Dua Mata Satu Hati

HAPPY HAPPY AJAA~~~~

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Kini usia Aiden dan juga Raiden sudah menginjak usia 17 dan 16 tahun, itu artinya mereka sudah memasuki sekolah menengah atas atau SMA. Tapi mereka memilih untuk pisah sekolah karena keduanya berkata. "Raiden itu udah besar bunda, gak mungkin kan Rai selalu tergantung sama Aiden." Ujar Aiden kesal.

"Rai juga gak mau satu sekolah sama kak Ai, kakak itu malu maluin bunda, Rai gak tahan kalau sampai kak Ai satu SMA sama aku."

Maka dari situlah keduanya berpisah sekolah, juga mereka dimasukkan dengan waktu bersama kata Kenan sih, biar akrab.

Disekolah Raiden tepatnya sekolah High Elen's School, sekolah milik Caca dan juga itu tempat Raiden bersekolah. Raiden di sekolahnya adalah seorang ketua OSIS masa jabatan kelas 11/12 dan tentunya dia menjadi panutan selain itu dia juga cerdas dan berprestasi di bidang akademik maupun non-akademik.

Sedangkan di sekolah High Internasional School, yaitu di sekolah Aiden, Aiden di sekolahnya adalah langganan guru BK akibat kelakuannya yang minim akhlak, tapi walaupun begitu Aiden memiliki banyak bakat seperti main gitar, biola, dan Alat musik lainya, juga Aiden termasuk siswa yang cerdas.

Di sekolah HIS (singkat aja) saat ini mereka sedang membolos di gudang belakang sekolah yang cukup jauh dari kelas dan lapangan. Jika bolos seperti itu yang mereka lakukan adalah merokok dan tidur tiduran.

"Wee gue mau nanya dong." Ujar Valen. Salah satu teman Aiden.

"Nanya apa?"Tanya Satria.

"Kalian pernah gak sih di dekati atau dekat sama perempuan? Gue gak pernah anjai." Keluhnya kebingungan.

"Ya-iyalah cewek aja takut lihat muka Lo." Ujar Kevin.

"Gue sih pernah, tapi tuh cewek ngilang." Ujar Aiden menghisap rokoknya dengan nikmat.

Ketiga temannya terkejut mendengar ucapan Aiden, "Lo seriusan? Cewek mana yang dekat ma Lo? Lo kan jahad?" Tanya Valen paling heboh.

"Gue gak tau sih tapi dia lucu, imut, cantik, tapi juga bodoh gak ketolong." Ujar Aiden membayangkan sosok yang ia katakan.

"Bagi wa-nya dong, mau gue gebet siapa tau gue bisa ajarin dan bawa dia kejalan yang benar." Ujar Satria menyiapkan ponselnya.

"Jangankan wa-nya hatinya aja gue gak dapat."

"bjir lah kampret." kesal Satria.

Percakapan mereka tidak lagi berlanjut, mereka semuanya hanya sibuk dengan urusan masing masing.

🕊️🕊️🕊️

Sedangkan di sekolah Raiden, mereka sedang kedatangan siswa baru kelas 10.

Dia adalah Vania Keyla Clarissta, sosok gadis yang cantik dan sedikit bloon. Saat ini ia sedang di temani oleh Raiden untuk mengenal lingkungan sekolah.

"Nah Vani, ini adalah tempat siswa untuk berliterasi walaupun ada perpustakaan sekolah ini juga menyediakan tempat ini agar lebih nyaman dan asik membacanya." Jelas Raiden mengangguk angguk melihat sekitar sekolah barunya.

Raiden telah menjelaskan semua tempat kepada Vania dan tentunya Vania hanya mengangguk mengerti dengan penjelasan Raiden.

Kini mereka berada di kanti, karena waktunya untuk istirahat. Raiden memesan makanan untuknya dan untuk Vania.

"Nih makan." Ujar Raiden memberikan jajanan kepada Nia.

"Terimakasih kak." Jawab Nia dengan sopan.

"Perasaan dari tadi Lo jawabnya, iya, oke, makasih, mulu gak ada niat buka topik?" Tanya Raiden binggung ingin mengajak Vani mengobrol seperti apa.

"Aku gak tau mau ngomong apa kak."

"Ya udah gakpapa makan aja." Ujar Raiden dianggukki oleh Nia.

Saat bel istirahat sudah berakhir kini Raiden masuk ke kelasnya karena harus mengadakan ujian harian. Disana hanya tertinggal Vania, ia berkeliling saja untuk mengetahui lebih dalam tentang sekolahnya.

Saat asik berjalan tak segera ia menabrak dua orang perempuan yang memang disengaja oleh mereka hingga membuat Nia terjatuh.

"Heh! Kalau jalan itu pakai mata!" Bentak Olivia menatap Nia kesal.

"Maaf aku gak sengaja." Ujar Nia bangkit dari duduknya.

"Maaf maaf, gak semudah itu!" Kesal Friska menarik rambut gelombang Nia.

"L-epasin rambut aku! Aku udah minta maaf kan?" Tanya Nia tak berani melawan, sebenarnya bisa saja ia melawan tetapi ia tidak mau karena masalah sepele seperti ini akan melibatkan ibunya.

"Enak aja! Sujud Lo sama gue baru gue maafin." Ucap Friska melepaskan tarikannya pada rambut Nia.

Vania tentunya hanya menurut demi lepas dari kedua perempuan itu, setelah selesai barulah Vania terbebas dari mereka, ia berfikir setelah berada di sekolah baru ia akan terlepas dari namanya bullying, tetapi nyatanya masih sama dengan kehidupan yang lama. Dari SD, dan SMP, Vani selalu menjadi bahan bullying di sekolahnya.

Pernah sekali Vani melawan temannya yang memang benar benar keterlaluan disaat temannya menampar dan menyiramnya menggunakan air got, Vania mendorongnya hingga terjatuh dari tangga.

Ibu Vani di panggil ke sekolah, bukannya membela Vania ibunya malah semakin menjerumuskannya dan menyalah nyalahkan Vania dan ibunya juga harus ganti rugi yang besar kepada orang tua murid yang di jatuhkan oleh Vani.

Vania lelah dengan kehidupan seperti itu, ingin sekali ia hidup dengan tenang dan damai, tetapi menurutnya itu hanya angan-angan semata yang tidak akan pernah terwujud.

Vania kembali ke kota ini karena kontrak kerja ibunya yang harus pindah, tentunya Vania senang dan berharap bertemu dengan ayahnya yang sangat ia rindukan.

🕊️🕊️🕊️

Segitu saja untuk hari ini terimakasihhhh teman teman yang cantip cantip sudah mau dukungggg aku, aku pamittt paypayyyy