Di malam yang sama, Yu Xuan dan Chen Xi meregang nyawa. Namun takdir bermain jiwa Yu Xuan terbangun dalam tubuh Chen Xi, seorang budak di rumah bordil. Tak ada yang tahu, Chen Xi sejatinya adalah putri bangsawan Perdana Menteri, yang ditukar oleh selir ayahnya dengan anak sepupunya yang lahir dihari yang sama, lalu bayi itu di titipkan pada wanita penghibur, yang sudah seperti saudara dengan memerintahkan untuk melenyapkan bayi tersebut. Dan kini, Yu Xuan harus mengungkap kebenaran yang terkubur… sambil bertahan di dunia penuh tipu daya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anastasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 30.Hukuman.
Tiga hari setelah penangkapan Putra Mahkota Qing Lan,dengan bukti pengakuan putra mahkota tersebut.Ibu kota diselimuti kabut pekat seolah langit menolak melihat apa yang akan terjadi hari ini.
Di alun-alun utama, sebuah panggung eksekusi telah didirikan. Balok kayu merah berdiri tegak, bersimbah warna suram… seolah tahu akan menerima darah seorang mantan menantu negeri Han yue.
Rakyat berkumpul berdesakan. Sebagian tak percaya, sebagian menunggu, sebagian hanya ingin melihat bagaimana kerajaan menghukum orang yang sudah membunuh putri tercinta mereka.
Para penonton mengencam tindakan putra mahkota Qing lan,bahkan ada yang melempari dirinya sayur, telur dan batu kecil kearah putra mahkota tersebut.
“Pembunuh”
“Teganya membunuh putri kami”
Suara teriakan kemarahan rakyat Han yue, mengema terus meneriaki berulang kali kata tersebut.
Begitu cintanya rakyat Han yue pada putri yang rendah hati tersebut, dan putra mahkota hanya tertunduk pasrah menerima takdirnya.
Dan di antara kerumunan itu terlihat sosok Chen Xi berdiri sendiri, untuk memastikan pria yang ia nikahi selama beberapa tahun dengan pengabdian yang tulus dan sikap tulusnya dikhianati begitu saja oleh putra mahkota Qing lan.
Jubahnya sederhana, wajahnya pucat, dan mata gelapnya menatap panggung tanpa kedip dengan tudung hitam menutupinya.
Dalam dirinya, Xu Yuan bergetar.
Hatinya koyak, tapi tatapannya dingin.
Lian memegangi lengannya, khawatir.
“Nona…untuk apa kita pergi melihat ini? seram nona!.”
Chen Xi tidak menjawab.
Ia hanya berkata pelan,
“Aku hanya melihat akhir dari pria yang berani membunuh istrinya yang sudah mencintai nya dengan tulus.”
“Apa nona mengenal dekat dengan putri?, seakan ucapan nona mengandung kebencian yang dirasakan putri. ”
“Lian, jangan bercanda. aku seperti rakyat Han yue yang mencintai putri yang dikenal baik dikalangan rakyat. ”
“Nona benar, tapi tetap menyeramkan jika melihat langsung. ”
Chen xi tetap berdiri di tengah kerumunan rakyat Han yue, dan menyuruh Lian untuk pergi ke kedai dekat sini sambil menunggu dirinya.
Sedangkan di Panggung Eksekusi
Derap langkah terdengar.
Putra Mahkota Qing Lan dibawa keluar dengan tangan dirantai, tubuh penuh luka. Rambutnya berantakan, darah mengering di wajahnya, tetapi langkahnya tidak goyah.
Sorak ngeri dan bisikan memenuhi udara.
“Bagaimana mungkin pewaris takhta seperti itu…”
“Dia benar-benar membunuh istrinya?”
“Raja sudah menyatakan bukti lengkap. Tidak ada alasan menyelamatkannya.”
Putra mahkota berlutut didepan rakyat Han yue, mata hitamnya kosong… namun dengan tatapan seakan ia melakukan hal yang benar.
Tiba-tiba pandangan nya berubah saat melihat sosok di belakang kerumunan, Chen Xi menggigit bibirnya hingga nyaris berdarah.
“Xu Yuan…”
Suara batinnya gemetar.
“Aku tidak menyangka Qu…? Ternyata kamu sama dengan keluarga ku,apakah kamu tidak menghargai kesetiaan ku selama ini?”
Tapi suaranya sendiri dalam hati menjawab dengan pahit:
“Mulai sekarang aku tidak akan percaya akan cinta seorang pria lagi.”
Pengumuman Hukuman
Seorang pejabat tinggi berdiri di atas panggung, menggulung gulungan emas.
“Putra Mahkota Qing Lan, atas perintah Kaisar Han yue, dinyatakan bersalah atas konspirasi pembunuhan Putri Xu Yuan. Bukti dan saksi telah dikumpulkan. Demi menjaga stabilitas negara, hukuman pancung di depan rakyat akan dilaksanakan hari ini!”
Sorak gemuruh.
Beberapa memaki.
Beberapa terdiam takut.
Chen Xi?
Ia berdiri seperti patung.
Tidak bergerak.
Tidak bereaksi.
Hanya matanya yang bergetar sedikit, seperti kaca yang retak.
Saat Terakhir
Putra mahkota Qing Lan yang berlutut, wajahnya menghadap kerumunan yang awalnya tidak jelas dengan sosok Chen xi.
Tapi akhirnya sosok wanita itu terlihat jelas.
Nafasnya berat.
Punggungnya bergetar sedikit akibat rasa sakit, sambil mengenang masa indah mereka yang seperti mimpi.
Tetapi…
Ketika matanya menyapu lautan manusia—
dia melihatnya.
Sosok itu.
Chen Xi.
Wajah lembut pada tubuh asing.
Tatapan mata itu—
tatapan Xu Yuan.
Putra mahkota Qing Lan tertegun.
“…Xu… Yuan?”
Suara serak itu hanya terdengar oleh dirinya sendiri.
Tubuhnya gemetar kecil.
Bukan karena takut.
Tapi karena… tiba-tiba merasakan rasa bersalah yang menghantui dirinya?
Seperti melihat hantu yang sudah lama dirindukan.
Seperti memohon kesempatan untuk menjelaskan—
atau sekadar meminta maaf.
Tapi Chen Xi tidak bergerak.
Ia hanya menatapnya.
Dingin.
Tanpa ampun.
Seolah berkata:
Semua selesai.
Eksekusi
Algojo mengangkat pedang besar.
Cahaya matahari menabrak bilah hingga memantulkan kilatan mengerikan.
“Persiapkan!”
Kerumunan menahan napas.
Putra mahkota Qing Lan masih menatap Chen Xi.
Air mata tidak jatuh, tapi matanya berkaca, penuh rasa kehilangan yang terlalu dalam untuk diucapkan.
Dengan lirih kata terakhir terucap begitu saja dari bibirnya, “Maaf.. ”
Chen Xi merasakan tatapan itu menusuk hatinya, dan membaca bibir suaminya itu.
Tapi ia langsung memalingkan wajah.
Perlahan.
Tegas.
Chen xi memutuskan bagaimanapun juga tidak bisa melihat, orang yang pernah mengisi hatinya meninggal didepan nya.
“Dan inilah… balasanmu. Di kehidupan mana pun aku tidak akan memaafkanmu.”
Dalam hatinya Xu Yuan berbisik lirih:
Selamat tinggal… suamiku.
“LAKSANAKAN!”
Pedang itu turun.
Satu tebasan.
Satu hentakan tanah.
Satu teriakan manusia yang tercekat di kerongkongan kerumunan.
Dan semuanya berakhir.
Kepala Putra Mahkota Qing Lan jatuh, berguling, dan darah mengalir perlahan di panggung eksekusi.
Kerumunan berseru.
Tapi Chen Xi hanya memejamkan mata, menahan napas dalam.
Rasanya seperti ada tali yang putus dalam dirinya.
Sebuah ikatan yang hilang.
Ia membuka mata tanpa ekspresi.
Saat beranjak pergi dengan tertunduk, tiba-tiba Chen xi tidak sengaja menabrak Xiao long yang tepat berdiri didepan nya.
BRAK—
Chen Xi tersentak mundur ketika bahunya menghantam dada seseorang. Bau logam darah dari panggung eksekusi masih terasa pekat di udara, membuat napasnya terasa berat.
“Maafkan—”
Kata-kata itu terhenti.
Karena sosok di depannya bukan orang biasa.
Pria itu tinggi, berseragam hitam kerajaan, dengan pedang panjang terikat di pinggangnya. Wajahnya tegas, mata setajam elang namun dingin seperti salju gunung.
Xiao Long.
Raja Long saudara tiri kaisar,dia adalah paman dar Xu yuan.Dikehidupan yang dulu dia Orang yang menentang pernikahan Xu yuan ke negeri lain hanya untuk politik.
Orang yang dulu dengan tegas menghalangi pernikahan politik tersebut.
“Xu yuan gadis yang terampil dan putra mahkota Qing lan bukan pendamping yang baik untuk Xu yuan.”
Namun peringatan itu tidak didengar oleh Kaisar saudaranya sendiri,yang memilih untuk berdamai dengan pernikahan politik.
Kini, tatapan Xiao Long jatuh pada Chen Xi. Wanita yang dulu saat pertama kali masuk ke negeri Han yue, yang membuatnya terpesona.
Sekarang ia bertatap langsung dengan wanita tersebut, ia menatapnya dengan tatapan penuh perasaan.
Chen xi sendiri terkejut melihat Xiao long didepannya, tanpa sadar ia memanggilnya dengan sebutan seperti dulu.
“Paman.”
“Apa?, paman?. ”Xiao ling pun heran Chen xi memanggilnya dengan sebutan paman seakan mereka memiliki hubungan keluarga.
“Maaf nona, apa aku terlihat tua dimatamu?. ”seakan tidak terima dipanggil paman oleh Chen xi.
Han pelayan setianya menahan senyum yang berada disamping Xiao long.
Suasana mereka terasa canggung terutama untuk Chen xi sendiri, ia ingin sekali menghilang dari depan Xiao long.