Bayangmu di Hari Pertama
Cinta yang tak lenyap meski waktu dan alam memisahkan.
Wina Agustina tak pernah mengira hari pertama OSPEK di Universitas Wira Dharma akan mengubah hidupnya. Ia bertemu Aleandro Reza Fatur—sosok senior misterius yang ternyata sudah dinyatakan meninggal dunia tiga bulan sebelumnya. Hanya Wina yang bisa melihatnya. Hanya Wina yang bisa menyentuh lukanya.
Dari kampus berhantu hingga lorong hukum Paris, cinta mereka bertahan menantang logika. Namun saat masa lalu kembali dalam wajah baru, Wina harus memilih: mempercayai hatinya, atau menerima kenyataan bahwa cinta sejatinya mungkin sudah lama tiada…
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sarifah31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4: Aula dan Malam yang Panjang
Langit sudah menjingga saat aku meninggalkan taman belakang. Udara mulai dingin, dan langit di atas menampakkan semburat keunguan yang nyaris sendu. Tapi hatiku hangat. Anehnya, aku merasa seperti habis bicara dengan seseorang yang tidak hanya memahami aku, tapi juga... mengenal aku lebih dalam dari yang bisa kujelaskan.
Saat aku tiba di depan pintu kamar asrama, suara langkah dan bisik-bisik ramai terdengar dari dalam. Aku membuka pintu pelan.
Nayla langsung menoleh. Wajahnya cerah, seperti biasa, tapi kali ini dengan semangat yang agak berlebihan.
“Lho, ke mana aja, Win?” tanyanya. “Aku udah cari ke kantin, ke musala, ke lobi. Kupikir kamu diculik panitia horor.”
Aku menutup pintu dan menaruh tasku. “Cuma jalan-jalan. Cari angin.”
“Pas banget! Soalnya kita semua nggak boleh tidur malam ini.” Nayla menjatuhkan diri ke kasur sambil mengayun-ayunkan kaki. “Ada acara malam keakraban atau apalah itu. Di aula utama. Semua maba wajib kumpul jam tujuh. Katanya bakal ada... kejutan.”
Aku mengernyit. “Kejutan?”
“Ya, bisa kejutan menyenangkan, bisa juga horor. Panitia kan doyan ngagetin. Tapi biasanya ada game, ada cerita-cerita gaje, terus makan bareng. Pokoknya acara bonding.”
Aku duduk di tepi ranjangku. Tanganku menyentuh buku catatan yang masih menyimpan lipatan kertas dari Ale. Aku tak membuka isinya, tapi jantungku berdetak lebih cepat hanya dengan menyentuhnya.
“Wina?”
Aku menoleh. Nayla menatapku dengan ekspresi yang tak biasa. Lebih serius.
“Kamu nggak papa kan? Beberapa hari ini kamu... kayak jauh. Kayak melayang. Jujur aja, aku agak khawatir.”
Aku tersenyum pelan. “Aku baik-baik aja, Nay. Cuma... ya, masih adaptasi aja.”
Dia mengangguk. “Kalau kamu butuh cerita, aku siap dengerin. Aku nggak jago kasih solusi, tapi jago duduk dan pura-pura ngerti.”
Aku tertawa kecil. “Terima kasih. Serius.”
“Yuk, siap-siap! Acara dimulai sebentar lagi. Baju seragam, ya. Jangan lupa bawa senter. Aula belakang kampus itu gelap banget, dan katanya sinyal di sana suka hilang.”
Aku berdiri pelan, mengambil seragam ospek dari gantungan dan mulai berganti baju. Di luar jendela, langit malam mulai mengambil alih langit senja.
Dan entah kenapa, ada perasaan mengganjal di dadaku.
Seolah malam ini... akan menjadi malam yang panjang.
---
Bab 4 bersambung...
***
Bab ini menyatukan dunia "nyata" kampus (ospek, teman sekamar, agenda mahasiswa) dengan rasa unnatural tension yang mulai menguat.
🌌 Terkadang, orang asing yang muncul dalam diam bisa menjadi satu-satunya suara yang membuat kita percaya bahwa harapan masih ada.
Aku beri cuplikannya sedikit ya:
Bab 5: Aula dan Bisikan Lama
Aula kampus Universitas Wira Dharma berdiri seperti bangunan tua yang tak mau mati. Dindingnya penuh coretan tangan angkatan terdahulu, langit-langitnya tinggi dengan balok kayu yang mulai lapuk, dan lampu-lampunya menggantung seperti ingin jatuh. Hawa dingin mengalir dari celah lantai, seolah udara di sini tak pernah benar-benar hangat.
Kami duduk melingkar di lantai beralas tikar tipis. Panitia berdiri di tengah, beberapa memegang senter yang diarahkan ke bawah wajah seperti dalam acara cerita horor murahan. Tapi entah kenapa, suasananya benar-benar... lain.
✨ Penasaran gimana kelanjutan kisah Wina dan sosok misterius yang selalu muncul di saat genting?
Yuk, tulis dukungan atau tebakan kalian di kolom komentar karena tiap kata kalian bisa jadi bahan semangat dan inspirasi untuk bab berikutnya. Jangan pelit asupan vibes positif, ya! 🌙📖
ku harap kamu milih aku sih
wina akhirnya pujaan hatimu masih hidup