NovelToon NovelToon
SALAH KAMAR BERUJUNG NIKAH

SALAH KAMAR BERUJUNG NIKAH

Status: tamat
Genre:One Night Stand / Playboy / Cinta Terlarang / Aliansi Pernikahan / Cinta Seiring Waktu / Kaya Raya / Tamat
Popularitas:41k
Nilai: 5
Nama Author: Tiara Pradana Putri

"Apa-apaan nih!" Sandra berkacak pinggang. Melihat selembar cek dilempar ke arahnya, seketika Sandra yang masih berbalut selimut, bangkit dan menghampiri Pria dihadapannya dan, PLAK! "Kamu!" "Bangsat! Lo pikir setelah Perkutut Lo Muntah di dalem, terus Lo bisa bayar Gue, gitu?" "Ya terus, Lo mau Gue nikahin? Ngarep!" "Cuih! Ngaca Brother! Lo itu gak ada apa-apanya!" "Yakin?" "Yakinlah!" "Terus semalam yang minta lagi siapa?" "Enak aja! Yang ada Lo tuh yang ketagihan Apem Gue!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiara Pradana Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34

Revano telah menghabiskan semalaman penuh di sisi Sandra yang terbaring lemah di rumah sakit. Matanya yang lelah menunjukkan betapa ia berjuang menahan kantuk demi memastikan sang kekasih tetap tenang. Pagi mulai merekah, Sandra perlahan membuka matanya, menemukan Revano duduk di tepi brankar dalam posisi setengah duduk, kepala sedikit bersandar ke dinding, tertidur pulas. Dengan gerakan hati-hati, Sandra mengangkat tangan dan mengusap lembut rambut Revano, sentuhan itu seolah ingin membalas kasih sayang yang selama ini ia terima.Revano membuka matanya perlahan, menatap Sandra dengan mata yang masih menyipit karena kantuk. Senyum hangat merekah di bibirnya saat suara lembutnya mengisi ruang sepi, "Pagi Sayang, maaf Mas ketiduran. Kamu sudah lama bangun?" Nada suaranya penuh perhatian dan kelembutan, meski tubuhnya tampak lelah, hatinya tetap utuh untuk Sandra. Ia menggenggam tangan Sandra seolah ingin memastikan bahwa mereka masih bersama, kuat melewati hari-hari sulit ini.

Sandra menatap lembut Revano yang duduk di kursi sisi brangkar tempat Sandra berbaring dengan mata sedikit sembab karena kurang tidur. Senyumnya merekah saat melihat suaminya itu, yang dulu dikenal dingin dan sulit didekati, kini menunjukkan sisi lembut yang jarang ia lihat.

Dengan suara pelan namun penuh perhatian, Sandra berkata, "Mas, kenapa gak tidur di sofa atau di kamar sebelah? Pasti pegel semalaman tidur di sini." Revano mengalihkan pandangannya sejenak, lalu membalas senyum kecil yang membuat hati Sandra hangat.

Perubahan itu bukan hanya soal sikap, tapi juga cara dia menunjukkan rasa peduli, sesuatu yang dulu sangat sulit ia ungkapkan.

Revano menghela napas panjang sambil meregangkan tubuhnya, beberapa kali melakukan peregangan ringan untuk mengusir kantuk pagi. Matanya yang teduh menatap Sandra dengan penuh kasih sayang. Dengan lembut, ia mengusap kepala Sandra yang masih lemah, kemudian menyentuh pucuk kepalanya dengan kecupan hangat. "Morning, Sayang," ucapnya dengan suara lembut. Sandra yang masih terbaring dengan infus menempel di tangan kanannya, tak mampu menggerakkan tangan kirinya dengan leluasa. Rona merah malu merekah di kedua pipinya saat menerima perhatian Revano. Meski tubuhnya lemah, hatinya terasa hangat oleh sentuhan Revano yang tulus. Ia memandang Revano dengan mata penuh syukur, menyadari betapa besar perhatian pria itu padanya di saat ia tak berdaya.

Perawat wanita itu melangkah masuk ke ruang rawat dengan langkah tenang, membawa nampan berisi sarapan dan alat pengukur tensi darah. Ia mulai memeriksa tensi Sandra dengan cekatan, wajahnya penuh perhatian namun tetap profesional.

Di sudut ruangan, Revano duduk dekat Sandra, matanya penuh kekhawatiran dan kasih sayang.Ketika perawat meletakkan nampan sarapan di meja, Revano dengan lembut mengambil satu sendok makanan dan mencoba menyuapi Sandra. Namun, Sandra menolak dengan kepala yang digeleng pelan, bibirnya mengerut menandakan rasa enggan.Revano tidak menyerah. Ia mengusap lembut tangan Sandra dan menatap dalam mata wanita itu, suaranya pelan namun penuh keyakinan. “Makan sedikit saja, Sayang. Biar Kamu cepat pulih.”Sandra terdiam, hatinya yang keras mulai luluh oleh kesabaran dan kelembutan Revano. Dengan ragu, ia membuka mulutnya sedikit, membiarkan Revano menyuapinya perlahan.

Seiring waktu, Sandra mulai menerima suapan demi suapan, perlahan tapi pasti. Revano tersenyum kecil, lega melihat wanita yang dicintainya mulai mau makan.

"Ga enak ya?"

"Hambar,"

Revano duduk di samping ranjang rumah sakit dengan senyum tipis yang mencoba menyembunyikan kegelisahannya.

Saat Sandra mengeluh bahwa makanan di rumah sakit terasa hambar, Revano menjawab dengan nada ringan, “Kalau Kamu cepat sembuh, nanti bisa makan enak lagi di rumah.”

Namun, senyum itu tak mampu menembus awan mendung yang tiba-tiba meliputi wajah Sandra. Matanya yang semula cerah berubah redup, seolah tenggelam dalam kenangan pahit keguguran yang baru saja dialaminya.

Revano menatapnya dalam diam, tahu betul bahwa kesedihan itu masih menghantui hati Sandra, dan tak mudah untuk segera dilupakan.

Revano menggenggam tangan Sandra dengan lembut, memberikan kehangatan tanpa harus berkata-kata.

"Makan lagi?"

Gelengan Sandra tak membat Revano memaksa melanjutkan sarapan. Melihat Sandra hendak bangkit reflek Revano mendekat, "Mau kemana Sayang?"

"Toilet, pengen pipis."

"Mas bantu?"

"Em," Sandra ragu. Bagaimanapun ia dan Revano belum sedekat itu. Setelah malam itu, Sandra dan Revano tak pernah kembali menyatu, Mereka masih merasa asing satu sama lain.

Sadar Sandra masih belum terbiasa dengan dirinya, "Mas panggil Ners ya?"

"Gak usah Mas, Mas boleh gak minta bantu ke Toilet? Sampai didepannya saja, Aku bisa kalau didalam."

Senyum Revano mengembang, dengan hati-hati, Revano memapah Sandra, ingin menggendong tapi gesture Sandra masih menjaga jarak.

"Mas tunggi disini, kalo ada apa-apa panggil Mas saja. Pintunya jangan dikunci. Mas gak akan ngintip kok,"

Sandra mengulum senyum. Lucu. Ya selucu itu Mereka. Kadang canggung masih begitu terasa. Meski perlahan ada rasa kurang bila satu sama lain tak ada disisi namun masih butuh waktu untuk terbiasa dan nyaman.

"Sudah?" Saat Sandra membuka pintu toilet, Revano sigap memapah Sandra kembali ke brangkarnya.

"Mas, Mas gak ke kantor? Aku ada perawar disini." Sejak dua hari lalu Rrvano full menemani Sandra. Bahkan pegang kerjaan sekalipun tidak. Sandra tahu pasti Revano dan kesibukannya setiap hari seperti apa tapi selama Sandra dirawat, Revano sedetikpun tak meninggalkan Sandra di ruang rawat.

"Banyak yang bisa mewakili. Mas akan tetap disini sampai Kamu sembuh. Kamu terganggu ada Mas disini?:

Gelengan Sandra sambil membenamkan qajahnya, menunduk. Entah mengapa tatapan intens Revano kali ini membuat Sandra tak sanggup membalas tatapan Sang Suami yang membuatnya jadi salah tingkah.

"Sepertinya, Opa ganggu,"

"Opa, Sandra kangen sama Opa."

"Ya, begitulah Opa. Opa datang diwaktu yang tidak tepat."

"Aww! Sakit Sayang. Kayaknya Istri Mas sudah sembuh. Cubitannya pedes banget!"

Opa Narendra tertawa. Bahagia sekali, hari ini Sandra terlihat lebih baik.

Melihat sarapan yang disediakan oleh Rumah Sakit masih tersisa banyak, Opa Narendra segera menyodorkan apa yang dibawanya.

"Pasti Kamu kangen lan masakan rumah? Ini Opa tadi minta masakan untuk Kamu."

Opa Narendra membuka satu persatu makanan yang dibawa dari Mansion.

"Opa lihat waktu Kamu menginap di Mansion, Kamu suka makan ini, jadi Opa minta dibuatkan saja untuk Kamu Sayang."

"Makasi Opa."

"Buat Aku mana Opa?"

"Kamu sehat, gak usah makan juga gak apa-apa Vano."

"Astaga! Tega sekali sama Cucu sendiri, berasa Cucu Tersisih!"

"Sayang, sudah, ayo makan aja. Gak usah pikirkan orang iri!"

"Suami Aku kasihan Opa, Mas, ayo makan sini, Opa bawa banyak, mana mungkin Aku habiskan sendiri. Opa juga makan sekalian."

"Istriku memang sangat baik! Makasi Sayang!"

Pemandangan yang Opa Narendra saksikan menyejukkan pandangan dan hati. Betapa rasa syukur begitu Opa Narendra rasakan, melihat keharmonisan Sandra dan Revano.

"Opa, A," Sandra menyuapi Opa

"Opa gak usah disuapi Sayang, Mas aja!"

"Dasar Bucin!"

"Biarin!"

1
Cicih Sophiana
thor lanjut anak nya Sandra dong...
happy ending... bintang lima dan bunga untuk othor ⭐️🌹😍🌹⭐️
Cicih Sophiana
parah nih Devano masih baby udah di janjian pegang pistol 🤣🤣🤣
Cicih Sophiana
selamat untuk Sandra dan Vano jg untuk opa opanya... semoga kalian semakin bahagia atas kedatangan dua malaikat kecil...
Cicih Sophiana
mantap Sandra mendapatkan cinta dan kasih sayang dari mereka... bahagia nya kamu Sandra mendapat jodoh sultan yg penuh dgn kasih sayang yg melimpah...
darsih
lanjut KA d kehidupan anak2 nya Sandra
darsih
wkwkwkwkwkwk
devano. devano ada2 aja
Radya Arynda
the end,,,,cepet banget
TIARA
Terima kasih untuk semua Readersku. Cerita Mereka selesai sampai sini. Ada karya baru dari Aku. Jangan lupa mampir ya. Salam hangat dan sayang untuk Kalian semua 🥰😘❤️
Rahma Inayah
akhrnya allah ganti ank sandra yg pergi sblm dia lahir ke dunia ..jd baby kembar vano junior nikmat mna yg kau dustakan ..bertambah byk kebahahian opa buyut ,opa armando dan jg opa seno dan jg suami bucin akut vano
Rahma Inayah
sultan ma bebas pingk mkn nsi padang lngs otw ke padanng pake jer pribadi
darsih
launching lagi junior Revano fan Sandra
Radya Arynda
akhirnya dua malaikat udah lahir,,,,kayak nya udah mau end nih
Radya Arynda
semangaaaat💪💪💪💪
Cicih Sophiana
wow klo sultan belanja aja naik jet pribadi kluar negri..
Cicih Sophiana
wah seru nih 4 lelaki keren... yg muda hanya Vano
Cicih Sophiana
novel bagus ini...ceritanya
Cicih Sophiana
karena yg hamil kan Sandra... klo Vana mual nya aja yah
Rahma Inayah
sultan ma bebas
Rahma Inayah
vani lgi ngerasin ngidam yg asrem2 di mata org rp di mata vano bush tetsbt manis dan segar
Radya Arynda
mantap semangaat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!