Walaupun Danver menjadi pengganti kembarannya menjadi suami Faye, tapi dia sangat menikmati pernikahannya dengan Faye.
Lalu bagaimana dengan Faye kalau dia tau laki-laki yang menjadi suaminya saat ini adalah kembaran dari laki-laki yang dia inginkan menjadi suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Nath, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4 : Faye Si Bayi Besar
Mata Galen membulat lebar mendengar kata-kata Tuan Haidi.
Sedangkan Tuan Hillario, jantungnya berdetak lebih kencang karena melihat ekspresi Galen. Tuan Hillario berasumsi kalau saat ini Tuan Haidi sedang menyuruh asistennya untuk mencelakakan Danzel atau membuat bangkrut yayasan The Hill miliknya.
"Apa Anda yakin, Tuan?" tanya Galen dengan suara pelan namun masih bisa di dengar Tuan Hillario.
"Um." jawab Tuan Haidi sambil menganggukkan kepalanya.
Galen pun menjauhkan dirinya dari Tuan Haidi lalu beralih ke kursinya dimana tas kerja-nya berada. Dari dalam tas kerjanya, Galen mengambil buku cek lalu menuliskan angka yang tadi Tuan Haidi bisikkan padanya.
Tuliskan uang senilai lima ratus ribu dollar lalu berikan pada Tuan Hillario.
Itulah kata-kata yang dibisikkan Tuan Haidi pada Galen tadi.
Setelah menuliskan jumlah uang yang Tuan Haidi perintahkan, Galen kembali mendekati Tuan Haidi untuk meminta Tuan Haidi menandatangani cek itu. Setelah cek di tanda tangan barulah Galen memberikan pada Tuan Hillario.
"Silahkan diterima, Tuan Hillario." ucap Galen sambil menyodorkan cek ke hadapan Tuan Hillario.
Tuan Hillario pun mengambil cek yang disodorkan Galen dan melihat angka yang tertulis di dalam cek.
Sontak mata Tuan Hillario membelalak lebar.
"Lima ratus ribu dollar?" kaget Tuan Hillario.
"Itu masih uang muka untuk investasi. Setelah anak-anak kita menikah, saya akan menambah satu juta dollar lagi." ucap Tuan Haidi.
"Ta-tapi Tuan-" belum juga Tuan Hillario selesai bicara, Tuan Haidi langsung memotong kata-kata Tuan Hillario.
"Maaf, saya mengajak Anda bertemu bukan untuk bernegosiasi melainkan untuk memberi kepastian dan mendapat kepastian. Saya memastikan berinvestasi di pusat trauma Anda, jadi saya ingin Anda memastikan putra Anda mau menikah dengan putra saya. Mengenai bagaimana caranya, itu urusan Anda bukan urusan saya." ucap Tuan Haidi dengan tatapan mengintimidasi.
Tuan Hillario hanya bisa menelan ludahnya kasar.
Tuan Haidi melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Sepertinya saya harus pergi sekarang, karena saya masih ada janji dengan rekan bisnis yang lain." pamit Tuan Haidi lalu berdiri dari duduknya.
Melihat Tuan Haidi berdiri, Tuan Hillario yang sebenarnya masih kaget mau tidak mau ikut berdiri.
Tuan Haidi menjulurkan tangannya lebih dulu dan langsung mendapat sambutan dari Tuan Hillario.
"Dua hari lagi kita bertemu lagi disini dan saya harap putra Anda juga datang bersama Anda." ucap Tuan Haidi sambil berjabat tangan dengan Tuan Hillario.
"Ba-baik Tuan." jawab Tuan Hillario gugup.
"Kalau begitu saya permisi dulu." pamit Tuan Haidi lalu meninggalkan meja makan dan berjalan menuju pintu dengan diikuti sang asisten dari belakang. Tak lupa sang asisten juga berpamitan pada Tuan Hillario.
°°°
President Suite Room.
"Nona, Tuan Besar sudah keluar dari restoran." ucap Norah yang menemani Faye di dalam kamar.
Norah sendiri mendapat informasi ini dari Joya yang diberi tugas mengawasi Tuan Haidi dari kejauhan.
"Benarkah?" balas Faye dengan wajah berseri.
Faye yang sudah tidak sabar ingin mengetahui hasil pertemuan Daddy-nya langsung berdiri dari duduknya lalu berlari keluar kamar untuk menemui Tuan Haidi.
Lobi Hotel.
"Apa putriku masih ada di hotel atau sudah pulang?" tanya Tuan Haidi pada salah satu bodyguardnya sambil mereka berjalan menuju pintu lobi dimana mobil Tuan Haidi sudah menunggu.
"Nona Fay masih ada di hotel, Tuan." jawab Alex, bodyguard Tuan Haidi.
"Huuuh... anak itu." cicit Tuan Haidi sambil menghela nafas panjang.
Baru saja selesai menghela nafas, tiba-tiba terdengar suara yang sangat melengking memanggil dirinya.
"Daaaaaddyyyyy!!!" teriak Faye sambil berlari seperti anak kecil yang sudah lama tidak berjumpa dengan ayahnya.
Sontak Tuan Haidi, Galen, Alex, Clay (bodyguard kedua Tuan Haidi) dan beberapa orang yang ada di lobi langsung menoleh ke arah Faye.
Faye yang tidak tahu malu terus saja berlari menghampiri Daddy-nya walaupun dia tahu saat ini dirinya sedang menjadi pusat perhatian.
Tapi tidak dengan kedua bodyguard Faye, Norah dan Joya. Walau saat Faye berlari mereka sejajar dengan Faye, tapi tetap saja mereka ketar-ketir takut-takut Nona Muda mereka terjatuh, apalagi saat ini Faye memakai high heels, karena kalau sampai Faye terjatuh habis lah mereka berdua.
Pluuuk...
Faye langsung menjatuhkan dirinya kedalam pelukan sang Daddy. Untung saja Tuan Haidi masih kuat, kalau tidak sudah pasti mereka berdua sudah jatuh.
"Aku sangat merindukan mu, Daddy." ucap Faye.
"Tidak perlu merayu Daddy seperti itu, Daddy tau apa maksud mu." balas Tuan Haidi.
Perlahan Faye melepaskan pelukannya sambil menyengir kuda.
"Jadi apa kata calon papa mertua ku, Dad?" tanya Faye.
Tuan Haidi geli sendiri mendengar putrinya sudah memanggil Tuan Hillario dengan sebutan calon papa mertua.
Sedangkan Galen hanya bisa menggelembungkan pipinya menahan tawa karena mendengar sebutan Faye untuk Tuan Hillario dan juga karena melihat ekspresi Tuan Haidi.
°°°
Bersambung...