NovelToon NovelToon
Di Nikahi Ayahnya Di Cintai Anaknya

Di Nikahi Ayahnya Di Cintai Anaknya

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Poligami / Selingkuh / Obsesi / Beda Usia
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ncess Iren

Seorang gadis yang berasal dari keluarga sederhana, baru saja lulus SMA. Namun tiba-tiba Ayahnya yang pemabok dan suka main judol, memaksanya untuk menikah dengan saudagar kaya yang memiliki 3 istri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ncess Iren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nyonya Yudistira

    Pagi-pagi sekali Sasa sudah bangun lalu mandi dan sholat subuh, setelah itu ia membersihkan rumah. Menata makanan kecil diatas meja ruang tamu, sesuai yang di perintahkan Ayahnya kemarin.

    Setelah semuanya selesai ia kembali masuk kedalam kamar, dan memoles wajahnya dengan sedikit saja make up. Sebenarnya dia tidak tau harus bersikap apa saat ini, karena dia saja belum pernah bertemu dengan calon suaminya itu.

    Tepat pukul 8.00 pagi rombongan dari pihak laki-laki sudah kelihatan, beberapa ibu-ibu tetangga sibuk membantu di dapur.

    "Sasa cepetan keluar rombongan Pak Yudi sudah datang." panggil bapaknya sambil mengetuk pintu kamarnya

   "Iya sebentar." terdengar suara jawaban dari dalam kamar

   "Assalamualaikum..." ucap Pak Yudi dengan suara yang berwibawa, di belakang nya nampak beberapa orang membawa seserahan. Dan tepat di samping nya ada seorang pemuda yang begitu tampan, nampak berdiri dengan wajah yang datar tanpa ekspresi.

   "Walaikumsalam..." sahut mereka yang ada disitu, kemudian mereka pun mempersilahkan rombongan Pak Yudi masuk kedalam rumah.

   Nampak beberapa Ibu-ibu yang ada disitu berbisik-bisik, seperti membicarakan tentang siapa sih calon suami Sasa.

   "Silahkan duduk Pak Yudi, maaf keadaan rumah kami memang seperti ini." ucap kerabat Pak Seno, Pak Yudi tidak berbicara apapun hanya mengangguk saja.

    "Baiklah langsung saja Pak, kedatangan kami kesini karena saya pribadi Yudistira ingin mempersunting putri Bapak satu-satunya yang bernama Alisha. Apakah Pak Seno mengizinkan?" ucap Pak Yudi dengan suara yang berwibawa

   "Saya sebagai Ayah dari Alisha tentu saja mengizinkan." jawab Pak Seno, tanpa meminta persetujuan dari Sasa sendiri.

    "Apakah saya bisa bertemu dengannya?" tanya Pak Yadi

   "Tentu saja Pak." sahut Pak Seno, setelah berbicara seperti itu beliau menyuruh salah satu perempuan yang kebetulan ada disitu. Untuk membawa Sasa keluar dari kamarnya, meskipun dengan cara di paksa.

    Saat Sasa keluar semua mata tertuju kepadanya, namun dari sekian banyak orang disitu. Ada satu wajah yang familiar bagi Sasa, ya dia adalah Sandy yang tak lain kakak kelasnya dua tingkat dulu di sekolah SD.

   "Dia?" tapi buru-buru Sasa membuang pikirannya

   "Baiklah Pak putri anda sangat cantik, memang pantas kalau menjadi bagian di keluarga saya. Setidaknya tidak malu-maluin, untuk itu tolong diterima lamaran dari saya. Akad nikahnya akan dilangsungkan minggu depan, Pak Seno tidak perlu memikirkan biaya apapun semuanya saya yang tanggung." ucap Pak Yudi di akhir kalimatnya

    Mendengar ucapan Pak Yudi senyum bahagia mengembang di bibir Seno, tapi lain halnya dengan Sasa. Gadis itu menunduk buliran air bening jatuh begitu saja, tubuhnya menegang.

    Bagaimana mungkin Ayahnya menerima lamaran, tanpa bertanya kepadanya terlebih dahulu.

    Sasa segera meninggalkan ruang tamu, ia berlari masuk ke kamarnya. Begitu sampai di kamar, ia langsung menjatuhkan dirinya diatas di tempat tidur dengan air mata yang sudah membasahi wajahnya.

    "Kenapa Ayah tega pada Sasa? Sasa baru saja lulus sekolah malah disuruh menikah, dengan pria yang seumuran dengan nya. Bunda Sasa ikut Bunda aja...hiks." suara lirih Sasa di sela isak tangisnya

   "Kaa.." panggil Abizar meraih bahu Kakaknya, lalu Sasa bangun dan memeluk adiknya.

   "Kak apa yang bisa Abi bantu, supaya Kakak gak jadi nikah. Apa Abi cari kerja aja ya untuk membayar hutang Bapak?" tanya Abi sambil ikut sesenggukan

   "Jangan Dek, kamu harus tetap sekolah. Kakak ngga apa-apa kalau memang ini kemauan Bapak, Kakak harus menurutinya insyaallah Kakak gapapa kok." ucap Sasa

   "Beneran Kakak ngga papa?" tanya Abi memastikan lalu ia menghapus jejak air mata di wajah kakaknya, Sasa hanya mengangguk saja.

    Ceklek

   Pintu kamar tiba-tiba di buka dari luar, nampak Pak Seno berdiri disana dengan tatapan tajam.

    "Kamu jangan bikin malu Ayah, minggu depan pokoknya kamu harus nikah. Jangan pernah berpikir untuk pergi dari rumah ini, atau Ayah akan membunuhmu. Paham kamu!!" bentak Pak seno, Sasa mengangguk pelan

    "Awas, dan kamu keluar dari kamar Kakakmu pergi ke kamarmu." sambungnya lagi

    "Iya Pak." sahut Abi kemudian keluar dari kamar Sasa, dan pergi begitu saja meninggalkan kamar Sasa.

  *******

   Akhirnya hari yang di takutkan Sasa datang juga, ia tahu ini bukan sinetron tapi ini kehidupan yang harus tetap dijalani. Mau tidak mau maka ia harus menuruti keinginan Ayahnya, Sasa hanya menjalani kewajiban seorang anak yang harus berbakti pada orang tuanya.

    "Apakah semuanya sudah siap?" tanya Seno pada orang-orang yang membantu disitu

    "Sepertinya sudah semua Pak, tinggal nunggu Pak Penghulu dan mempelai Pria saja." jawab seorang wanita

    "Assalamualaikum..." sapa seseorang yang ternyata itu adalah calon pengantin pria, yang sudah rapi dengan memakai jas warna hitam.

    "No coba kamu telepon Pak Naib nya sudah sampai dimana." pinta Seno, kepada Mang Sarno tetangganya itu.

    "Baik Pak." sahut Mang Sarno, setelah berkata demikian Mang Sarno agak menjauh karena ingin menghubungi Pak Penghulu.

    Tak lama kemudian ia kembali, dengan wajah yang berbinar.

    "Pak Seno, Pak Penghulu sebentar lagi datang. Sekitar 5 menit lagi." ucap Mang Sarno

   Sementara di kamar nya Sasa, para perias pengantin masih sibuk. Sedang mendandani Sasa, biar kelihatan secantik mungkin.

    Tok

    Tok

    Tok

    "Sa, cepetan Penghulunya sudah datang." ucap Seno

    "Iya yah, ini sudah selesai kok." jawab Sasa dari dalam, lalu ia pun keluar dengan memakai kebaya putih. Dengan hijab senada dengan di hiasi bunga melati, yang segar di atasnya.

    Sasa di gandeng oleh teman-temannya, lalu di tempatkan di sebuah kursi yang telah di sediakan. Yang dimana di sampingnya duduk seorang laki-laki paruh baya, dengan memiliki tubuh yang masih gagah wajah pun belum kelihatan tua.

    "Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh... " ucap Pak Penghulu

    "Walaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh..." sahut orang-orang yang ada disitu secara bersamaan.

    Setelah berbicara panjang lebar, membacakan taklik nikah dan lain sebagainya. Akhirnya tiba pada intinya Pak Penghulu mengucapkan ijab, dan memegang tangan pengantin pria.

    "Saya nikahkan dan kawinkan Alisha Saraswati binti Suseno, dengan mas kawin uang sebesar 300 juta dan emas murni 250 gram di bayar tunai." ucap Penghulu

    "Saya terima nikah dan kawin nya Alisha Saraswati binti Suseno dengan mas kawin tersebut di bayar tunai." jawab Pak Yudi

  "Gimana para saksi? Sah?" tanya Penghulu

  "Sah...." ucap para hadirin serempak

   "Baiklah Pak, mulai sekarang Pak Yudi dan Neng Sasa sudah sah menjadi suami istri. Semoga kalian menjadi keluarga sakinah mawadah dan Warohmah, Wassalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh." tambah Penghulu itu

    Setelah acara ijab kabul selesai, dengan di iringi para tetangga dan kerabat. Mereka mengantarkan Sasa, kerumah besarnya Pak Yudi.

   Sandy hanya diam tak mengeluarkan sepatah kata pun, bahkan saat mereka sampai dirumah besarnya. Sandy buru-buru masuk ke kamarnya, dan mengunci pintu.

    "Pak Yudi, saya titipkan putri saya Alisha tolong bimbing dia. Dan saya pasrahkan dirinya kepada anda, semua tanggung jawab tentang nya. Sekarang berada di tangan anda sepenuhnya." ucap Pak Seno

    "Baiklah Pak saya terima Alisha, dan insyaallah saya akan menjaganya." jawab Pak Yudi, satu persatu orang-orang yang tadi mengantarkan Sasa telah meninggalkan rumah Pak Yudi.

    Kini hanya tinggal Pak Seno dan Abi yang masih duduk di ruang tamu, karena tadi Pak Yudi menahan mereka berdua.

    Sedangkan Sasa di suruh masuk kedalam kamar pengantin mereka oleh Pak Yudi, setelah berpamitan pada Bapaknya. Sebenarnya Abi bingung mau ngapain sih Bapaknya belum juga ingin pulang, padahal dia sudah tidak betah berada dirumah itu.

   "Pak Seno mari sini sebentar." panggil Pak Yudi, dan Pak Seno menurutinya mengikuti langkahnya ke ruang kerjanya Pak Yudi.

    "Itu uang untuk Pak Seno, jumlahnya aku rasa cukup untuk hidup kalian berdua. Tinggalkan rumah mu dan bawa pergi putramu juga, jangan mengatakan apapun kepada Sasa. Tidak perlu khawatir terhadap dirinya aku jamin dia pasti hidup berkecukupan." ucap Pak Yudi mengakhiri ucapannya, Pak Seno hanya mengangguk saja.

    Setelah mengatakan itu Pak Yudi pun keluar dari ruangannya, di ikuti oleh Pak Seno yang membawa uang satu koper. Ia segera menarik tangan Abi untuk segera pergi, yang artinya disini Sasa telah di jual oleh Bapak kandungnya sendiri.

     Ceklek

   Pintu kamar terbuka tentu saja Sasa tetlonjak kaget, karena pria tua itu membuka pintu tanpa mengetuknya terlebih dahulu.

    "Kenapa kamu seperti kaget gitu!" tanya Pak Yudi dengan mata melotot, Sasa yang ketakutan pun hanya menunduk saja.

    "Maaf Pak saya hanya terkejut, karena anda tidak mengetuk pintu dulu." sahut Sasa dengan tubuh gemetaran

    "Ini kamar ku, masih harus aku mengetuk pintu!" lagi-lagi suaranya menggelegar, Sasa menggeleng cepat.

   "Oya besok aku mau pergi keluar kota, kamu tinggal disini sambil menunggu putraku wisuda. Ingat jangan pernah keluar rumah tanpa seizinku, jangan melakukan apapun kalau perlu apa-apa minta sama Bibi. Dan berusahalah mengambil hati putraku." ucap Pak Yudi dengan suara yang tegas, lagi-lagi Sasa hanya mengangguk saja.

   "Tidurlah, aku tahu kamu pasti kecapean. Di rumahmu kan kamu itu babu!" sambung Pak Yudi lagi, ucapannya memang pedas tapi itu memang fakta.

    Akhirnya sesuai yang di katakan Pak Yudi, Sasa pun membaringkan badannya di atas tempat tidur. Sebenarnya ia deg-degan dan ada rasa taku, apakah Pak Yudi akan menyentuhnya?

    Namun hingga pagi menjelang Sasa tidur dengan nyenyak, karena kamarnya ada ac nya jadi dia tidur nyenyak sekali.

   ******

   Pagi harinya Sasa terbangun karena mendengar suara adzan subuh, karena kebetulan rumah Pak Yudi memang tidak terlalu jauh jaraknya dengan masjid.

    Begitu bangun Sasa langsung mandi, kemudian keluar kamar.

    "Selamat pagi nyonya, silahkan duduk di meja makan. Sarapan sudah Bibi siapkan." ucap Bibi sambil tersenyum, Sasa balas tersenyum meskipun ada rasa canggung karena dipanggil nyonya.

   "Bi Pak Yudi mana?" tanya Sasa

   "Masa lo yang istrinya kok gak tahu, suami kemana!" sarkas Sandy, dengan tatapan yang tidak suka.

   Mendengar ucapan Sandy, Sasa hanya menunduk saja dan tidak berani menjawab. Memang benar apa yang di katakan anak tirinya itu, tapi memang itu kenyataannya kan.

  Bersambung...

1
🦀🪄𝒏𝒄𝒆𝒔𝒔𝒊𝒓𝒆𝒏 🪄🦀
Hai hai hai ayuk mampir para readers yang cantik" dan ganteng" di cerita baruku.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!