NovelToon NovelToon
Still Loner

Still Loner

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Spiritual / Reinkarnasi / Mengubah Takdir
Popularitas:99
Nilai: 5
Nama Author: Amigo Santos

(WARNING! banyak **** ***** dan tindakan yang buruk. Harap bijak dalam memilih bacaan dan abaikan buku ini jika membuat pembaca tidak nyaman.) Akira Kei, seorang bocah SMA yang yatim-piatu yang awalnya hidup dengan tenang dan normal. Dia hidup sendirian di apartemen setelah ibunya meninggal saat dirinya baru masuk SMA. Dan impiannya? Dia hanya ingin hidup damai dan tenang, meksipun itu artinya hidup sendirian. Tapi sepertinya takdir berkata lain, sehingga kehidupan Akira Kei berubah 180°. Apa Akira Kei bisa mewujudkan impiannya itu? Atau tidak?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amigo Santos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kini mereka sudah sampai di atas sebuah gedung tempat di mana yang lainnya berkumpul. Mereka memperhatikan Sebastian yang menggendong Kei di punggungnya dengan heran, dan saat mereka mengalihkan pandangannya ke arah Yuna dan Wilona, mereka berdua hanya menggelengkan kepalanya pelan yang berarti mereka juga tidak tahu.

“Apa yang terjadi kepadanya?” tanya Natasha sambil memperhatikan Sebastian menurunkan Kei dari punggungnya dan membaringkannya di lantai.

“Aku tidak tau. Saat aku bersama Yuna dan Wilona sampai di sana kondisi Kei sudah begini, apalagi tadi ada genangan darah yang cukup banyak disekitar Kei.” Jawab Sebastian sambil memperhatikan Kei sekali lagi, memastikan tidak ada luka sama sekali.

Mendengar penjelasan Sebastian, mereka semua hanya mengangguk pelan meski mereka memilik banyak pertanyaan di kepala mereka, mereka memilih menahannya karena mereka harus fokus dengan sekumpulan monster yang berkumpul di sekitar portal yang mereka perhatikan sekarang.

“Kita tanyakan saja nanti, sekarang kita fokus saja ke portal besar itu dan sekmpulan monster yang ada di sekitar portalnya.” Ujar Sebastian sambil berjalan menghampiri yang lainnya dan menatap portal beserta sekumpulan monster yang ada di sekitar portal tersebut.

Mereka kemudian berdiri berdampingan sementara Amy dan Arieyana berada di belakang untuk memberikan sihir support.

“Baiklah… Rian dan Natasha, kalian buat sebuah celah di antara para monster itu di tengah, kalian bisa menggunakan sihir api maupun tanah. Dan Ellen, bersiaplah untuk muncul di celah yang dibuat oleh Rian dan Natasha.” Ujar Sebastian kepada Rian dan Natasha serta kepada Ellen.

“Baik!” jawab ketiganya dengan lantang.

Dengan itu, Rian dan Natasha mulai fokus ke arah kerumunan monster itu dan memilih celah yang cocok untuk Ellen.

“Baiklah… ini dia,” ucap Rian sambil mengangkat tangan kanannya ke atas, “Hujan Meteor.” Imbuhnya sambil mengibaskan tangannya ke bawah.

Dari langit, muncul beberapa meteor dengan ukuran yang tidak terlalu besat tapi juga tidak terlalu kecil. Meteor itu mendarat di kerumunan monster dan membuat beberapa monster mati dan juga membuat celah di kerumunan monster itu.

“Aku ga dulu deh, nanti aja.” Ucap Natasha yang menolak membuat celah di sekumpulan monster itu.

Sebastian hanya mengangguk ke arah Natasha sebelum menoleh ke arah Ellen dan mengangguk mantap. Ellen langsung menghilang dari sana dan muncul di titik bekas meteor dari sihir Rian, dan di sana Ellen menempelkan sebuah kertas dengan lingkaran dan huruf-huruf yang susah untuk di pahami.

Ellen kembali muncul di atas gedung, tempat di mana teman-temannya menunggu setelah dirinya selesai menempelkan kertas tadi.

“Baiklah, Arieyana, kau bisa mengaktifkannya sekarang.” Ucap Sebastian kepada Arieyana yang ada di belakang.

“Baik!” ucap Arieyana sebelum menyatukan kedua telapak tangannya sambil memejamkan matanya.

Beberapa saat kemudian, telapak tangan Arieyana yang menyatu bersinar, bersamaan dengan kertas yang di tempelkan oleh Ellen tadi. Tubuh Sebastian, Alaric, Marta, Ellen, dan Davin pun bersinar sebelum menghilang dari sana dan muncul di lokasi kertas tadi.

Ternyata kertas tadi adalah kertas teleportasi yang di buat oleh Arieyana menggunakan sihir cahaya.

Dan Davin adalah murid dari Akademi KronoGenesis, dan dirinya sama seperti Sebastian, Ellen, Marta serta Alaric yang memiliki Solus Seed tapi tidak bisa menggunakan sihir. Sebagai gantinya Davin mahir menggunakan kapak perang, dan dirinya juga mempunyai tato berbentuk kapak di punggung tangannya yang berwarna merah.

Sebastian langsung menebaskan pedangnya secara horizontal ke arah monster yang ada di sekelilingnya dan monster yang terkena tebasan pedang Sebastian langsung terbelah secara horizontal pula. Selanjutnya Sebastian menebas secara miring, hingga seterusnya begitu sampai monster di sekelilingnya berkurang drastis.

Untuk Alaric, muncul sembilan tombak di punggungnya yang secara otomatis bergerak untuk menebas dan menusuk monster, sekaligus melindungi sisi belakang Alaric di saat dirinya fokus dengan monster di depannya.

Sedangkan Davin, dirinya memukul tanah dengan kapaknya hingga memunculkan gelombang kejut yang membuat monster didekatnya hancur dan terpental cukup jauh. Davin juga mengapak kepala monster hingga terbelah menjadi dua.

Kalau Ellen, dia muncul di punggung monster dan merobek leher monster hingga monster itu mati sebelum menghilang dan muncul di monster lainnya dan melakukan hal yang sama. Kalau monsternya terlalu besar untuk di robek lehernya, Ellen akan menusuk dada tempat di mana jantung atau inti monster tersebut berada dengan kedua belatinya.

Kalau Marta… dia langsung di teleport kembali oleh Arieyana karena tidak cocok untuk pertempuran jarak dekat. Jadilah dirinya sekarang memanah monster itu dari atas gedung yang jaraknya tak cukup jauh dari sekumpulan monster yang dia incar. Setiap panah yang dia lepaskan langsung mengenai kepala atau dada monster tersebut yang membuat monster yang Marta panah langsung mati.

Di sisi lain, para penyihir fokus mengurangi jumlah monster dengan menembakkan sihir secara berulang-ulang sampai langit gelap saat itu berubah warna menjadi sedikit terang karena cahaya sihir yang sangat amat cerah.

Di saat jumlah monster mulai berkurang semakin drastis, Arieyana langsung men-teleport kembali Sebastian, Alaric, Davin, dan Ellen ke gedung tempatnya berada.

“Kau bisa melakukannya sekarang, Natasha.” Ucap Sebastian kepada Natasha.

Mendengar itu, Natasha langsung tersenyum penuh arti sebelum tubuhnya melayang ke atas secara perlahan, kemudian mengangkat kedua tangannya ke atas. Di saat yang sama, tato berbentuk matahari di punggung tangan kanan Natasha bersinar dengan terang.

“Ini yang aku tunggu-tunggu… Zhal’kora!!”

Setelah mengatakan mantra tersebut, muncullah empat lingkaran sihir raksasa di langit yang memiliki warna berbeda sesuai dengan elemen sihir yang dimunculkan. Pusaran air yang muncul dari lingkaran sihir raksasa berwarna biru langsung membuat para monster terpental dan tersedot ke atas, sama seperti pusaran angin yang muncul dari lingkaran sihir raksasa berwarna hijau terang. Sedangkan lingkaran sihir raksasa dari elemen api yang berwarna oranye memunculkan hujan meteor dengan api berwarna merah yang membuat monster yang terkena langsung tergeprek dan terpental cukup jauh, sama seperti hujan batu raksasa dari lingkaran sihir raksasa berwarna coklat muda.

Sihir yang dikeluarkan Natasha benar-benar dahsyat sampai membuat teman-temannya fokus memperhatikan bagaimana sihir itu membunuh banyak monster yang ada. Bahkan ada yang bergidik ngeri ketika melihat sihir pamungkas milik Natasha itu.

Berbeda dengan yang lain, Yuna dan Wilona malah fokus dengan keadaan Kei yang masih belum sadarkan diri. Bahkan sampai sihir Natasha selesai dan semua monster sudah dibasmi pun Kei masih belum menunjukkan tanda-tanda kesadaran.

‘Sebenarnya apa yang terjadi padamu, Kei…’ ucap Yuna lirih sambil menggenggam tangan kanan Kei dengan cukup erat.

Tepat saat itu, portal raksasa sudah berhasil ditutup oleh Sebastian dkk, dan perlahan langit yang gelap kembali seperti semula.

“Kei masih belum sadar?” tanya Rian setelah dirinya kembali bersama yang lain ke gedung dimana Kei berbaring tak sadarkan diri.

Mendengar itu, Yuna dan Wilona kompak menggelengkan kepala dengan lemah.

Sebastian pun menghela nafas pelan sebelum berjalan menghampiri Yuna yang duduk di samping Kei dan menepuk pundaknya pelan, “ayo kita kembali dulu… kita bisa merawatnya di sana.”

Yuna hanya mengangguk dan membiarkan Sebastian menggendong Kei di punggungnya untuk membawanya kembali ke markas The Shatter dengan diikuti oleh yang lain.

Sementara itu di dalam batin Kei, terlihat Kei sedang terikat rantai dengan keadaan tak sadarkan diri sementara di sekelilingnya hanya ada kegelapan… dan kegelapan.

1
ciara_UwU
Ngga bosen-bosen!
~abril(。・ω・。)ノ♡
Tidak sabar untuk kelanjutannya!
Thảo nguyên đỏ
Ceritanya bikin nagih dan gak bisa berhenti baca.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!