🌹🌹🌹🌹
Karena ingin terlepas dari jerat kemiskinan, Sena dan Felli memutuskan untuk menjual kesucianya. Melewati 1 malam penuh Dosa.
"Fel, pokoknya aku mau yang seperti Om Rudi, walaupun sudah tua tapi masih terlihat tampan," pinta Sena sang adik sepupu.
Felli terkekeh.
"Ada yang mau menggunakan jasamu saja sudah untung, hahaha," akhirnya Felli tertawa terbahak.
21+
✍🏻 revisi typo 💕
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MY SUGAR 4 - Sugar Baby
Seketika itu juga tubuh Sena bergetar, bahkan intinya pun ikut berdenyut kala menatap pria dihadapannya ini.
Kilas balik kenangan di malam itu kembali berputar dengan jelas. Saat keduanya saling berbagi peluh dan lenguh.
Wajah tegas itu bahkan tak berubah barang sedikitpun meski waktu telah berlalu, tetap saja terlihat mempesona dan tampan.
"Om Hanan," desis Sena pelan, meyakinkan dirinya sendiri bahwa pria ini benar-benar Hanan. Pria yang sudah membeli kesuciannya satu bulan yang lalu.
"Hai Sensen, kita bertemu lagi," sapa Hanan lalu duduk di sebelah Sena, begitu dekat hingga tubuh keduanya menempel.
Hanan menatap lekat wajah Sena yang nampak begitu gugup, cemas dan takut jadi satu. Bukannya iba, ia justru semakin bersemangat.
"Aku merindukanmu," desis Hanan, nyaris berbisik. berbicara tepat dihadapan bibir Sena, hingga napas hangatnya dapat membelai wajah sang gadis dengan lembut.
Kedua mata Sena membola, apalagi saat Hanan menarik pinggangnya mendekat hingga tubuh keduanya begitu melekat.
Tak puas sampai disitu, bahkan Hanan langsung menyesap bibir Sena tanpa ampun.
Hingga sang empunya tertarik begitu dalam.
Sepersekian detik Sena tak berkutik, namun saat napasnya tersenggal, buru-buru ia mendorong tubuh Hanan.
"OM!" Pekik Sena begitu lega, dengan napas yang terengah.
Tak peduli, Hanan lalu menggerakkan tangannya dan menghapus saliva nya dibibir Sena. Bahkan nampak sedikit darah di bibir itu, hasil gigitannya tadi.
Dengan cepat, Sena menepis.
Lalu terkejut sendiri dengan tindakannya itu.
"Ma-maaf Om, ta-tapi_"
"Tapi apa?" potong Hanan seraya mengikis jarak dan dengan cepat kedua tangan Sena menahan dada yang hampir menghimpitnya.
"Tapi jangan terlalu dekat," pinta Sena yang sudah tak bisa mundur lagi, kini ia bersandar di ujung sofa dengan Hanan setengah menindih tubuhnya.
"Kenapa? bahkan kita sudah menyatu, seperti ini."
Lagi, Hanan menyesap bibir itu. Menjiilati bekas gigitannya tadi agar tidak mengeluarkan darah.
Meronta, namun tak menghasilkan apa-apa, Sena hanya bisa terdiam. Sampai pria ini berhenti dengan sendirinya.
"Kenapa menangis?" tanya Hanan, saat dilihatnya ada air mata yang mengalir di sudut mata Sena.
Sesenggukan, tapi Sena tak bisa menjawab apa-apa. Sadar, jika dihadapan pria ini ia sudah tak punya harga diri. Selamanya, ia akan di cap sebagai wanita pemuas nafsu.
"Berhenti menangis, apa aku menyakitimu? apa bibirmu sakit?" tanya Hanan cemas dan Sena menggeleng.
Dimana ibu Yoana, kenapa tidak kesini-sini. Batin Sena yang ingin segera pergi dari ruangan itu. Jika Yoana datang, pastilah Hanan akan melepaskan dirinya, pikir Sena yakin.
"Sini," ucap Hanan lalu menarik tubuh Sena agar duduk di pangkuannya.
"Jangan Om, aku disini untuk bekerja jadi karyawan, bukan pelac_"
"Diam!" titah Hanan dan Sena langsung terdiam, mengulum bibirnya agar tak kembali bersuara.
"Aku juga bekerja disini dan aku tidak menjadikanmu sebagai wanita bayaran,"
"Oh!" jawab Sena singkat.
"Kalau begitu, turunkan aku, nanti ibu Yoana akan datang ke ruangan ini. Aku tidak mau ibu Yoana melihatku dalam keadaan seperti ini," timpal Sena lagi dengan wajah memelas.
Keadaan duduk di atas pangkuan seorang pria.
"Jadi ibu Yoana itu atasanmu?" tanya Hanan dan Sena mengangguk.
Tapi Yoana itu bawahanku, batin Hanan lalu tersenyum kecil.
"Tinggallah bersamaku selama bekerja disini," ajak Hanan dan Sena langsung menggeleng.
"Tidak Om, aku sudah mendapatkan tempat tinggal. Aku juga tidak tinggal sendiri, aku bersama sepupuku," jawab Sena cepat, tanpa sadar kedua tangannya menggantung di leher Hanan.
Melihat tingkah itu, Hanan tersenyum kecil. Sangat kecil sampai Sena pun tidak menyadarinya.
"Baiklah, kalau begitu berikan alamat tempat tinggal mu. Aku akan sering berkunjung,"
Wajah Sena langsung berubah muram, bahkan kedua tangannya yang menggantung luruh dengan lemas sampai di pangkuannya sendiri.
Sena tidak sadar, jika kelakuannya itu sama seperti sedang membelai. Hingga Hanan di buatnya meremang.
"Untuk apa kita bertemu? kita kan sudah tidak ada urusan lagi," desis Sena dengan menunduk, memilin milin jemarinya sendiri.
Bingung mencari alasan, agar bisa terlepas.
Saat datang ke Jakarta, Sena selalu berdoa di dalam hatinya agar tidak bertemu dengan Hanan. Tapi seolah Tuhan begitu membencinya, di hari pertamanya menginjakkan kaki di kota ini, ia langsung bertemu dengan Hanan.
"Bukannya sekarang kita rekan kerja? jadi wajar saja kalau kita sering bertemu, iya kan?" bujuk Hanan dengan hati-hati.
Dan Sena tak punya alasan lagi.
Keduanya terdiam, hingga terdengar suara langkah seseorang yang mendekat. Sena yakin itu adalah Yoana, maka buru-buru ia turun.
Namun tak disangkanya, bukannya menginjak lantai, kakinya malah melayang. Hanan, mengangkat tubuh kecil Sena dan dibawanya masuk ke dalam kamar mandi ruangan itu.
Sena terkejut, namun tak bisa buka suara saat Hanan memberinya kode untuk diam.
Dan disinilah kini keduanya bersembunyi, di dalam kamar mandi.
"Dimana Sena?" ucap Yoana yang masih didengar oleh kedua orang itu.
Sena mendadak cemas, merutuki tindakan Hanan yang mengajaknya untuk bersembunyi.
"Kenapa malah sembunyi, kan jadi bingung kalau gini," bisik Sena, ia mencubit-cubit lengan Hanan merasa kesal.
Bukannya kesakitan, Hanan malah mengulum senyum.
"Ibu Yoana itu sangat galak, aku yakin dia akan marah jika melihat kita berdua-duaan," jawab Hanan dengan berbisik pula, tepat ditelinga Sena hingga membuatnya merinding, geli.
"Tapi sepertinya ibu Yoana orang yang baik," sanggah Sena berbisik pula di telinga Hanan.
"Aku lebih tahu, ibu Yoana itu juga atasanku," desis Hanan.
Namun saat Sena hendak berbisik pula, Hanan malah memutar wajahnya. Bukannya bertemu telinga, bibir Sena malah menempel pada bibir Hanan. Sentuhan kecil yang membuat keduanya menegang dan tubuh yang mendadak panas, apalagi saat berada di ruangan yang dingin seperti ini.
"Kamu menggodaku?" tanya Hanan dan kedua mata Sena langsung membola.
Tidak tidak! bukan seperti itu! batinnya berteriak.
Namun lidahnya kelu, walau hanya mengucap sepatah katapun. Apalagi saat Hanan menatapnya dengan begitu lekat, lengkap dengan deru napas yang begitu hangat.
Seperti terhipnotis, Sena membuka mulutnya saat Hanan kembali mengikis jarak. Membiarkan pria ini kembali menyentuhi tubuhnya.
Diluar kendalinya, Sena kali ini menikmati tiap sentuhan yang diberikan Hanan. Rasa yang dulu pernah dicicipinya, kini terulang lagi.
Benar kata orang, jangan coba-coba dengan hubungan intim sebelum menikah. Karena kalau sudah tahu rasanya, kita tidak akan bisa berhenti.
"Jadilah sugar babyku, Sen," tawar Hanan setelah melepas pagutannya.
Sena bergeming dengan napas yang memburu.
"Sugar baby?" Sena membeo, mengulang ucapan Hanan.
"Ya," balas Hanan singkat lalu turun menyesapi leher sang wanita. Wanita yang sudah dianggap menjadi miliknya.
"Sugar baby itu apa?" tanya Sena yang terdengar mendesah.
Mendengar itu, Hanan terkekeh, lalu menarik wajahnya yang bersarang di tengkuk Sena.
"Teman kencan, kamu menemaniku tiap aku kesepian dan aku akan membayar atas waktumu itu,"
"Apa harus berhubungan badan?" tanya Sena menyelidik dan Hanan menggeleng.
"Aku tidak akan melakukannya tanpa persetujuan mu,"
"Bagaimana?" tanya Hanan lagi dengan mengeratkan dekapannya.
Sejenak, Sena berpikir. Mungkin tidak ada salahnya ia menjadi sugar baby Hanan. Hanan adalah pria yang sudah mengambil kesuciannya. Rasanya, hanya dengan Hanan lah ia bisa percaya.
Teman kencan dan mendapatkan uang. Batin Sena lalu mengangguk kecil.
Dan Hanan tersenyum lebar.
pdhl.mau baca gmn respon sanaf manta istrinya nikah lagi..sama.brondong pula😌
bonchap dong🤧
lagiam lu ngaku nadia ttp jadi istri lu karma 15 thn kemudian lu udah tuirr, miskin lagi. cw mana yg mau😏