Wan Yurui terbangun kembali saat usianya masih belia. Ingatan di dua kehidupan itu melekat kuat tidak bisa di hilangkan. Satu kehidupan telah mengajarinya banyak hal. Cinta, benci, kehancuran, kehilangan, penghianatan dan luka.
Di kehidupan sebelumnya dia selalu diam di saat takdir menyeretnya dalam kehampaan. Dan sekarang akankah semua berbeda?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Malam yang melelahkan
Setelah mengobati luka Yu Xiao. Wan Yurui ikut duduk di sampingnya. Ia sandarkan tubuhnya di pembatas tempat tidur. "Hari yang melelahkan. Bukankah begitu suamiku?" Menatap pria di sampingnya dengan senyuman.
Yu Xiao hanya bisa tersenyum dengan canggung.
Sebelum fajar pengawal Hui An datang dari arah pintu belakang yang langsung menuju jalur air terjun. "Tuan muda." Memberikan hormatnya.
Yu Xiao mendekatinya. "Bagaimana?"
"Yong Lin telah menjadi salah satu Ketua utama yang ada di ruang kegelapan. Sebagian besar kendali di paviliun ini ada di tangannya. Untuk mendekati dirinya cukup sulit. Di setiap sudut tempat di jaga sangat ketat. Setiap beberapa menit sekali akan ada penjaga yang terus bergantian melakukan penjagaan," jelas Pengawal Hui An. "Saya telah mendapatkan peta pertahanan untuk lembah kecil. Ada satu tempat terlarang yang ada tepat berada di bawah jurang bagian selatan. Dari informasi yang saya dengar tempat itu menyembunyikan banyak barang berharga mulai dari berkas keuangan juga barang-barang langka. Mungkin Yong Lin menyembunyikan berkas itu di sana."
Mengambil peta pertahanan dari tangan Pengawalnya. "Tetap awasi setiap pergerakan darinya. Aku tidak hanya menginginkan berkas itu. Tapi juga ingin menggali lebih dalam tentang pertempuran waktu itu. Hanya dia satu-satunya saksi mata yang tersisa. Jangan sampai dia kabur lagi."
"Baik." Pengawal Hui An pergi kembali setelah mendapatkan perintah lanjutan.
Dan Yu Xiao masuk lagi kedalam kamar. "Masih malam lebih baik kamu kembali tidur."
"Jika kamu membutuhkan bantuanku. Aku selalu siap membantu," ujar Wan Yurui sembari bangkit dari tempat duduknya.
"Tetap diam di dalam kamar ini adalah bantuan terbaik yang aku butuhkan saat ini," Saut Yu Xiao menatap wanita di hadapannya.
"Baik. Seperti yang suamiku inginkan."
Detik itu juga Yu Xiao segera pergi dari kamar mencari tempat terlarang yang di maksudkan pengawalnya. Hanya dengan berkas rahasia tentang perang di enam tahun yang lalu. Mungkin dia bisa mengungkap misteri yang selalu menjadi ganjalan di hati semua orang.
Dengan keahliannya yang luas biasa. Pria itu selalu mampu melangkah santai tanpa bisa di ketahui orang lain. Dia hanya melihat sekali isi di dalam peta dan telah mengingat setiap jalur yang aman untuk di lalui. Sesampainya di tempat yang ia inginkan yaitu kediaman khusus di bawah jurang. Penjagaan di lakukan sangat ketat bahkan hampir tidak ada sudut yang terlewatkan.
Di atas dahan salah satu pohon pria itu mengintai untuk beberapa saat sebelum melanjutkan kembali aksinya. Dia keluarkan pemantik api di sakunya lalu berlari dari batang pohon satu ke pohon lainnya tanpa gangguan. Langkahnya sangat ringan tanpa beban. Dahan yang ia injak bahkan tidak mengeluarkan suara pergerakan.
Yu Xiao berhenti di salah satu batang pohon yang berada tepat di atas kediaman. Dari atas pohon itu dia bisa melihat jelas tata letak struktur bagunan yang ada di bagian dalam. Kediaman itu seperti labirin dengan rak-rak besar berderet memanjang membentuk jalur acak. Ada beberapa jalur yang dapat di lalui namun juga akan berpindah jika salah dalam melangkah. Saat perpindahan gesekan itulah yang mampu mengunci mangsa yang datang tanpa di undang.
Namun ada satu titik kelemahan pada labirin itu. Yaitu ratusan lilin di nyalakan di satu tempat di bagian tengah labirin. Dan ini akan menjadi titik penting bagi Yu Xiao membuka jalur untuk dirinya sendiri. Pematik api di dalam genggaman tangannya di nyalakan lalu di lemparkan pada rak buku bagian terluar.
Wusushhh...
Api menyebar cukup cepat namun tidak bisa di katakan kuat.
"Api... Ada api..." Seorang penjaga berteriak kuat di saat dirinya melihat api yang telah menjalar di permukaan.
"Cepat ambil air."
Semua penjaga berlarian mengambil air yang ada di danau di bagian luar.
Setelah membuat kekacauan itu, Yu Xiao akhirnya memiliki ruang untuk masuk kedalam. Dia melompat dari dahan pohon dan berlari menapaki atap kediaman. Pria itu melompat turun memasuki setiap jalur labirin mencari berkas yang ia inginkan.
Di sisi lain Wan Yurui tetap diam di dalam ruangan kamar menunggu kedatangan Yu Xiao. "Matahari sudah terlihat." Melihat kearah celah kecil yang ada di jendela.
Crieikkk...
Air hangat di dalam teko di tuangkan pada cangkir kosong. Saat cangkir penuh teko di letakkan kembali di meja.
"Yu Xiao. Kamu harus cepat kembali. Entah mengapa perasaanku kurang nyaman." Memainkan cangkir di tangannya. Kepulan asap panas di atas cangkir terlihat sebentar lalu menghilang.
Tokkkk...
Baru saja satu tegukan mengalir di tenggorokannya. Suara ketukan pintu terdengar dari luar. Dia bangkit membuka pintu dengan senyuman.
"Nyonya." Memberikan hormat. "Tuan utama telah menyiapkan kejutan di hari terakhir menginap untuk anda dan suami anda." Seorang pelayan menundukkan kepalanya sembari mengatakan maksud kedatangannya.
"Setelah suamiku bangun kami pasti akan datang," ujar Wan Yurui.
Dua pelayan di depannya saling menatap membuat isyarat yang mungkin sama seperti pemikirannya.
"Karena obat yang kalian masukkan kedalam teh kami berdua. Semalaman suamiku menyiksaku tanpa henti." Sedikit menarik lengan bajunya. Terlihat jelas bekas cengkeraman kuat di kedua pergelangan tangannya. "Sangat memuaskan. Tapi juga melelahkan," ujar Wan Yurui manja. Senyuman tipis di wajahnya menambah kesan menggoda. Tangan lembutnya sesekali membenarkan rambut yang tergerai bebas di lehernya. Tanda kecuman merah ada di beberapa bagian leher halusnya.
Para pelayan melirik sebentar lalu menundukkan kepala mereka kembali. "Jika Nyonya dan Tuan telah siap. Bisa datang di aula utama kediaman."
Wan Yurui mengangguk setuju.
Para pelayan segera pergi.
Pintu di tutup kembali. "Huhhhh..." Menghela lega. "Untung saja aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang."
Lima belas menit yang lalu wanita itu harus melukai dirinya sendiri agar bisa membuat dua cengkraman di pergelangan tangannya. Tanpa bantuan orang lain dia hanya bisa menggunakan tenaga dalamnya menekan kuat pergelangan tangannya bergantian. Namun dengan posisi yang cukup sulit karena tekanan dari orang lain tentu akan berbeda. Di bandingkan tekanan yang di lakukannya sendiri.
Bekas kecupan di beberapa titik lehernya juga di lakukan dengan garukan kuku panjangnya hingga memberikan tanda merah.
Sedangkan di kediaman yang ada di bawah jurang Yu Xiao telah mendapatkan berkas yang ia inginkan.
Bruuukkkakk...
Wushshhhh...
Dengan hanya satu krikil kecil pria itu berhasil menjatuhkan setiap lilin yang ada di sana. Penahan lilin roboh membuat semua lilin berjatuhan dan kebakaran besar tidak bisa di hindari.
Dia berlari keluar dalam kekacauan yang ia buat. Memanfaatkan kelengahan penjagaan sehingga memudahkan dirinya keluar dari kediaman itu tanpa ada orang yang mengetahui keberadaannya.
"Api menyebar kembali. Cepat ambil air."
"Ambil air."
Semua penjaga berlari tidak karuan.
Saat api sudah membesar melahap habis kediaman itu beserta semua barang yang ada di dalamnya. Tuan utama datang menatap tajam penuh kemarahan. "Tidak mungkin kebakaran ini hanya sebuah kebetulan. Periksa semua tempat. Jangan sampai ada yang terlewat. Aku akan menguliti orang yang telah berani menggangu wilayahku."
kenapa jadi begini......😭😭😭😭😭😭