7 tahun bertahan, lalu ditinggal tanpa alasan. Hanna pikir, cinta sudah cukup menyakitkan untuk dicoba lagi dan mungkin sudah saatnya ia memilih dirinya sendiri.
Namun jika bukan karena cinta yang pergi tanpa pamit itu.. mungkin dia tidak akan bertemu dengan dr. Hendra.
Sayangnya, dr. Hendra seperti mustahil untuk digapai, meski setiap hari mereka berada di bawah atap yang sama.
Kali ini, akankah Hanna kembali memilih dirinya sendiri? Entahlah..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon deborah_mae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HARI TERAKHIR DR. ARGA
Hari untuk mengunjungi klinik kebun pun tiba.
Hanna dan tim nya berangkat bersama dokter baru yang akan bertugas di klinik kebun bersama stok obat dan alat kesehatan yang telah di pesan oleh dr. Arga.
Saat tiba disana, Andre langsung melakukan stock opname karena mereka tidak bisa berlama-lama di kebun.
"Nah.. Gini kan enak, stok nya aman.."
Hanna langsung lega mendengar ucapan Andre "Berarti udah bisa pulang dong, Ndre?"
"Sabar.. kita kudu cek surat serah terima dr. Arga sama dr. Vincent, kak."
Saat Andre sedang melakukan stock opname, dr. Arga sudah selesai berkemas untuk kembali ke Rumah Sakit Graha Sehat.
Tiga jam kemudian, mereka sudah selesai melakukan kegiatan audit singkat. Saatnya untuk segera kembali sebelum malam tiba karena saat itu Andre dan Hanna tiba tanpa diantar supir rumah sakit melainkan disupiri oleh Andre sendiri.
Ketika hendak bersiap untuk pulang, Hanna ragu untuk ikut bersama Andre. Dia merasa tidak enak dan tidak nyaman karena Andre sudah memiliki istri tapi dia bingung harus pulang dengan siapa.
Hanna pun semakin segan kepada Andre "Ndre, jujur aku segan berangkat sama kamu."
"Lho, kenapa kak? Biasa aja keleus" Candra Andre.
"Nggak enak sama istrimu. Masa aku pulang berduaan sama suami orang?"
Andre dan dr. Arga tertawa mendengar omongan Hanna.
Tahu jika Hanna merasa tidak nyaman jika pulang bersama Andre, dr. Arga menawarkan agar pulang bersamanya dengan sedikit candaan "Yaudah, kalo pulang sama aku mau, nggak? Aku single nih, hahaha"
Hanna hanya tertawa canggung. Namun entah mengapa dr. Arga justru seperti peka bahwa Hanna tidak ingin ditanya lagi dan langsung saja membawanya pulang.
Dengan inisiatifnya, dr. Arga langsung membawa barang-barang Hanna masuk ke mobilnya.
"Yuk, aku maksa nih" canda dr. Arga
Hanna tersenyum geli melihat tingkah dr. Arga.
Setelah mereka memastikan bahwa semua sudah aman dan urusan di klinik sudah rampung semua, akhirnya mereka pun kembali pulang.
Di perjalanannya bersama dr. Arga, Hanna hanya diam. Tidak berbicara sedikit pun. Dia terlihat sangat lelah.
"Kalo ngantuk, tidur aja Han. Aku masih inget kok jalan ke rumahmu" dr. Arga tetap menatap Hanna dengan lembut.
Dengan berhati-hati dr. Arga mengendarai mobilnya agar Hanna merasa aman dan nyaman saat bersama dia.
Sekalipun Hanna sedang mengantuk, namun kepala Hanna tiba-tiba teringat akan sesuatu untuk ditanyakan kepada dr. Arga.
"Dok.. Hanna boleh nanya nggak?"
Dengan tetap fokus berkendara, dr. Arga menjawab "Boleh.. Mau nanya apa?"
"Berarti kedepannya dokter Arga sepenuhnya tugas di Rumah Sakit Graha Sehat ya, dok?"
dr. Arga terdiam sejenak. Ia seperti sedang merasa dicari oleh Hanna..
"Sebenarnya Sabtu ini adalah hari terakhir ku untuk bertugas di Rumah Sakit Graha Sehat, Han.."
Hanna sedikit terkejut namun mencoba menunjukkan wajah yang tenang
"Lho..kok tiba-tiba banget, dok?".
"Nggak tiba-tiba kok, Han.. Emang udah aku rencanain dari jauh-jauh hari.. Tapi kayaknya pasien kebun lagi butuh aku.."
Selama perjalanan pulang bersama dr. Arga, Hanna mulai mengantuk dan bosan.
dr. Arga tetap memandang ke arah Hanna. Matanya mengikuti setiap gerak-gerik hanna.
"Ngantuk, ya Han?'
"Kayaknya sih iya, ya dok.."
"Kalo ngantuk, tidur aja. Ntar aku bangunin kalo udah sampai ke rumah kamu" tawar dr. Arga
Hanna hanya tertawa lembut saat mendengarkan dr. Arga..
Mereka pun berbincang-bincang dengan selayaknya rekan kerja di kantor tanpa memikirkan perasaan mereka masing-masing saat itu.