NovelToon NovelToon
Di Atas Sajadah Merah

Di Atas Sajadah Merah

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:17.6k
Nilai: 5
Nama Author: Maya Melinda Damayanty

Arunika adalah seorang wanita yang memendam cinta dalam diam, membangun istana harapan di atas sajadah merah yang pernah diberikan oleh Raka, pria yang diam-diam memikat hatinya. Setiap sujud dan lantunan doa Arunika selalu tertuju pada Raka, berharap sebuah takdir indah akan menyatukan mereka. Namun, kenyataan menghantamnya bagai palu godam ketika ia mengetahui bahwa Raka telah bertunangan, dan tak lama kemudian, resmi menikah dengan wanita lain, Sandria. Arunika pun dipaksa mengubah 90 derajat arah doa dan harapannya, berusaha keras mengubur perasaan demi menjaga sebuah ikatan suci yang bukan miliknya.
Ketika Arunika tengah berjuang menyembuhkan hatinya, Raka justru muncul kembali. Pria itu terang-terangan mengakui ketidakbahagiaannya dalam pernikahan dan tak henti-hentinya menguntit Arunika, seolah meyakini bahwa sajadah merah yang masih disimpan Arunika adalah bukti perasaannya tak pernah berubah. Arunika dihadapkan pada dilema moral yang hebat: apakah ia akan menyerah pada godaan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maya Melinda Damayanty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 4. SEBUAH RASA

Pagi itu, halaman SMAN-16 terasa lengang namun penuh ketegangan yang khas setiap Senin pagi. Langit biru muda terbentang luas, awan putih bergelayut pelan di atas kepala, dan bendera merah putih masih terlipat rapi di tangan petugas. Barisan siswa terbentuk seperti lautan putih abu-abu. Raka berdiri di sisi depan, seragamnya rapi, sepatu hitamnya mengkilap, wajahnya serius menatap tiang bendera yang menjulang tegak.

Upacara berjalan khidmat. Selama satu jam penuh, semua murid berdiri dengan tertib hingga acara selesai. Setelah barisan dibubarkan, semua siswa kembali ke kelas masing-masing. Raka belum kembali karena masih membereskan peralatan upacara, tapi ia masuk tak lama sebelum guru tiba.

“Cepat duduk!” perintah Bu Lin, guru Bahasa Inggris, begitu Raka masuk kelas.

“Good morning kids, how do you do?” sapa Bu Lin dengan senyum lebar.

“We’re good, Ma’am. How do you feel today?” jawab para murid serempak.

“I’m very grateful today, thanks! I see a new student in our class?” Tatapan Bu Lin langsung mengarah pada Arunika.

Arunika mendadak tegang. Ia tidak terbiasa menjadi pusat perhatian seperti itu. Ia hanya mengangguk pelan dan berkata lirih, “Yes…”

“Oh dear, please speak loudly! Don’t make me feel like a deaf!” ucap Bu Lin separuh bercanda namun terdengar tegas.

Arunika menunduk malu, lidahnya terasa kelu. Namun sebelum suasana semakin canggung, Raka yang duduk di sebelahnya mencondongkan badan sedikit.

“Ayo, agak keras. Coba lagi,” bisiknya lembut namun cukup tegas.

Arunika menarik napas dalam. “Yes, Ma’am. My name is Arunika.” Kali ini suaranya terdengar sedikit lebih jelas, meski masih lembut.

“Good! That’s better!” puji Bu Lin sambil tersenyum. Raka mengangguk tipis, seolah memberi sinyal bahwa Arunika sudah melakukan yang terbaik.

Pelajaran pun berlanjut, dan setiap kali Arunika diminta berbicara oleh Bu Lin, Raka selalu mendorongnya dengan kalimat singkat seperti “Sedikit lebih keras” atau “Bagus, lanjut.” Perlahan, Arunika merasa suaranya tak seburuk yang ia kira.

Saat bel istirahat berbunyi, Arunika pergi ke taman sekolah seperti biasanya. Bekalnya masih tersimpan rapi karena ia sengaja menunggu Raka. Namun waktu terus berjalan, perutnya mulai lapar. Akhirnya ia makan perlahan, sambil sesekali menatap ke arah koridor. Raka tidak datang.

Setelah makan, Arunika merapikan kotak bekalnya. Saat itulah ia melihat Raka duduk sendirian di tepi lapangan, menatap rumput liar yang tengah berbunga. Pandangannya kosong, seolah tak ada yang mampu mengalihkan perhatian. Begitu bel masuk berbunyi, barulah Raka tersadar dan kembali ke kelas.

Di sisa pelajaran, Raka tetap menjadi jembatan bagi suara Arunika. Bahkan saat guru bertanya dan Arunika ragu menjawab, Raka menyemangatinya untuk berbicara. Hingga pelajaran berakhir, mereka tetap duduk berdampingan dalam diam yang nyaman.

“Terima kasih…” ucap Arunika pelan saat mereka berkemas pulang.

Raka menoleh dan mengangguk. “Aku suka sama cewek yang bilang terima kasih,” ujarnya sambil tersenyum tipis, membuat Arunika semakin menunduk malu.

Sore itu, seperti biasa, Arunika dijemput oleh ayahnya, Purnomo. Namun ada sesuatu yang berbeda dari tatapan sang ayah. Pandangannya sedikit tajam, seolah tidak suka melihat kedekatan putrinya dengan seorang laki-laki.

Di rumah, Purnomo meminta Arunika duduk di ruang tamu.

“Ayah mau tanya. Siapa anak laki-laki yang dekat sama kamu tadi di sekolah?” suara Purnomo terdengar datar tapi penuh tekanan.

Arunika menggigit bibirnya. “Teman sekelas, Yah…” jawabnya pelan.

“Teman sekelas? Atau pacar?” Nada suara Purnomo mulai keras.

“Bukan… hanya teman…” Arunika mulai gelisah, matanya berkaca-kaca.

“Selama kamu belum menghasilkan uang sendiri, Ayah tidak ijinkan kamu pacaran! Terlebih kamu masih pelajar!” Purnomo menatap tajam, suaranya tegas.

“Ayah… aku nggak pacaran!" ucap Arunika, suaranya bergetar.

Eka, ibu Arunika, masuk dan meletakkan tangan di bahu suaminya.

“Mas, jangan terlalu keras. Dia anak kita, bukan orang lain. Dengar dulu penjelasannya!"

Namun Purnomo tetap terlihat kesal.

“Ayah cuma nggak mau kamu salah jalan. Dunia ini nggak semanis yang kamu kira.”

Air mata Arunika jatuh.

Aku cuma temanan, Yah…”

Eka langsung meraih putrinya ke dalam pelukan.

“Sudah, Nak… Bunda percaya sama kamu!"

Purnomo menghela napas panjang, masih menatap keduanya, tapi perlahan nada suaranya melembut.

“Ingat pesan Ayah. Jaga diri baik-baik!”

Arunika hanya mengangguk, menunduk dalam pelukan ibunya, ia masih menahan isak kecil.

Purnomo kembali bekerja, Eka menemui putrinya. Sebagai ibu, ia tau betapa Arunika sangat kesulitan berteman.

Eka masuk setelah mengetuk pintu kamar sang putri. Ia melihat Arunika duduk melamun di pinggir ranjang. Hatinya sangat sedih.

Perlahan ia mendekat, Arunika yang sedari tadi melamun terkejut, karena ranjangnya bergerak.Ia menoleh.

"Nak, maafkan Ayah ya!' pintanya tulus. Ia duduk di sisi.Arunika di pinggir ranjang.

"Ayah nggak salah Bunda ...," sahut Arunika lirih, lalu menghapus cepat jejak basah di pipinya.

"Ayah ingin Aku fokus dengan sekolah. Tidak dengan cinta-cintaan," lanjutnya pelan.

"Perbanyaklah teman Nak. Biar luas wawasan kamu," pinta Eka sambil membelai rambut Arunika.

"Aku sudah berusaha Bun. Tapi tidak bisa," aku Arunika jujur.

"Ceritakan sama Bunda ... Apa yang membuat kamu takut bergaul?" tanya Eka penasaran. Sambil terus menatap putrinya .

Arunika menatap ibunya, ia menggeleng. Memang tidak ada yang terjadi.

"Aku hanya suka sendiri, Bun. Sepertinya tenang dan tidak ramai," jawab Arunika pelan.

"Dengan sendiri, Aku tak banyak melukai siapapun," lanjutnya lirih.

"Tapi kita butuh orang lain untuk membantu kita, Nak!' ujar Eka lagi.

"Iya Bun, tau. Tapi Aku suka hening, lebih damai," sahut Arunika pelan.

Eka tak bisa berkata apapun. Ia hanya tau jika putrinya sangat introvert. padahal, otak Arunika cukup cerdas, ia juga cantik. Tapi selama mereka bersama keluarga besar, Arunika lebih senang menyendiri di banding bergaul dengan keluarga atau saudara-saudara sepupu atau misannya yang lain. Hal itu terjadi semenjak Arunika masih terlalu kecil.

"Arunika,"

"Bunda, aku tidak apa-apa. Sungguh!" ujar Arunika menenangkan ibunya.

Eka akhirnya menyerah, ia mempercayai putrinya. Ia akan selalu ada di sisi Arunika kapanpun anak gadisnya itu membutuhkannya.

"Yang paling penting, Bunda selalu ada buat kamu,. Nak!' Arunika mengangguk.

Iya Bunda!'

Eka meninggalkan putrinya di kamar. Arunika menghela nafas panjang. Ia memang harus menghilangkan semua perasaan yang mulai menguasainya saat ini

"Lagian masih kecil juga! Terus apa Raka suka ama Aku?' desisnya pada diri sendiri.

Malam pun datang Purnomo menatap putrinya penuh ketegasan.

"Sudah kerjakan peer?" tanyanya.

"Sudah Ayah!" jawab Arunika pelan .

'Bagus! Ingat kata-kata Ayah tadi ya!' Arunika hanya mengangguk.

"Bicara! Kamu bukan anak bisu kan?'

"Ayah!" tegur Eka.

'Iya Ayah!' jawab Arunika pelan tapi tetap penuh ketegasan.

Bersambung.

Uh ...

Next.?

1
Ni nyoman Sukarti
ayoooo......semangat Arunika.....kamu pasti bisa...
Ni nyoman Sukarti
Jadi sedih Thor😱😭
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
raka sudah menikah. apapun kisah yg melatarinya, raka sudah tidak pantas untuk arunika. mungkin bagas lebih baik. mungkinkah?
Deyuni12
Aru 🥺
aku pikir kamu akan bertindak yg lebih dr itu,bukan sarkas y,tapi lebih k menghukum diri sendiri karena telah salah berharap..
semoga sakitmu d ganti dengan kebahagiaan oleh Alloh,aku cuma berharap jika nanti Raka datang kembali,tolong jangan menengok lagi k belakang lupakan n kejar bahagiamu sendiri,tanpa sosok org itu
Afny
kukira langsung di lebur. selebur perasaan mu pada yg memberi jadi kenangan
@༄𝑓𝑠𝑝⍟MAYA
🤣🤣💪
Afny
balek" kenangan nya di hangus kan😂 bukti hangus nya perasaan
Anita Barus
kaget arunika dan media ternyata Raka sudah ada wanita lain. patah hati deh arunika.
Sulfia Nuriawati
raka kampret, janji tp ingkar, jadian arunika nunggu tanpa brta ternyata raka udh cwek, ayo arunika move on jgn jln d tmpt utk laki² se kampret raka
Eni Istiarsi
hadeeewh diluar ekspektasi nurul ini sih 🙈
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
yang ditunggu pun datang. tapi...
Deyuni12
kan,kan,kaaaan,,apa aku bilang..
lupakan Raka Aru,dia gak pantas buat kamu,kalo suatu hari nanti dia mencarimu karena ada satu n lain hal dengan rumah tangganya,tolong jangan memberi simpati sedikitpun,cukup n sudahi harapanmu pada dia,tolong..
Eni Istiarsi
dua karya othor yang alurnya saling bertolak belakang.di the big family,kita biasa disuguhkan case by case,sat set...tapi disini kita diajak sabar mengikuti alur,meski kita belum juga tahu dan belum ada clue dimana berhentinya harapan Arunika... semangat💪
Sulfia Nuriawati
mati aja si raka biar jlas statusnya g gentayangan, kesel sm cwok g t'ggung jwb gt
nurry
lanjut terus kak Maya 🙏💪❤️
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
arunika gadis baik akan dipantaskan untuk yang terbaik.
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
dimana-mana ada raka tapi susahnya ketemu
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
kamu memang sangat pantas arunika. semangat ya
Cindy
lanjut kak
Deyuni12
Aru 🥺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!