NovelToon NovelToon
Perbatasan Dunia : Hukum Pemburu

Perbatasan Dunia : Hukum Pemburu

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / Kelahiran kembali menjadi kuat / Perperangan / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:844
Nilai: 5
Nama Author: FA Moghago

Langit di seluruh dunia kini hanyalah kanvas retakan. Malam tanpa bintang. Dua puluh tahun yang lalu, peradaban manusia berubah selamanya. Sebuah lubang dari retakan dimensi yang menganga seperti luka di angkasa, memuntahkan makhluk-makhluk dari mimpi buruk.

Mereka datang dari dunia lain, tanpa nama dan tanpa belas kasihan. Mereka menghancurkan gedung pencakar langit, meratakan jalan, dan menyebarkan kepanikan di mana-mana. Separuh populasi musnah, dan peradaban manusia berada di ambang kehancuran total.

Namun, di tengah-tengah keputusasaan itu, harapan muncul. Beberapa manusia, entah bagaimana, mulai bangkit dengan kekuatan luar biasa.Mereka menjadi Pemburu. Dengan kekuatan yang setara dewa, mereka berjuang, jatuh, dan bangkit kembali.

Namun, di balik layar, rumor mulai beredar. Retakan-retakan kecil yang seharusnya stabil mulai menunjukkan tanda-tanda kegelisahan. Seolah-olah mereka adalah mata-mata dari sesuatu yang lebih besar, sesuatu yang sedang menunggu di sisi lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FA Moghago, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20: Teka-Teki di Dunia Baru

Seorang pemburu yang memegang kapak besar berbicara, matanya menatap tajam ke arah Arka. "Sepertinya monster itu punya kemampuan untuk menahan serangan kita."

"Aku merasakan sebuah pelindung tipis," jawab pemburu yang memegang tongkat sihir, "hampir tidak terlihat dan tidak bisa dirasakan. Itu yang menahan semua serangan kita."

"Kalau begitu, apakah monster itu bisa menahan seluruh serangan kita?" ucap pemburu kapak itu, lalu melesat maju diikuti oleh kelima pemburu lainnya, bersiap menyerang Arka.

Sesaat sebelum mereka sampai, Amethys mengangkat tangannya dan menjulurkannya ke depan. Bongkahan kristal kaca raksasa yang bersinar muncul di langit, menutupi seluruh kota. Keenam pemburu itu berhenti mendadak, menatap ke atas dengan raut wajah terkejut dan serius.

"Amethys, tahan dulu," perintah Arka.

Mendengar itu, Amethys menghentikan gerakannya. Arka melangkah maju dengan cepat, mendekati keenam pemburu itu. "Kalau aku ingin menghancurkan kota ini, mudah saja," ucapnya. "Tapi aku bukan monster. Aku sama seperti kalian, seorang manusia. Sebaiknya kalian percaya padaku, atau kota ini akan hancur bersama ribuan penduduk."

Para pemburu terdiam, wajah mereka menunjukkan kebingungan. Akhirnya, pemburu yang memegang pedang menurunkan pedangnya. "Baiklah, kami akan coba percaya," ucapnya. "Tapi kamu akan berada di bawah pengawasan kami. Kami butuh penjelasan kenapa kamu bisa melewati retakan dimensi itu."

Arka mengangguk, menyetujui. Dengan kaku, pemburu yang memegang tongkat sihir berbicara, "Bisa tolong singkirkan benda di atas itu?"

Amethys menarik kembali bongkahan kristal kaca raksasa itu, dan langit kota kembali terlihat.

Di dalam ruang tamu mansion Valerius, suasana kembali diselimuti ketegangan. Valerius, Saintess Amara, Kaelen Reed, dan Ethan Blackwood duduk berhadapan. Valerius memecah keheningan dengan nada serius.

"Saat retakan dimensi hampir menutup," ucap Valerius, "aku melihat sosok mata yang mengintip dari baliknya. Rasanya sangat menekan."

Ketiga orang lainnya memasang wajah serius.

Valerius melanjutkan, "Sepertinya itu tatapan mata yang sama dengan yang terjadi di Indonesia. Menurut laporan, ketika melihat mata itu, rasanya seperti jiwa tertusuk ribuan jarum."

"Sungguh sosok yang menakutkan," bisik Saintess Amara. "Semoga Dewi melindungi kita."

Kaelen menimpali, "Lalu bagaimana? Kita hanya tahu itu sebuah mata dari sosok yang sangat kuat. Kita tidak tahu monster seperti apa itu."

"Untuk sekarang, kita harus memperluas jangkauan cabang pemburu kita di seluruh dunia agar lebih mudah bergerak," jawab Valerius. "Jika saja ada satu negara yang sepenuhnya dikuasai oleh monster yang jauh lebih kuat dari kemarin, maka bencana itu akan merambat ke belahan dunia lain."

Suasana di ruangan itu hening sejenak. Ethan memecah keheningan, "Di wilayahku, Jerman, ada sebuah organisasi yang mendukung kemunculan monster. Sebaiknya kita juga mengurus mereka agar tidak terjadi kekacauan yang lebih besar."

"Wah," Kaelen tertawa sinis, "apa itu organisasi pemburu tersembunyi yang selalu membunuh di area retakan dimensi dan membiarkan monster membuat kekacauan? Sepertinya mereka memiliki seseorang yang kuat karena berani muncul di seluruh dunia."

"Baiklah, itu juga akan masuk ke dalam pengawasan kita," ujar Valerius.

Saintess Amara lalu berbicara, "Aku juga ada hal yang ingin disampaikan." Semua mata tertuju padanya. "Seorang yang mengemban takdir untuk menjadi pedang di barisan terdepan dalam pertempuran dengan monster sedang ditempa di satu tempat. Ketika saatnya tiba, kita harus bergabung dengannya."

Kaelen menyela dengan senyum penasaran. "Orang itu seperti apa dan di mana? Jika hanya ramalan, kita tidak tahu dia akan muncul kapan. Aku juga penasaran apakah dia memang sekuat itu."

Saintess Amara tersenyum lembut. "Nanti, orang yang sudah ditakdirkan itu akan tiba di hadapan kita. Ketika saatnya, kita akan tahu."

Valerius berdiri. "Baiklah, cukup untuk sekarang. Kita mulai persiapan untuk menyatukan aliansi dengan tujuh organisasi pemburu terkuat dunia dan benua. Setelah itu, kita akan bergerak ke tingkat negara."

°°°

Di sebuah gedung kuno modern yang melayang di langit, tempat tinggal enam pemburu terkuat, Arka dan Amethys duduk di sebuah meja bundar. Berhadapan dengan enam sosok tangguh itu, Arka menjelaskan kisahnya.

"Aku berasal dari dunia yang kalian sebut 'bumi'," ucap Arka, suaranya tenang. "Aku memiliki kemampuan untuk melewati retakan dimensi, dan aku pernah terjebak di dunia lain yang juga terbentuk dari kristal."

Ia melanjutkan, menjelaskan bagaimana ia berusaha mencari jalan keluar dari dunia kristal itu, dan secara tidak sengaja tiba di dunia ini. "Aku juga seorang Pemburu, seperti kalian. Aku terjebak di sini saat mencoba mencari jalan pulang."

Keenam pemburu terkuat itu mendengarkan dengan serius, mencoba mencerna cerita Arka yang begitu aneh, namun didukung oleh kekuatan luar biasa yang mereka saksikan sendiri.

"Jadi, retakan dimensi juga terjadi di belahan dunia lain?" tanya Titus, pemburu yang memegang kapak, suaranya dipenuhi keterkejutan.

"Sudah berapa lama retakan dimensi terjadi di bumimu?" tanya Elara, sang pemburu dengan tongkat sihir.

"Sudah dua puluh tahun," jawab Arka.

Mendengar itu, keenam pemburu terkuat itu terdiam, raut wajah mereka menunjukkan keterkejutan yang dalam. "Mustahil..." gumam salah satu dari mereka. Arka pun sama terkejutnya. Ia tidak menyangka bahwa dunia tempat ia berpijak, yang bernama Aerthos, telah bertarung melawan monster retakan dimensi selama seratus tahun, jauh lebih lama dari yang terjadi di Bumi.

Suasana hening, dipenuhi rasa takjub dan kebingungan. Arka menyadari bahwa perbedaan waktu ini mungkin adalah kunci dari segalanya.

Saat semua terdiam, seorang pemburu penyembuh yang memegang buku tebal, Lyra, memecah keheningan. "Melihat semua ini, aku masih belum bisa mempercayaimu sepenuhnya," ucapnya. "Dalam sejarah seratus tahun retakan dimensi di dunia kami, belum pernah ada yang bisa melewati gerbang itu."

Arka menyela, "Bagaimana jika ada, tapi dia terjebak di dunia lain, sama seperti aku? Jika kalian tidak bisa percaya, aku akan menunggu retakan dimensi lain dan segera pergi dari dunia ini."

Mendengar itu, Rion, pemburu yang memegang pedang, berbicara dengan suara yang lebih tenang. "Segala kemungkinan bisa terjadi. Mungkin saja ada seseorang yang bisa melewati retakan dimensi, dan dia bisa melangkah ke dunia lain. Artinya, melalui retakan dimensi, banyak dunia yang terhubung. Entah itu dunia manusia maupun dunia monster."

"Kalau memang banyak dunia manusia dan monster terhubung," sahut Leo, pemburu yang memegang dua belati, dengan nada dingin, "lalu kenapa hanya para monster yang bisa melewati gerbang dimensi? Rasanya seperti mereka sudah dipersiapkan untuk menjajah dunia manusia."

Pernyataan itu membuat semua orang terdiam, termasuk Arka. Pikiran itu mengusik mereka, menimbulkan pertanyaan besar tentang tujuan monster-monster tersebut.

Arka terdiam, pikirannya berputar. Ia mencoba memahami alasan di balik serangan para monster dari retakan dimensi. Di dunia ini, yang sudah berjuang selama 100 tahun, jawabannya masih belum ditemukan. Namun, di balik itu, Arka mengamati kemajuan dunia yang disebut Aerthos ini. Meskipun bangunannya terlihat kuno, semuanya jauh lebih modern. Dengan perpaduan sihir dan teknologi, mereka bisa membuat gedung-gedung melayang dan berkomunikasi dengan cara yang belum pernah ia lihat.

Keenam pemburu terkuat itu akhirnya mencapai kesepakatan. Mereka akan membiarkan Arka tinggal di dunia ini hingga retakan dimensi berikutnya terjadi. Setelah itu, Arka harus pergi. Namun, Arka tidak akan bebas. Dia akan berada di bawah pengawasan penuh mereka, memastikan dia tidak menimbulkan masalah atau bersekutu dengan pihak lain.

1
muhamad andri
Baru baca di noveltoon liat ini penasaran, bagus juga, biasa ada dimashwa korea alus kek gini.
jangan dikasih kendor thor😁🔥
Yusi Yustiani
Baru baca, kebanyakan tema pemburu sama monster dari alam lain itu latar tempatnya dari negara luar. ini keren authornya ngambil dari Indonesia. aplikasi pertarunganya juga enak dibaca, semangat Thor🔥🔥🔥
Yusi Yustiani
Next Thor dipercepat 👌
Nafa Nafila
Keren nih latarnya dari Indonesia.Tentang retakan dimensi sama pemburu monster, nama nama organisasi pemburu nya juga khas banget👏🔥
Nafa Nafila
Ditunggu updatenya Thor 😆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!