek mas mau bekal makan siang pakai bali telor dan tempe goreng. Jangan dikeluarkan di meja sarapan nanti diangkut sama si onoh.”

“Ya Ani setuju mumpung masih libur aku bangun agak siang bali telorku disimpan dilemari saja.”

“Oke tapi habis makan piring dan gelasnya dicuci sendiri ya sekalian punya ibu. Sisa bali telornya dimasukkan ke kulkas biar gak basi.”

“Okay boss.” Gadis remaja SMA itu mengangkat tangannya di dahi sambil terus melahap makan malamnya.

Deddy menggamit pinggang istrinya masuk ke kamar. Pintu ditutup dan hup dalam sedetik istrinya sudah berada dalam gendongannya.

“Mas…bikin aku jantungan saja. Aku belum membersihkan muka.”

Suaminya tidak menghiraukannya. Dikamar yang tidak terlalu luas lelaki kekar itu sudah memberangus istrinya dengan ciuman yang membuat istrinya tidak bisa berbicara berjalan menuju meja yang biasa dipakai istrinya menggunakan laptop. Istrinya didudukkan tanpa melepaskan ciuman itu. Tangannya mulai bergerilya melepas kancing baju istrinya dan melepaskannya. Tinggallah bra berenda putih yang seksi dan menyembulkan sebagian isinya. 

Lelaki itu memandanginya tanpa berkedip. 

“Pemandangan terindah yang membuatku candu.” Gumamnya seraya mengusap keduanya lalu membenamkan wajahnya ditengah kedua bukit kembar itu.

“Hmmm….harum sekali. Dihirupnya aroma istrinya. 

“Mas masa disini. Ini meja kerjaku.”

Tanpa menjawab laki-laki itu memindahkan istrinya ke peraduan mereka dan menuntaskan hasratnya hingga tuntas. 

Pagi-pagi sekali sebelum penghuni rumah terbangun bahkan matahari pun masih belum menampakkan sinarnya. Amira sudah memulai aktivitasnya. 

Setelah mandi besar dan sholat subuh, cucian direndam nya didalam air sabun lalu dibiarkan sejenak. Dilanjutkan dengan memasak nasi di magic com. 

Isi kulkas satu persatu dikeluarkan, dipotong-potong. Direbus, bumbu-bumbu ditumis hingga mengeluarkan aroma sedap, bahan-bahan masakan dicemplungkan dan diaduk-aduk. Tahu dan tempe digoreng paling akhir. 

Setelah semua masakan tertata rapi Amira membangunkan suaminya. 

“Mas bangun sudah siang. Kau lagi-lagi tidak mandi besar dan sholat subuh kan. Kebiasaan deh.”

Dedy tidak menjawab malah menyeret Amira kedalam pelukannya.

“Mas bangun ini sudah siang nanti terlambat lho. Aku gelitiki nih….”

Dedy tertawa kegelian. “Ampun dek iya…iya ini mas bangun. Tapi yang bawah juga bangun gimana dong?” 

“Haduh cepat kekamar mandi sana. Ada-ada aja deh tadi malam sudah 2 ronde nanti terlambat kalau nambah.”

Amira bangkit dan melemparkan handuk ke arah suaminya dan ngacir dari kamar itu sebelum suaminya menangkapnya.

“Mbak Erna, tolong telornya jangan diambil tiga biji dua aja cukup itu masih ada tahu tempe dan tumis sawi putih.

“Orang dirumahku kan tiga orang Mir masa cuma dua. Kalau diambil tiga kami yang harus berbagi satu sama lain. Kenapa bukan mbak dan suami saja yang berbagi? Sudah ga urunan beli bahan, ga bantu masak, ga mau ngalah lagi sama yang beli bahan dan masak.”

“Perhitungan sekali sih kamu ini. Toh belinya juga pakai uang adikku. Kamu makan tahu dan tempe saja kan sudah cukup.”

“Katanya suami mbak manager kok beli bahan makanan saja tidak bisa dan masih harus dibantu adeknya untuk membeli bahan makanan?” 

“Jangan kurang ajar kamu.”

“Aku cuma nanya wajar kan karena aku istrinya adikmu yang wajib dia nafkahi bukan kakaknya yang sudah punya suami. Lalu fungsinya suamimu apa kalau adikmu yang memberi kalian makan.”

“Aku kan cuma ngambil sedikit.”

“Tapi lebih sedikit yang kamu tinggalkan daripada yang kamu bawa mbak.”

“Ada apa sih pagi-pagi selalu saja ribut.”

“Ini bu Amira melarang ku mengambil makanan disini. Ini kan dibeli pakai uang Dedy ada hak aku juga disini.”

“Saya tidak melarang cuma mengingatkan kalau mau ambil jangan banyak-banyak yang lain belum sarapan. Ini yang diambil lebih banyak daripada yang ditinggal masa kita di kasi makanan sisa dia? Saya tidak suka ya. Kalau malas masak beli saja mbak atau nitip masak tapi beli bahan sendiri nanti aku masakkan.”

“Itu sama saja ibu makan makanan sisa. Benar kata istri adikmu. Lagipula suamimu itu manager masa tidak bisa memberimu uang untuk membeli bahan masakan? Biar yang masak Amira.”

“Kenapa tidak masak banyak sekalian kan yang makan orangnya banyak.”

“Gaji suamiku itu beda dengan gaji manager mbak. Kalau mau makan enak modal dong jangan merampas masakan orang.”

“Enak saja ngatain aku merampas aku cuma mengambil sedikit kok.”

“Tapi yang ditinggal lebih sedikit dari yang kamu bawa mbak.”

Ibu mengambil rantang dari tangan anak perempuannya dan menuang kembali lauk yang ada didalam rantang itu lalu mengembalikan rantang kosong kepada anak perempuannya.

“Ibu apa-apaan sih.”

“Mulai hari ini masaklah sendiri. Paling tidak berilah uang kalau mau numpang dimasakkan. Sejak ibu punya menantu kamu sudah tidak pernah lagi urunan uang makan mentang-mentang ibu sudah tidak pernah memasak lagi. Sana pulang.

“Tapi kan sekarang dia yang masak bu.”

“Kalau begitu beri dia uang untuk jatah makan keluarga mu jangan mengambil bagian kami.”

Dedy melihat saja drama di ruang makan itu dan menggelengkan kepalanya sambil melihat kakaknya berlalu dari ruang makan. 

Amira mengeluarkan Bali telor yang sudah dia panaskan dari lemari makanan dan mulai menyiapkan bekal makanan untuk suaminya. 

Amira melanjutkan membuat kopi untuk suaminya dan seteko teh hangat untuk ibu mertuanya, adik iparnya dan dia sendiri.

"Kau mau kemana dek pagi-pagi kok sudah dandan?"

"Mau ke pasar mas beli bahan untuk kue ulang tahun Nabila besok sekalian mengisi stok kulkas."

"Apa duitnya cukup dek? Ini mas tambahi sedikit. Kemarin mas dapat tips dari tamu yang datang ke pabrik."

"Amira menerima lembaran uang merah dari tangan suaminya."

"Terimakasih mas. Bajumu sudah aku siapkan ayo kita sarapan sebelum berangkat."

Saat pasangan suami istri itu akan sarapan adik iparnya baru bangun tidur langsung duduk di kursi makan. Melihat itu ibunya menegur remaja belasan tahun itu.

"Ani mandi dulu anak gadis kok jorok bangun tidur langsung duduk dikursi makan."

"Kamar mandinya kan sedang dipakai Bu?"

"Ibu sudah selesai cepat kamu mandi sana."

Tanpa menjawab ibunya Ani bangkit dari kursi menyambar handuk dan masuk ke kamar mandi.

Amira mengambilkan makanan untuk suaminya dan dirinya sendiri. Tak lama ibu mertuanya bergabung.

"Tehnya sudah kau beri gula Mir?"

"Belum bu takutnya tidak sesuai selera jadi tehnya diberi gula sendiri-sendiri saja ini gulanya."

"Tidak usah ibu lebih suka teh tawar saja."

"Makanan yang kau masak selalu sederhana tapi rasanya enak sekali Mir nanti kalau kau kepasar belilah ayam dan daging ibu beri uang tambahan kalau kau mau belanja ke pasar."

"iya bu nanti saya memang mau ke pasar stok makanan dikulkas sudah menipis dan sekalian beli bahan kue ulang tahun Nabila."

"Mumpung aku masih libur boleh ga aku ikut ke pasar?"

"Memangnya kamu mau belanja apa?"

"Enggak belanja kok cuma jenuh aja dirumah."

"Boleh tapi pakai motormu ya Ani motor mbak Mira kan belum ada plat nomornya." pinta Dedy

"Iya ga apa-apa mas."

 

1
Nadira ST
thor smoga keluarga mertua Amira baik terus ya jangan sampai berubah jahat
Diah Susanti
kalau yang aq baca sampai sini sih, yang toxic cuma kakak iparnya saja. ibu dan ani juga baik, semoga gk dibikin berubah sama othor😁😁😁
Sri Wahyuni
😍
Sri Wahyuni
Amira benar kakak ipar harus dilawan KLO ngelunjak
Sri Wahyuni
Amira pinter bgt
Sri Wahyuni
Bagus ceritanya n tidak belibet
Ceritanya bagus kak, reletabel sama kehidupan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!