NovelToon NovelToon
Perjuangan Gadis SMA

Perjuangan Gadis SMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Anak Genius / Anak Yatim Piatu / Teen School/College / Kriminal dan Bidadari
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Hanafi Diningrat

Najwa, siswi baru SMA 1 Tangerang, menghadapi hari pertamanya dengan penuh tekanan. Dari masalah keluarga yang keras hingga bullying di sekolah, dia harus bertahan di tengah hinaan teman-temannya. Meski hidupnya serba kekurangan, Najwa menemukan pelarian dan rasa percaya diri lewat pelajaran favoritnya, matematika. Dengan tekad kuat untuk meraih nilai bagus demi masa depan, dia menapaki hari-hari sulit dengan semangat pantang menyerah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanafi Diningrat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Target kedua

Najwa duduk di perpustakaan sambil mengamati Indah yang lagi baca majalah fashion. Sudah tiga hari sejak Kevin kena skandal, dan sekarang giliran Indah Permata yang harus merasakan karma.

Selama seminggu ini, Najwa udah mengamati kebiasaan Indah dengan teliti. Cewek yang suka nyinyir itu punya rutinitas yang cukup predictable. Setiap hari Rabu sore, dia selalu pergi ke salon kecantikan di mall buat treatment wajah. Hari Sabtu biasanya hang out sama teman-temannya di café. Dan yang paling menarik, Indah sering bolos pelajaran terakhir buat main ke kamar mandi sambil video call sama cowok yang nggak dikenal.

"Indah memang cantik ya." Sinta duduk di sebelah Najwa sambil ikut ngeliatin ke arah Indah.

"Cantik luar doang. Dalam hati jellek." Najwa menjawab tanpa mengalihkan pandangan dari target.

"Najwa, kamu kok jadi suka ngomong kasar gitu sih? Dulu kamu nggak kayak gini."

Najwa menoleh ke Sinta dengan senyum tipis. "Orang berubah, Sin. Aku udah belajar dari pengalaman."

"Pengalaman apa?"

"Pengalaman kalau orang baik selalu kalah. Makanya sekarang aku nggak mau jadi orang baik lagi."

Sinta merasa ada yang aneh dengan cara bicara sahabatnya. "Najwa, kamu nggak apa-apa kan? Akhir-akhir ini kamu beda banget."

"Aku baik-baik aja. Malah lebih baik dari sebelumnya." Najwa menutup bukunya sambil bersiap pulang. "Aku udah bisa ngontrol hidup aku sendiri."

Sore itu, Najwa mengikuti Indah dari jauh saat cewek itu pergi ke mall. Seperti biasa, Indah masuk salon kecantikan di lantai dua. Najwa menunggu di café seberang sambil pasang kamera mini yang bisa zoom jauh.

"Pesan apa, Mbak?" Pelayan café menghampiri.

"Es teh aja." Najwa menjawab tanpa mengalihkan pandangan dari salon.

Sekitar pukul empat, Indah keluar dari salon dengan wajah berseri-seri. Tapi bukannya langsung pulang, dia malah naik ke lantai tiga menuju karaoke family.

"Aneh, dia sendirian kok ke karaoke?" Najwa bergumam sambil ikut naik ke lantai tiga.

Di depan karaoke, Najwa melihat Indah bertemu dengan seorang cowok yang jauh lebih tua. Umurnya kira-kira dua puluhan akhir, berpakaian rapi dengan jam tangan mewah.

"Sayang, sorry aku telat." Cowok itu memeluk Indah dengan mesra.

"Nggak apa-apa, Mas. Aku juga baru selesai dari salon." Indah membalas pelukan dengan manja.

Najwa cepat-cepat ambil posisi sembunyi di balik pilar sambil terus merekam dengan kamera. Ini sudah cukup menarik - Indah pacaran sama cowok yang jauh lebih tua.

Mereka masuk ke karaoke bersama. Najwa menunggu di luar sambil cari cara buat dapetin rekaman yang lebih konkret.

"Permisi, saya mau booking karaoke yang di sebelah ruang nomor lima." Najwa bilang ke resepsionis.

"Maaf Mbak, ruang sebelahnya sudah penuh. Tapi ada yang kosong di seberang."

"Boleh saya lihat dulu ruangannya?"

Resepsionis mengantarkan Najwa ke ruang seberang. Dari jendela kecil ruangan, Najwa bisa melihat sebagian ruang nomor lima tempat Indah sama cowok itu.

"Ini ruangannya, Mbak. Mau booking berapa jam?"

"Dua jam aja." Najwa bayar sambil masih mengintip ke ruang seberang.

Setelah resepsionis pergi, Najwa atur posisi kameranya buat merekam apa yang terjadi di ruang seberang. Yang dia lihat bikin dia shock.

Indah sama cowok itu nggak cuma karaoke biasa. Mereka berduaan dengan agak intimate, dan cowok itu kasih sesuatu ke Indah yang kayaknya barang mahal.

"Ini tas Hermes yang kamu mau." Cowok itu ngasih tas branded ke Indah.

"Makasih, Mas! Kamu terbaik!" Indah langsung peluk cowok itu dengan girang.

"Tapi kamu harus janji, nggak boleh cerita ke siapa-siapa tentang hubungan kita."

"Tenang aja, Mas. Aku udah biasa jaga rahasia."

"Good girl. Makanya aku sayang sama kamu."

Najwa terus merekam sambil dengerin percakapan mereka lewat dinding yang agak tipis. Ternyata Indah punya sugar daddy yang kasih dia barang-barang mewah.

"Mas, temen-temen sekolah aku pada tanya-tanya nih, tas sama sepatu aku kok bisa branded mulu."

"Kamu bilang aja hadiah dari keluarga."

"Udah aku bilang gitu. Tapi mereka tetap curiga."

"Yang penting kamu jangan ngaku punya pacar. Nanti orang tua kamu tau."

"Iya, Mas. Aku ngerti."

Najwa tersenyum puas. Ini lebih bagus dari yang dia harapkan. Indah nggak cuma pacaran sama cowok tua, tapi juga bohong ke semua orang tentang asal barang-barang branded-nya.

Setelah merekam cukup lama, Najwa keluar dari karaoke sambil bawa bukti yang sangat kuat. Video quality-nya bagus, suaranya jelas, dan wajah mereka berdua terekam dengan jelas.

Malam itu, Najwa edit video sambil bikin screenshot yang paling damaging. Ada foto Indah peluk cowok tua, nerima tas mahal, sampe pose intimate di karaoke.

"Perfect. Sekarang giliran Indah yang ngerasain malu." Najwa menyimpan semua file di beberapa tempat.

Keesokan harinya, Najwa datang ke sekolah lebih pagi lagi. Kali ini strateginya agak berbeda. Dia bikin poster dengan foto-foto Indah sama cowok tua, terus tempel di berbagai tempat strategis.

Di poster, dia tulis: "INDAH PERMATA - Siswi SMA yang punya sugar daddy. Barang branded dari hasil 'pacaran' dengan pria tua. Hati-hati dengan teman yang suka bohong!"

Najwa tempel poster di papan pengumuman, toilet cewek, kantin, bahkan di tangga utama. Dia pastikan semua orang bakal lihat.

Jam tujuh pagi, anak-anak mulai berdatangan. Reaksinya luar biasa.

"OH MY GOD! Liat ini!"

"Indah punya pacar tua?"

"Pantesan dia banyak barang branded!"

"Jijik banget sih! Sugar baby!"

"Dasar materialis!"

Berita itu nyebar lebih cepat dari kasus Kevin kemarin. Semua orang pada foto poster pake hp, terus share ke media sosial.

Najwa pura-pura kaget waktu liat poster. "Astaga, ini Indah?"

"Iya! Ternyata dia sugar baby!" Sinta ikut shock melihat poster. "Pantesan tas sama sepatunya selalu branded."

"Disgusting banget. Masa anak sekolah udah kayak gini."

"Najwa, kamu tau nggak siapa yang pasang poster ini?"

Najwa menggeleng. "Nggak tau. Mungkin orang yang udah sebel sama attitude Indah."

Sinta menatap Najwa agak curiga. "Aneh ya, kemarin Kevin, sekarang Indah. Kayak ada yang sengaja bongkar aib orang."

"Mungkin kebetulan aja. Atau emang karma buat mereka yang suka nyinyirin orang."

Jam delapan, Indah sampai sekolah dengan wajah ceria. Dia belum tau badai yang menunggunya.

"INDAH!" Beberapa cewek langsung ngerubungin dia dengan mata melotot.

"Ada apa sih?" Indah masih innocent.

"Kamu liat poster di papan pengumuman belum?"

"Poster apa?"

Mereka ngeret Indah ke papan pengumuman. Begitu lihat posternya, wajah Indah langsung pucat banget.

"Ini... ini... siapa yang pasang?" Indah gemetar sambil cobek poster.

"Nggak tau! Yang jelas sekarang semua orang udah tau!"

"Indah, kamu beneran punya sugar daddy?"

"NGGAK! Ini fitnah!"

"Fitnah? Ini foto kamu sendiri!"

"Foto ini... ini diambil tanpa sepengetahuan aku!"

"Terus emang bener kamu punya pacar tua?"

Indah nggak bisa jawab. Dia cuma nangis sambil cobek semua poster yang dia temuin.

"Indah Permata, ikut saya ke ruang BK!" Pak Budi teriak dari ujung koridor.

Seluruh sekolah sekarang pada ngomongin Indah. Yang tadinya iri sama barang-barang branded-nya, sekarang pada jijik.

"Pantesan dia sombong. Ternyata duit hasil jual diri."

"Disgusting banget. Sugar baby umur tujuh belas."

"Kasihan juga sih, tapi ya salah sendiri."

Di kelas, suasananya chaos. Semua orang ngomongin Indah yang udah jadi viral di media sosial sekolah.

"Najwa, kamu nggak ikut komen?" Sinta bertanya sambil ngeliatin Najwa yang keliatan calm banget.

"Comment apa? Aku cuma kasihan aja sama dia."

"Kasihan? Padahal dia yang paling sering nyinyirin kamu."

"Iya sih. Tapi aku nggak seperti dia yang suka seneng lihat orang susah."

Sinta ngeliatin Najwa dengan tatapan aneh. Ada sesuatu yang off dari reaksi sahabatnya.

Sore itu, Sinta sengaja ngikutin Najwa dari jauh. Dia penasaran sama perubahan attitude sahabatnya yang drastis banget.

Najwa jalan ke arah mall yang sama seperti kemarin. Sinta ikut masuk sambil jaga jarak.

"Kenapa dia ke mall sendirian?" Sinta bergumam sambil sembunyi di balik pilar.

Di dalam mall, Najwa duduk di café sambil buka laptop. Dia keliatan lagi edit video atau foto. Sinta coba ambil posisi yang bisa lihat layar laptop Najwa.

Shock. Di layar laptop ada foto-foto Indah yang belum dipublikasi. Najwa lagi edit video yang lebih panjang tentang Indah sama cowok tuanya.

"Oh my god." Sinta tutup mulut dengan tangan. "Najwa yang bongkar aib Indah?"

Sinta cepat-cepat foto layar laptop Najwa pake hp. Bukti kalau sahabatnya yang jadi dalang di balik skandal ini.

Najwa tiba-tiba noleh ke arah Sinta. Sinta cepat-cepat sembunyi di balik menu café.

"Kok kayak ada yang ngawasin ya?" Najwa bergumam sambil tutup laptop.

Sinta nahan napas sambil berdoa jangan ketahuan. Setelah Najwa pergi, dia duduk di kursi sambil mikir keras.

"Najwa... kamu kenapa bisa berubah kayak gini?" Sinta menatap foto di hp-nya yang jadi bukti.

Dia bingung harus gimana. Di satu sisi, dia sayang sama Najwa dan ngerti kenapa sahabatnya mau balas dendam. Tapi di sisi lain, cara yang dilakukan Najwa ini salah banget.

"Aku nggak bisa laporin dia. Tapi aku juga nggak bisa diam aja." Sinta menghela napas panjang.

Akhirnya dia memutuskan buat nggak ngungkapin dulu. Tapi dia harus cari cara buat ngehentiin Najwa sebelum terlambat.

Malam itu, Najwa pulang dengan perasaan puas lagi. Mission kedua sukses. Indah udah dapat balasannya.

Handphonenya bergetar. Lagi-lagi transfer dari Andi.

"Good job lagi. Lu emang berbakat jadi detective. Next target siapa?"

"Rizki." Najwa balas pesan sambil senyum tipis.

Dua target down, satu lagi. Sebentar lagi semua orang yang pernah nyakitin dia bakal ngerasain karma yang setimpal.

Tapi Najwa nggak tau kalau Sinta udah mulai curiga dan punya bukti tentang aktivitas gelapnya. Badai yang lebih besar menunggu di depan.

1
kalea rizuky
Sinta ne sok tau
kalea rizuky
Sinta ne g tau ya di posisi nazwa
kalea rizuky
nah gt donk bales pake otak jangan teriak teriak
kalea rizuky
pantes like dikit MC terlalu goblok. Thor lain kali. bkin cerita yg valid donk
kalea rizuky
tolol mending gk usah sekolah
kalea rizuky
bisanya nangis mending g usa sekolah pergi dr situ jual rmh trs krja
kalea rizuky
ne cwek oon mending penjarain bapak lu yg durhala
kalea rizuky
bodoh mending pergi lahh atau racun aja bapak loe biar mampus
parti camb
saran aja kata gue diganti dgn kata "saya/aku
😘Rahma_wjy😉 IG @rwati964021
saran aja nih untuk author, harus nya klo sma polisi, atau sma orng lain yg gk d knal or orng yg lbih tua bilang nya saya, jngn gue. klo gue itu untuk k sesama teman... ttp smangat ya💪💪
Rarara: iya kak,lupa ganti itu
total 1 replies
😘Rahma_wjy😉 IG @rwati964021
devinisi bpk nyusahin anak... bkn nya anak d nafkahin mlh ank d sruh krja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!