Seorang Aktor papan atas berusia 30 tahun. karirnya benar-benar sempurna dalam dunia entertainment. Ketampanan dan ketenarannya juga selalu dia manfaatkan dengan menjalin hubungan bersama banyak wanita.
Hubungan seksual jangan ditanya lagi. Dirgayantara yang memang seorang pemain. Tidak jarang dia menciptakan skandal huru-hara. Tetapi namanya tetap baik karena bantuan manajernya Valery Anastasya yang selama ini berada di sampingnya yang selalu mengurus pekerjaan Dirga.
Hubungan mereka bisa dikatakan tidak cukup baik. Valery banyak mengurus artis-artis, tetapi sikapnya sedikit berbeda kepada Dirga. Dirga merupakan anak dari pendiri perusahaan entertainment yang dinaungi Valery. Seharusnya sikap Valery harus jauh lebih baik kepada Dirga tetapi nyatanya berbanding terbalik yang mereka berdua kerap kali bertengkar.
Sampai akhirnya keduanya terjerat jalinan terlarang yang seharusnya profesional menjadi penuh drama.
Bagaimana kelanjutan tentang hubungan aktris dengan manajer tersebut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonecis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 30 Cemburu.
Jensen sedang melap wajah Dirga saat berada di lokasi syuting.
"Bos, bagaimana rasanya syuting dengan orang yang tidak disukai?" tanya Jensen.
"Siapa maksud kamu, Darren?" tebak Dirga yang sudah bisa menduga siapa laki-laki yang dimaksud oleh asistennya itu.
"Bukankah ini menjadi salah satu alasan Bos menolak kontrak kerjasama untuk film the Raid. Karena adanya ketidaknyamanan bersama salah satu pemain," ucap Jensen.
"Iya," jawab Dirga.
"Tetapi Valery harus memaksa bos dan akhirnya mau tidak mau film ini dilaksanakan. Sebenarnya saya juga kasihan dengan Bos, Saya tahu Bos itu melakukan pekerjaan yang paling utama adalah kenyamanan," ucap Jensen.
"Valery ternyata melakukan semua itu bukan hanya karena uang, tetapi ada seorang ibu yang harus dia biayai dan biaya tidak sedikit. Valery membujukku mati-matian dan rela memberikan harga diri bukan karena hanya semata-mata materi. Dirga mengapa kau sebodoh ini dan harus mengetahui hal ini saat ini juga. Bisa-bisanya kau melakukan semua itu kepadanya," batin Dirga lagi-lagi menyesal karena telah berburuk sangka kepada Valery.
Walau dipenuhi dengan penyesalan tetapi sampai saat ini dia tidak meminta maaf kepada Valery.
"Tetapi orang itu cukup akrab dengan Valery," ucap Jensen tiba-tiba membuat Dirga mengerutkan dahi dan melihat ke arah mata Jensen ternyata Valery.
Entah sejak kapan berada di sana yang sekarang terlihat berbicara berduaan dengan Darren dan bahkan mereka berdua terlihat akrab dengan senyum-senyum.
"Apa yang mereka bicarakan sampai asyik sendiri seperti itu?" tanya Dirga tiba-tiba saja kesal.
"Mana aku tahu, bukankah Valery orangnya memang cepat berbaur dan selalu dekat dengan siapapun, termasuk dengan orang baru, yang punya masalah itu adalah Bos dengan dia tetapi bukan dengan manajer," ucap Jensen.
"Tetapi tetap saja aku risih melihatnya," ucap Dirga tampak begitu kesal.
Valery menoleh ke arah Dirga dan merasa sudah terlalu lama mengobrol dengan pria tersebut membuat Valery pamitan dan kemudian menghampiri Dirga. Dirga langsung mengambil ponselnya dan terlihat begitu cuek.
"Bagaimana syuting hari ini apa berjalan dengan lancar?" tanya Valery.
"Kamu tumben sekali kalau kasih syuting, kamu hanya ingin bertanya tentang keadaanku atau ada sesuatu yang membuat kamu sengaja datang ke lokasi syuting?" tanya Dirga membuat Valery mengerutkan dahi mendengar pernyataan yang cukup aneh itu.
"Apa maksudnya? Memang salah jika aku datang ke lokasi dan bukankah biasanya aku juga beberapa kali sering datang untuk memastikan keadaan?" tanya Valery.
"Sudahlah, aku mau makan Jensen belikan aku makanan," ucap Dirga tampak begitu kesal dan langsung berdiri dari tempat duduknya.
Dirga berjalan menuju mobilnya, mobil mewah Dirga yang selalu dibawa ke lokasi syuting memang adalah rumah kedua untuknya, sehingga mobil itu didesain senyaman mungkin seperti rumah berjalan. Dari pada Dirga tidur di bawah pohon panas-panasan dan lebih baik berada di dalam mobilnya.
"Ada apa dengannya? Apa moodnya kembali berantakan sehingga sifatnya seperti itu?" tanya Valery.
"Entahlah," jawab Jansen dengan mengangkat kedua bahunya.
"Aku akan membeli makanan dulu untuknya," ucap Jensen.
"Kamu akan membeli makanan apa untuknya?" tanya Valery.
"Apalagi jika bukan mie yang harus dimakan panas-panas seperti ini," jawab Jensen sudah tahu apa yang diinginkan atasannya itu.
"Kalau begitu tidak perlu membelinya, aku akan membuatkan untuknya," ucap Valery langsung bertindak dan menyusul Dirga memasuki mobil tersebut.
Dirga sudah tidak semangat dan terlihat membaringkan diri.
"Aku mau istirahat dan sebaiknya kamu keluar saja," ucap Dirga.
"Aku akan memaksakan mie untuk kamu," ucap Valery langsung beralih ke dapur mini tersebut.
"Aku menyuruh Jensen untuk membelinya dan kamu tidak perlu membuatkannya. Kamu sebaiknya kembali saja ke kantor dan urus artis lain," ucap Dirga tiba-tiba saja menjadi begitu kesal kepada Valery.
Valery tidak menanggapi dan tetap melanjutkan membuatkan mie tersebut. Hal itu memang sering dia lakukan dan jika melayani Dirga untuk berdebat maka tidak akan ada selesainya dan lebih baik dia membuat saja. Dirga menghela nafas dan kemudian duduk.
"Valery kau mengetahui bagaimana hubunganku dengan Darren, ada perselisihan di antara kami berdua dan jelas-jelas dia yang salah. Hubungan itu tidak bisa diperbaiki meski sudah begitu lama. Tetapi kau seperti sengaja akrab dengannya dan membuatku sangat kesal," ucap Dirga secara jujur menyampaikan apa yang membuat mood-nya berantakan.
"Dirga yang punya masalah itu kalian berdua dan aku tidak. Aku hanya membangun komunikasi dengan beberapa artis, walau artis itu bukan dari naungan ku," jawab Valery sembari melanjutkan pekerjaannya.
"Tetapi aku benar-benar tidak suka melihatnya," ucap Dirga penuh dengan penegasan.
"Tetapi bukankah segala sesuatu hal apa yang tidak kamu sukai dan aku harus ikut tidak menyukainya. Dirga aku tidak pernah berpihak kepada siapapun, aku rasa tidak ada yang salah jika hanya sekedar bersamaan dengan siapapun dan meski itu adalah musuh kamu atau tidak dekat dengan kamu," ucap Valery.
Dirga menghela nafas kemudian berdiri dari tempat duduknya dan Valery merasakan ada sesuatu yang menghimpit tubuhnya membuatnya membalikkan tubuh dan yang benar saja Dirga sudah berada di depannya dengan sangat dekat dan bahkan sampai tubuh Valery begitu terhimpit.
"Apa kali ini saja kamu tidak bisa mendengarkanku. Aku tidak menyukainya dan artinya apa yang tidak aku sukai, kamu juga bisa memakluminya. Aku tidak suka melihatmu berbicara terlalu akrab dengannya!" tegas Dirga.
Valery benar-benar bingung dengan sikap Dirga yang sangat serius, padahal sebelumnya dia juga sering bertegur sapa dengan Darren dan Dirga tidak pernah mempermasalahkan hal itu bahkan mereka juga tidak akan membahas salah lah seperti itu.
Jarak mereka berdua benar-benar sangat intens, Valery sampai tidak bisa berkata-kata penuh kebingungan melihat Dirga begitu posesif kepadanya.
Wajah tampan itu bahkan sampai memerah benar-benar sangat marah dan tiba-tiba mata Dirga tertuju pada bibir ranum milik Valery.
Hal itu membuat Valery kesulitan menelan ludahnya, dia bahkan mendadak menjadi patung dan bukannya mendorong Dirga yang detik-detik ingin menyatukan bibir tersebut.
"Bos!" hampir saja tertempel jika bukan Jansen memanggil dengan suara yang cukup keras dan membuat Dirga menjauh dengan keduanya yang akhirnya sama-sama salah tingkah.
Tetapi raut wajah Dirga tampak begitu kesal yang diganggu oleh Jensen dan untung saja dia sudah menjauh barulah Jensen memasuki mobil tersebut.
Sementara Valery langsung kembali berbalik badan dan melanjutkan pekerjaan. Valery beberapa kali mengatur nafasnya dengan memegang dadanya yang tidak menyangka jantungnya berdebar begitu kencang. dia benar-benar tidak mengerti dengan situasi yang dihadapi.
"Ada apa? ini bukan hutan dan seharusnya tidak berteriak-teriak tidak jelas seperti itu!" tegas Dirga kesal dengan Jensen dan bukan karena suara teriakannya, tetapi justru karena sudah mengganggu momen yang sangat langka di antara mereka berdua.
"Hanya ingin mengatakan bahwa aku tidak jadi membeli makanan, karena Valery yang akan menyiapkan makanannya," jawab Jensen.
"Hanya mengatakan seperti itu saja dan kamu harus datang kemari. Kau bener-bener terkadang tidak pernah berubah," Dirga semakin kesal dan Jensen garuk-garuk kepala menghadapi majikannya itu benar-benar memiliki mood yang berantakan.
"Iya-iya maaf," ucap Jensen yang takut disembur dan lebih baik minta maaf.
Bersambung ......