NovelToon NovelToon
Aris Anak Indigo

Aris Anak Indigo

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Epik Petualangan
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Izza naimah

Aris putra abraham adalah anak indigo yang menolak menjadi indigo. dia merasa Tuhan salah teknis ketika menciptakannya dengan kelebihan yang bisa melihat makhluk tak kasat mata. setiap kali bertemu makhluk halus aris selalu menghindar. selain takut, dia juga tak sudi terjun ke dunia perhantuan. sampai seorang gadis Misterius penuh dengan teka-teki, Miya Aluna Dhawa.saat berdekatan dengan gadis dada Aris terasa sangat sakit dan Aris juga melihat kalau Miya di penuhi puluhan makluk halus yang menggerogoti jiwanya, hingga Aris mengasah kemampuan nya untuk memecahkan teka-teki pada gadis itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izza naimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

di pos hanya ada iya dan Wanda. yang lain pada keliling. nanti pukul 03.00 sampai menjelang subuh, mereka keliling lagi.

"Tepar, Ris? ah Cemen banget" ejek Wanda. dingin-dingin begini laki-laki Itu hanya pakai celana pendek dan baju kaos biasa.

" gue kedinginan, Bang. sampai perut gue kembung. Dari tadi pengen kentut sebenarnya Tapi segan sama lo"

Wanda tertawa.

" Walah pantas diem bae. gue kira nahan BAB. pulang aja lah ayo, Gue antar"

" yang jaga pos siapa?"

" aman itu. ayo dari pada lo sakit. kasihan mak lo repot ngurusin bocah freak kayak lo" gurau Wanda, mengambil kunci motor om Yono.

Aris ikut beranjak seraya membungkus tubuhnya dengan sarung.

" emg... " Wanda mengendus-ngendus udara.

" lo nyium bau melati nggak, ris"

Aris yang tadinya mau naik ke motor, lantas tidak jadi.

"anjing, bang. aturannya lo diem aja. gue juga nyium tapi nggak mau heboh, nanti yang nyebarin baunya malah kesenangan kita peka sama kehadirannya"

" ih merinding gue. cepetan naik" Wanda mengengkol motor ayahnya, namun sial sungguh sial, motor tersebut tidak mau menyala.

" kok nggak mau hidup ya. apa bensinnya habis?"

" orang itu bensinnya udah gue isi kok sama Adnan. businya kali Coba diperiksa"

Entah kenapa Hawa di sekitar mereka Jadi tidak enak. Wanda mengecek apa yang salah dengan motor kesayangan ayahnya ini. selama ini baik-baik saja kenapa tiba-tiba menyusahkan Mbak cewek yang sedang merajuk.

" hei sstt sstt... hihihi... "

" Aris dan Wanda tatap-tatapan.

angin berhembus lirih, membangunkan bulu-bulu halus di sekujur tubuh keduanya.

" Hei... hihihihi... "

" Saran gue sih, Bang. kita lari aja" ujar Aris berusaha senang mungkin walau jantungnya terasa ingin lambat ke akhirat.

Wanda menyagak motornya.

" kalau itu yang terbaik, Mari kita lakukan bersama"

" hemm.. hemm.. hem.... " sosok kuntilanak berdiri di samping pos, matanya melirik Wanda dan Aris sembari bersenandung dengan suara khasnya yang di buat centil. panjang rambut gimbalnya mencapai betis, wajahnya pucat Pasi, lingkaran hitam menghiasi tatapan kosongnya.

Wanda melotot melihat sosok tersebut, dia menunjuk-nunjuk di belakang Aris.

"D-di belakang lo! "

Aris sontak menoleh.

Entah kenapa rasa dongkolnya lebih mendominasi ketimbang rasa takutnya, Iya lantas mengambil pentungan lalu memukulkannya ke kepala si Kunti.

" mampus lo, mampus lo! balik ke neraka sana Kunti biadab!"

setelah kuntilanak itu hilang, Aris membuang asal pentungannya dan lari pontang-panting meninggalkan Wanda yang cengo melihat kelakuannya.

"AAA!!! SETAN!!!! "

*****

setelah tidur seharian Aris bangun pukul 04.00 sore, badannya sakit semua, perutnya keroncongan. dia ingin bilang ke mama kalau sedang tidak enak badan, tapi nanti mama marah dan ia tidak diperbolehkan ikut ngeronda lagi.

jadi mau tak mau Aris tahan-tahan sendiri. syukurnya begitu minum obat sakitnya perlahan reda.

hari Minggu Aris kali ini tidak diisi sesuatu yang spesial. dia juga mager mau ke mana-mana. dengan tubuh yang lebih bugar, Aris menikmati teh hangat di teras rumah, sekalian nonton Gatotkaca yang main kejar-kejaran dengan Susan.

semenjak kedatangan Susan kemari, kucing pemalas itu jadi banyak gerak. seperti menemukan semangat hidup.

ngomong-ngomong Kenapa bisa ada kaca sebesar itu yang menancap di punggung Susan, apa yang terjadi pada gadis itu sebelum kematiannya?

ah, bodo amat.

Aris menyeruput tehnya, lalu mendesah panjang, operasi seperti bapak-bapak.

" nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan wahai anak cucu Adam" dia melihat ke segala arah sambil tersenyum.

" Anjay, berasal lagi nikmatin masa tua Hahaha. tinggal nunggu maut menjemput aja nih"kekehnya.

hingga atensinya tertuju pada pintu pagar, di mana seorang gadis dengan hoodie hitam mengintip-ngintip ke dalam rumahnya.

Mencurigakan. Aris bangun dari kursi lalu menghampiri gadis itu.

" cari siapa Kak?"

" ini rumahnya Leon?"

" rumah orang tuanya sih lebih tepatnya. Kakak temannya - lah anjir. mau dibukain pintu malah pergi. apa sih kagak jelas banget, ganggu ketenangan orang aja"

" dia teman kakakmu" ujar Lingga tiba-tiba muncul.

kali ini Aris tidak kaget lagi karena sudah mulai terbiasa.

" teman kuliah?"

Lingga mengadakan bahu.

" ngomong-ngomong kamu nggak penasaran kenapa perempuan itu terus di sini?"

" Kunti gendong anak itu? suka sama Bang Jack kali"

" Kenapa tiba-tiba Kakak kamu setuju kuliah di luar negeri?"

" kenapa nanya kayak gitu?" Aris mengerutkan kening. pertanyaan Linggar random banget deh.

Lingga menipiskan bibir. dia menghilang tanpa bicara lagi.

" lah! apa sih! orang-orang pada Kenapa sih hari ini? Sok misterius banget!" Aris menggaruk-garuk kepala, bingung dan kesal.

tapi kalau dipikir lagi, bener juga pertanyaan Lingga. Kenapa tiba-tiba Leon setuju kuliah di Singapura? perempuan itu juga Terus ada di rumah mereka, Padahal selama ini tidak ada makhluk yang menetap, kecuali memang yang sesudah lama tinggal di sini, dan mereka tidak mengganggu seperti yang dilakukan Kunti gendong anak itu.

"AAAA!! "

Aris tersentak mendengar suara teriakan mama.

" mama!"

Iya bergegas berlari ke dalam rumah dan langsung menemukan Mama tergeletak pingsan di bawah tangga.

" mama!" Leon turun dari lantai atas. menepuk-nepuk pipi mama.

"ma! " karena tidak ada tanda-tanda Mama akan membuka mata, Iya lantas memindahkan Mama ke sofa.

" ambil minyak kayu putih!"

secepat kilat Aris melakukan perintah Leon.

" ini Den" Bi Titin dari arah dapur memberikan kotak obat pada Aris.

Aris pun mengambilnya lalu menyerahkannya kepada Leon.

"ini"

Len menuangkan minyak kayu putih ke tangan, setelah itu dioleskan ke hidung serta kening mama. Bi Titin juga membantu dengan memberikan minyak kayu putih ke Kaki mama.

sementara Aris diam tak berkutik. Dia tipe yang ngeblank dan tidak tahu harus berbuat apa saat sedang panik. matanya menatap Mama sendu tangannya pun gemetaran.

" jangan diam aja. Telepon Papa buruan!"

Aris tanpa berpikir panjang cepat cepat menghubungi papa dengan ponselnya.

" pa"

" kenapa, Ris? papa lagi mancing sama temen papa"

" pa, mama pingsan"

" hah?! pingsan kenapa? " suara papa berubah panik. terdengar pula terasa kerucut di seberang telepon.

" nggak tahu, Papa cepat pulang" ujar Aris parau.

" iya, papa pulang sekarang "

kalau sudah memberitahu papa Arif kembali memandangi wajah mama yang semakin pucat. bagaimana kalau mama tidak bangun lagi?

Amit-amit!

jangan sampai ya Allah.

harus membuang muka ke arah tangga. sosok kuntilanak itu berdiri di sana sembari menatap puas ke arah mereka.

Jancok nih! jangan bilang dia yang udah buat Mama pingsan!

Awas aja kalau bener!

" bang, Papa sama Mama kok belum pulang-pulang ya" Aris mengintip keluar dari jendela samping pintu. udah hampir maghrib tapi orang tuanya belum pulang juga dari rumah sakit.

.

.

.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!