NovelToon NovelToon
BAYANG MASA LALU KELUARGA

BAYANG MASA LALU KELUARGA

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: biancacaca

Najla anerka ariyani arutama
Nama dia memang bukan nama terpanjang di dunia tapi nama dia terpanjang di keluarga dia
Memiliki 4 saudara laki laki kandung dan 3 saudara sepupu dan kalian tau mereka semua laki laki dan ya mereka sangat overprotektif akhh ingin sekali menukar merek semua

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon biancacaca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PART 30

Arlen menatap rak-rak tua, mata tajamnya berhenti di satu pintu kecil di pojok ruangan. Tidak ada engsel yang terlihat, tapi garis kayu dan noda debu mengisyaratkan ada sesuatu di baliknya.

> “Ini…” katanya pelan.

Najla melangkah mendekat, napas tertahan:

“Seperti ruang bawah tanah lain? Atau… lemari?”

Darren sudah menyiapkan senter tambahan, Kenzi memegang lampu kepala, dan Kaelan menggenggam kunci logam tua dari kotak sebelumnya.

Arlen menempelkan kunci itu ke lubang kecil, dan perlahan memutar. Klik terdengar, dan pintu tua itu terbuka sedikit, menimbulkan aroma lembab yang kuat—bau yang hanya bisa ditemui di tempat yang jarang disentuh selama puluhan tahun.

Mereka melangkah masuk. Di dalam… ruangan sempit tapi tinggi, penuh rak besi yang menggantung di dinding. Di setiap rak, ada kotak, dokumen, dan benda-benda yang tampak biasa—tapi aura yang terpancar membuat semua orang merasa tegang.

Najla mengambil satu kotak, membuka perlahan. Isinya: foto-foto lama keluarga, sebagian terlihat bahagia, sebagian diambil dengan ekspresi tegang, seolah menyimpan rahasia yang tidak boleh dibicarakan.

Kaelan menatap sebuah foto, bibirnya terkumat:

> “Ini… masa kecil kita? Tapi ada seseorang yang… hilang.”

Darren menemukan gulungan surat tua lain. Ia membukanya, membaca beberapa baris:

"Kita semua membuat kesalahan. Beberapa kita bayar dengan kehilangan, beberapa dengan penantian. Kalian… anak-anak, harus siap menghadapi bayangan yang tak pernah pergi."

Kenzi menelan ludah, menatap Arlen:

> “Bayangan… itu maksudnya orang-orang yang hilang? Atau… hal lain?”

Arlen menatap sekeliling, wajahnya serius:

> “Ini lebih dari sekadar orang yang hilang. Ini tentang keputusan keluarga kita, kesalahan yang diwariskan, dan rahasia yang sengaja disembunyikan agar kita tetap aman… tapi juga membuat kita buta.”

Najla memegang pita merah yang tadi dibawanya, menatap simbol itu di bawah cahaya senter.

> “Semua benda ini… seperti petunjuk. Kayak mereka sengaja ninggalin jejak.”

Darren membuka salah satu kotak logam, dan di dalamnya ada sebuah kotak kayu kecil dengan ukiran lambang keluarga. Di dalam kotak itu: sebuah medali, gelang, dan sebuah dokumen tipis yang tampak penting.

Arlen mengambil dokumen itu, membaca beberapa kalimat:

"Yang menemukan ini adalah pewaris kebenaran. Semua yang kalian tahu tentang keluarga ini hanyalah permukaan. Ada yang masih hidup, ada yang tidak… dan yang tidak terlihat, mungkin sedang mengamati."

Kenzi menatap semua orang, setengah takut, setengah penasaran:

> “Jadi… ada yang masih ngawasin kita sampai sekarang?”

Kaelan mengangguk pelan:

> “Dan sepertinya bukan cuma untuk melihat. Mereka ingin kita mengerti… atau siap menghadapi sesuatu yang lebih besar.”

Najla menatap foto-foto lagi, lalu berkata lirih:

> “Kita nggak hanya menelusuri rumah lama. Kita menelusuri keputusan dan rahasia keluarga sendiri.”

Arlen menutup dokumen perlahan, menatap timnya satu per satu:

> “Oke. Kita sudah tahu. Ini bukan lagi soal mencari jawaban biasa. Ini soal menghadapi bayangan masa lalu, memahami keputusan yang diwariskan, dan bersiap menghadapi siapa atau apa yang masih menunggu kita.”

Darren menaruh kotak kembali ke rak, tapi matanya tetap waspada:

> “Kalau yang menunggu kita itu nyata… kita harus siap, bukan cuma mental, tapi juga strategi.”

Kenzi tersenyum tipis, tapi tegang:

> “Kalau kita berhasil melewati ini bareng-bareng, gak ada rahasia yang bisa bikin kita takut lagi.”

Najla mengangguk, menatap semua orang:

> “Dan kali ini… kita hadapi semuanya sebagai satu tim. Rumah kita, keluarga kita, rahasia kita… semua harus jelas.”

Arlen menyalakan senter ke seluruh ruangan lagi, menatap rak-rak penuh rahasia:

> “Setiap benda, setiap simbol, setiap dokumen… sekarang milik kita untuk dipahami. Dan dari sini, kita mulai menulis bab baru. Bab di mana kita tidak lagi hanya jadi penonton.”

1
아미 😼💜
semangat update nya thor
Freyaaaa
🤩🤩🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!