NovelToon NovelToon
KEJEBAK CINTA

KEJEBAK CINTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Obsesi / Cinta Seiring Waktu / Pernikahan rahasia / Mantan
Popularitas:662
Nilai: 5
Nama Author: Bunny0065

Sebagai murid pindahan, Qiara Natasha lupa bahwa mencari tahu tentang 'isu pacaran' diantara Sangga Evans dan Adara Lathesia yang beredar di lingkungan asrama nusa bangsa, akan mengantarkannya pada sebuah masalah besar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunny0065, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pingsan

"Gue butuh kerjasama tim. Natasha cari ranting sepanjang ukuran lengan. Gibran kumpulin sejumlah batu atau krikil, yang lainnya jongkok melingkar, kita mulai praktek bikin bencana kecil," kata Sangga memberi arahan.

Sembilan murid melingkari kubangan air, diposisi berdirinya Sangga menyembunyikan sepasang tangannya ke saku almamater, mengawasi pergerakan Natasha mengukur ranting kayu sepanjang lengan.

"Seragam Lo bernoda," beritahu Gibran disela kegiatannya menyingkap dedaunan, mencari benda keras untuk dipungut.

Natasha menatap kemeja putih bagian dimaksud, kulit ranting menggoreskan noda tanahnya.

"Dikit kok nanti juga dicuci bersih. Bantuin gue patahin ranting, dong, susah."

Gibran mengambil alih ranting. "Potongnya segimana?"

"Lo ukur aja di lengan gue," balas Natasha.

Gibran mensejajarkan kayu di lengan Natasha dan melayangkan sebuah pertanyaan. "Udah punya pacar?"

"Emang kenapa?" balik tanya Natasha.

"Nanya aja, lain waktu kita ke ruang musik?"

"Jauh enggak ruangannya?" Natasha memastikan.

"Deket. Oh, atau gini aja sepulang dari kelas, Lo balik ke asrama putri buat ganti baju, udah itu tungguin gue di pintu gerbang, gue jemput."

"Ide bagus, gue terima ajakan Lo," setuju Natasha.

Kayu dipatahkan Gibran dengan mudah menggunakan lutut kakinya lalu menyerahkannya kepada Natasha.

Memastikan semua sudah bergabung, Sangga meminta ranting kayu ditangan Natasha.

"Perhatikan baik-baik!" seru Sangga mencelupkan ranting ke genangan air.

"Ngocek-ngocek doang gue juga bisa kali! Mana bencana buatannya?" ledek Kevin tidak sabar.

Sangga mengacuhkan ocehan tidak berguna Kevin, mengangkat tongkat ke daratan, melihat garis basahnya dan menerka angka kedalaman kubangan tersebut.

"Tugas untuk ketua cerewet, gue butuh tenaga Lo. Tolong gali tanah di ujung dinding genangan sebelah situ, bentuk jadi aliran kecil, abis itu Dimas bendung mulut sungai pake apalah terserah yang penting airnya menggenang, oke!" perintah Sangga.

"Laksanakan!"

Kevin melerai almamaternya, beranjak mendekati Natasha. "Jodoh, titip jas gue, nih."

"Pegangin enggak akan lama kok," dukung Adara.

"Sini." Natasha mengambil almamater dan melipatnya.

"Buru Vin!" panggil Dimas.

"Gue percepat!"

Kevin meninggalkan Natasha, mulai mencakar tanah membuat garis lurus memanjang hingga air dari kubangan mengalir mengikuti jalur.

"Tutup Dim!" suruh Kevin.

Dimas meloncat ke ujung, menambal mulut aliran menggunakan tanah.

"Kocak, banjir duluan!" ketawa Gibran melihat genangan buatan, airnya meluap naik kepermukaan.

"Salah step," gumam Sangga menonton kekacauan dengan tangan sembunyi di saku celana.

"Harusnya sebelum air menggenang bikin tanggulnya dulu, kasih lubang di bendungannya abis itu baru luncurkan air," komentar Natasha.

"Intinya tetap sama," celetuk Sangga mau tak mau turun tangan ikut membungkuk di sisi Dimas.

"Gib, perkuat bendungannya pakai batu," titah Sangga.

Gibran menghampiri, menyusun batu di luar tanggul sedangkan Kevin tiada henti menembok sisi-sisi anak sungainya yang luntur terkena luruhan air.

Sangga mematahkan ranting kecil, melubangi tengah-tengah bendungan yang tidak ditambal batu oleh Gibran.

"Iyuh, airnya keruh banget!" jijik Adara menjepit hidung.

"Sini turun," ajak Sangga.

"Enggak mau Sangga!" rengek Adara.

"Lebay," malas Natasha.

"Kayaknya seru main lemparan lumpur ke kalian semua," ucap Kevin menoleh sebentar ke arah gadis cantik tampak melipat lengan depan dada.

"Ogah, seragam gue bisa kotor!"

"Malas diceramahi bu Liza emang Lo mau dijemur di bawah trik matahari?"

"Jangan ngadi-ngadi Vin, kemarin aja gara-gara Lo berulah kita semua nyuci almamater berjamaah!"

"Ketua, hapus niat Lo main kotor-kotoran, kasihan teman-teman yang lain termasuk gue," mohon Adara mewakili beberapa orang seperti Alleta yang hanya diam.

"Tenang gue cuma bercanda," kekeh Kevin.

"Natasha," panggil Sangga.

Dengan dagu terangkat Natasha menyahut. "Apa, Lo butuh bantuan gue?"

Sangga mengangguk. "Tolong bawakan tumpukan buku milik kita semua."

Natasha melotot horor, besar sekali nyali Sangga mengerjainya.

*

Sangga berkicau panjang lebar menjelaskan hasil praktikum tadi bersama timnya, tanpa jeda, membuat kesebelas temannya yang berdiri sembari mencatat jadi uring-uringan.

"Kereta api masih untung ada pemberhentian di stasiun, Lo suka banget bikin orang frustasi!" ketus Kevin nyerah mencatat.

"Santai dikit ngejelasinnya kayak dikejar maung aja Lo! Pegal tangan gue!" keluh Alleta.

"Untaian kalimat kamu enggak sanggup aku kejar, tangan aku sampai lecet," cicit Adara.

"Sumpah berasa cosplay jadi wartawan, pening kepala gue nyimak Lo, nye-nye-nye-nye-nye!" cibir Gibran merosot lutut.

"Nyerah aja lah, Sangga emang nyebelin."

"Duduk, gih, capek!"

"Biarin dia ngomong sendiri sampai berbusa, siapa tau mabuk."

"Umumnya orang mabuk minum wine, ini mabuk gara-gara kasih materi."

Dimas tertawa bahagia menyimak kekesalan teman-temannya yang bernasib sama malang sepertinya merasakan kejengkelan terhadap Sangga.

"Kaki Lo enggak kesemutan? Sini duduk, yang lain udah pada menyerah sebelum Sangga beres celoteh." Gibran mencolek tulang kering kaki siswi sedang anteng menorehkan ujung pena di buku.

"Gue istirahat abis selesai," balas Natasha kecepatan tangannya mengejar penjelasan keluar dari mulut cowok menyebalkan di depannya.

Sangga tidak menghiraukan kondisi teman-temannya sekalipun lelah mereka mencapai batas, tugasnya cukup menerangkan materi hingga selesai pada kesimpulan.

"Tunggu—"

Natasha kesulitan protes dikarenakan tangannya sibuk mengejar perkataan Sangga, banyak coretan di bukunya ketika salah menulis namun situasi memaksanya mengabaikan hal itu.

"Demikian bencana dapat terjadi."

Bersamaan dengan Sangga selesai bicara, Natasha menjatuhkan pena dan bukunya.

Kemudian,

"Natasha!"

Seru kesepuluh siswa-siswi menggema kaget tatkala Natasha jatuh ke pelukan satu cowok.

"Pelukan dambaan gue!" teriak Adara.

1
Không quan tâm🧚‍
Gak nyangka endingnya bakal begini keren!! 👍
Naruto Uzumaki
Bosen gak ada akhirnya!
Bunny Bear: Belum juga selesai, memang alur agak lambat sih
total 1 replies
minsook123
Penuh kejutan, ngga bisa ditebak!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!