NovelToon NovelToon
Menikahi Adik Sang Mafia

Menikahi Adik Sang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Obsesi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ericka Kano

Ivy Cecilia, seorang perawat yang bertugas di salah satu rumah sakit harus rela kehilangan sang suami dalam kecelakaan tunggal saat pulang dari rumah sakit. Pesan terakhir suaminya adalah jasadnya harus dikebumikan di tanah kelahirannya, Tondo, di negara Filipina. Demi rasa cintanya, Ivy pun menyanggupi. Dengan membawa dua anak mereka yang masih kecil, Ivy mengurus keberangkatannya membawa jenazah suaminya ke Filipina. Karena belum pernah bertemu sebelumnya, Ivi berniat tindak lama di sana. Selesai misa pemakaman Ivi akan kembali ke Indonesia.

Namun, yang menanti Ivy di sana bukanlah sesuatu yang mudah. Bukanlah pertemuan dengan keluarga mertua yang seperti biasa. Kegelapan, darah, amarah, dan jebakan paling menyiksa sepanjang hidupnya sudah menanti Ivy di Tondo, Filipina.

Apakah Ivy berhasil melalui itu semua dan kembali ke Indonesia?

ataukah Ivy terjebak di sana seumur hidupnya?

Ayo, temani Ivy berpetualang di negeri seberang, Filipina, melaksanakan pesan terakhir mendiang suami.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ericka Kano, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20 : Carmen 2

Mobil yang Bato kemudikan akhirnya tiba di depan area masuk Kandaya. Damon langsung turun, melihat sekitar dan membuka pintu belakang. Lukas keluar dan bersama dengan Damon menuju pintu sebelah untuk membantu Ivy turun ke kursi rodanya. Bato juga ikut membantu.

"Terima kasih untuk hari ini. Ini ada tip dari Tuan Lukas," ujar Damon sambil menyelipkan 5000 peso ke tangan Bato.

"Wah, terima kasih banyak Tuan," ucap Bato senang. Dibalas dengan tepukan pundak dari Damon.

Damon segera menyusul Lukas yang sedang mendorong kursi roda Ivy.

Mereka melewati resepsionis yang kebetulan ada Maria dan dua orang FO di sana. Maria memberi salam dan tersenyum. Hanya Ivy yang membalas. Damon dan Lukas tetap fokus ke depan.

"Tuan Vergara terlihat sangat mencintai istrinya. Dia tidak membiarkan asistennya mendorong kursi roda istrinya" ujar seorang FO berkulit hitam

"Ya begitulah. Tadi pagi saja saat aku ke kamar mereka, selalu istrinya yang dia sebutkan. Istrinya belum bisa jalan jauh lah, istrinya tidak pilih makanan lah," celotoh Maria dengan bibir yang sengaja dimonyongkan.

"Wah, sungguh beruntung nyonya itu. Sudah kaya, ganteng, perhatian, bucin lagi," celetuk FO yang satunya lagi.

"Keluarga Vergara punya sedikit saham di Kandaya makanya aku ditugaskan khusus melayani mereka selama di sini, tidak boleh pelayan biasa apalagi anak magang" ujar Maria, "Dengar-dengar sih, istrinya ini sangat disayang Nyonya besar Vergara," lanjutnya

"Pantas saja sih menurutku. Dia sudah cantik, ramah lagi," puji salah satu FO.

"Sayangnya cacat," celetuk Maria.

**

"Kamu mau makan malam di sini atau kita dinner di gazebo tepi pantai," tanya Lukas begitu tiba di kamar mereka.

Ivy berpikir sejenak,

"Di gazebo tepi pantai boleh juga. Aku belum pernah makan di tepi pantai dengan pemandangan seindah di sini,"

Lukas segera menekan tombol resepsionis.

"Halo Tuan, ada yang bisa dibantu?,"

"Aku ingin makan malam diatur kan di gazebo. Istriku ingin makan di sana malam ini,"

"Baik Tuan, segera kami siapkan," telpon ditutup.

Ruang resepsionis,

"Tuh kan, Tuan Vergara bucin sekali. Dia minta makan malam di gazebo karena istrinya ingin makan di sana malam ini," kata FO yang tadi menerima panggilan Lukas.

"Katanya tadi pagi tidak ingin makan di gazebo karena istrinya tidak bisa jalan jauh," Maria ketus.

**

"Lukas, aku rasa aku sudah mulai bisa berdiri. Perasaan ku hari ini sangat bahagia. Dan kurasa kebahagiaan itu menjalar ke kakiku," ujar Ivy sambil mengelus betisnya.

Syukurlah. Setidaknya kamu bisa ganti baju sendiri. (Lukas)

"Coba jalan pelan-pelan saja. Kalau belum kuat jangan dipaksa dulu," kata Lukas sambil mengotak Atik hp nya.

"Iya. Aku sudah tidak enak merepotkan kamu terus dengan mendorong kursi ini,"

Dorong kursinya sih tidak apa-apa. Tapi bantu ke toilet dan ganti baju itu hukuman untukku. (Lukas)

Lukas tidak mengatakan apa-apa. Dia larut dalam pikirannya sendiri dan apa yang sementara diketikan di hp nya.

**

Makan malam sudah ditata di gazebo. Ada beberapa lilin di sana. Ada dua bantal duduk untuk lesehan yang juga diatur di sana. Dibuat senyaman mungkin apalagi untuk Ivy. Dilengkapi dengan suara deburan ombak. Suasananya sangat romantis.

Lukas mendorong kursi roda hingga ke Gazebo. Di sana ada Maria dan seorang kru banquet yang sedang berdiri menyambut kedatangan Lukas dan Ivy.

"Makan malam sudah siap, Tuan dan Nyonya," ujar Maria begitu Lukas dan Ivy tiba.

"Terima kasih dan maaf sudah merepotkan," balas Ivy.

"Tidak merepotkan, Nyonya. Anda berdua adalah tamu spesial, layak dilayani dengan baik," Maria berbicara dengan sangat manis.

Lukas sudah siap-siap menggendong Ivy naik ke gazebo,

"Saya bantu, Tuan," ujar kru banquet, seorang pemuda berusia sekitar 20 tahun.

"Tidak usah," pemuda itu langsung mundur.

Lukas segera mengangkat Ivy dan membantu dia duduk dengan nyaman.

**

"Apa ku bilang, Tuan Vergara tidak ingin istrinya disentuh orang lain. jangankan istrinya, kursi roda istrinya pun tidak boleh disentuh orang lain," celotoh Maria ketika meninggalkan gazebo.

"Itu artinya Tuan itu sangat mencintai istrinya," balas si pemuda

**

"Di sini indah juga kalau malam," Ivy mengedarkan pandangannya. Sekali lagi dengan senyuman. Lukas terhipnotis sejenak melihat senyuman itu.

"Lukas, apa hp mu bisa memotret dengan cahaya minim begini?," tanya Ivy

"Bisa," Lukas mengeluarkan hp nya.

"Tolong fotokan aku. Aku ingin menyimpannya sebagai kenang-kenangan,"

"Tentu saja," Lukas mengangkat hp nya mengatur mode potret dan mulai mengambil beberapa foto Ivy dalam beberapa pose.

Lukas menunjukan hasil. Ivy tersenyum puas melihat hasil fotonya.

"Terima kasih Lukas. Aku punya foto bagus untuk dibawa sebagai kenang-kenangan ke Indonesia," ujar Ivy.

Entah kenapa, kalimat terakhir Ivy menusuk hati Lukas. Raut wajahnya berubah sesaat.

"Ayo makan," seru Ivy.

Mereka berdua pun mulai makan.

**

Resepsionis,

"Atas nama Carmenita de La Cruz,"

"Baik, kami cek kan dulu ya... Sudah ada nama Anda, ini kunci kamarnya,"

"Terima kasih,"

Carmen segera menuju ke lift menuju ke lantai atas.

**

"Makanan di sini enak semua," puji Ivy begitu selesai makan.

"Ini hotel bintang lima. Sudah seharusnya mereka punya menu yang terbaik," Lukas mengelap bibirnya dengan serbet makan.

Ivy menopang dagunya sambil memandang laut. Dia mengagumi pemandangan di depannya, sedangkan Lukas juga tak kalah kagum pada wanita di depannya itu.

"Ivy,"

"Ya," Ivy menjawab sambil terus menatap laut

"Menurutmu, apakah pernikahan ini bisa berubah status dari sementara menjadi seumur hidup?," Lukas merendahkan suaranya.

Ivy beralih menatap Lukas,

"Kamu berhak mendapatkan wanita yang lebih baik, Lukas. Jangan aku. Aku akan tetap membantu mu menemukan wanita yang tepat,"

Lukas menarik napas panjang.

"Bagaimana kalau wanita yang tepat itu ternyata kamu,"

Ivy tertawa kecil,

"Jangan bercanda, Lukas. Mana ada seorang janda satu anak seperti ku menjadi wanita yang tepat untukmu,"

Lukas diam sambil terus memandang Ivy membuat Ivy jadi salah tingkah.

"Kenapa memandang ku seperti itu. Aku hanya berpikir, aku tidak pantas untukmu. Itu saja," Ivy memegang tangan Lukas membuat Lukas terkejut, "Berjanjilah bahwa kamu akan hidup bahagia dengan wanita yang tepat. Tapi bukan denganku,"

Lukas menarik tangannya.

"Di sini sudah dingin. Ayo kembali ke kamar,"

Tanpa menunggu persetujuan, Lukas langsung menggendong Ivy, menaruhnya di kursi roda, dan mulai mendorong dengan wajah kesal.

**

Carmen membuka pintu kamarnya. Dia terkejut dengan taburan bunga merah dibentuk model hati.

"Astaga, kamu romantis sekali, Lukas,"

Dia melihat di gantungan baju ada lingerie seksi berwarna merah. Warna favorit Carmen.

"Ya ampun, kamu menyiapkan ini juga," Carmen memegang lingerie itu dengan hati berbunga-bunga.

"Akhirnya aku bisa memilikimu malam ini, Lukas Vergara,"

Carmen memilih mandi dan segera memakai lingerie yang sudah disiapkan.

**

"Kamu ingin menonton tv atau baca buku?," tanya Lukas, "Aku ada sedikit urusan dengan Damon. Tidak lama. Tidak sampai tengah malam aku sudah kembali ke sini,"

"Nonton tv saja,"ujar Ivy

Lukas menyalakan tv, menyetel ke siaran yang Ivy suka.

"Aku pergi dulu. Pintunya aku kunci karena ini sudah malam,"

Ivy mengangguk sambil tersenyum lalu lanjut menonton.

Lukas sudah berpindah ke kamar Damon.

"Dia sudah di kamar, Tuan," lapor Damon

Lukas melihat arlojinya.

"Waktunya segera tiba,"

**

Carmen sudah selesai memakai lingerie nya. Dia sedang menatap dirinya di kaca. Dia mulai berkhayal bagaimana Lukas akan menyentuh tubuhnya.

Dia membuka chattingan nya. Lukas mengirim pesan,

"matikan lampu dan berbaringlah. Tutup matamu hingga aku mencium bibir seksimu. Aku akan segera masuk,"

Hati Carmen semakin berbunga-bunga. Senyuman kebahagiaan jelas terpancar di bibirnya.

Wanita sialan, kamu mungkin menikahinya, tapi raganya dan cintanya tetap milikku, batin Carmen.

Dia mematuhi apa yang ditulis Lukas di chattingan. Mematikan lampu, berbaring, dan menutup mata.

Pintu kamar pun terbuka. Carmen ingin membuka matanya tapi dia memilih patuh. Mungkin Lukas ingin sedikit bermain-main dengannya. Carmen agak sedikit gugup walaupun ini bukan yang pertama baginya. Dia memang mencintai Lukas tapi dia sudah beberapa kali berhubungan dengan beberapa teman laki-lakinya di belakang Lukas.

Langkah Lukas terdengar makin dekat. Jantung Carmen berdetak kencang. Tidak sabar menunggu Lukas melumat bibirnya.

Carmen merasakan Lukas sudah naik ke tempat tidur dan mulai menindihnya. Carmen sedikit menggeliat. Carmen mulai merasakan nafas yang memburu dekat wajahnya. Makin lama makin dekat dan Carmen merasakan bibirnya mulai dicium. Carmen membalas ciuman itu tanpa membuka mata. Lukas mengambil sepotong kain dari sakunya dan menutup mata Carmen menggunakan kain itu.

Carmen semakin bersemangat. Pagutan demi pagutan silih berganti. Permainan mereka semakin panas. Lukas juga membawa rantai. Dia mulai merantai tangan Carmen.

Auw, Lukas benar-benar beda, batin Carmen.

Tiba-tiba Carmen merasakan ada orang lain di ruangan itu selain mereka berdua. Ketika Lukas sedang mempermainkan area dadanya, ada juga yang mulai bermain di area bawahnya. Lalu Carmen mulai merasakan ada yang mencium bibirnya. Sepertinya ada tiga orang dalam ruangan itu.

"Lukas, tunggu sebentar Lukas. Apa kamu tidak sendiri?," ujar Carmen.

Tapi serangan demi serangan tidak berhenti diterima Carmen. Dia tidak bisa berbuat apa-apa karena tangannya dirantai.

Ketika sudah tiba puncaknya, Carmen merasakan ada mengalir di pintu rahimnya.

"Lukas kamu tidak menggunakan pengaman,"

Ketika sudah selesai, lampu dinyalakan. Penutup mata Carmen dibuka. Dan betapa terkejutnya dia ternyata yang mencumbunya bukan Lukas. Melainkan ada tiga orang laki-laki yang tidak dikenalnya.

"Siapa kalian? Heh? Katakan siapa kalian??," Carmen berteriak sambil menarik selimutnya, "Mana Lukas?? Mana???,"

"Lukas? Aku Lukas," jawab salah seorang pria.

"Lukas Vergara. Mana dia?? Katakan??," Carmen berteriak lagi.

"Siapa Lukas Vergara? Aku Lukas Rivera," jawab pria itu dengan tenang sambil memakai celananya.

"Tidak! Bukan !! Kalian telah salah masuk kamar!!," Carmen mulai menangis.

Pria itu membuka hp nya dan memperlihatkan chattingannya dengan Carmen.

"Benar kan nomor kamarnya?,"

"Jadi selama ini kamu yang mengirim pesan itu?,"

"Iya. kamu pikir Lukas yang mana?,"

"Bajingan!!!," Carmen melemparkan bantal ke arah pria itu. Dua pria lainnya sedang berpakaian.

"Kamu sendiri mengiyakan ketika aku tawarkan ingin bercinta dengan mu di Kandaya. Kita saling chat mesra dan vulgar hingga tengah malam. bahkan ini," pria itu menunjukan beberapa foto,"Kamu mengirimkan foto-foto seksimu padaku,"

"Aaakkhhhhh...Bangsat kalian!!! Akan ku laporkan pada polisi!!!,"

"Lapor saja. Aku punya bukti kita suka sama suka,"

"Ayahku tidak akan membiarkanmu hidup!!,"

"Oh ya, mungkin aku tidak akan bertemu ayahmu karena aku ke sini hanya untuk berlibur dan aku akan naik penerbangan pertama besok pagi, pulang ke negaraku,"

"Aakkkhhh bangsat. Mati saja kau!!!,"

Pria itu memakai semua pakaiannya. Dia melemparkan beberapa ribu peso ke wajah Carmen.

"Oh ya, terima kasih untuk videonya. Ini akan jadi kenangan indah bisa menikmati tubuh wanita di sini," pria itu mengambil kamera dan tripodnya.

Seluruh adegan mereka berempat direkam dengan bantuan cahaya inframerah.

"Bajingaaannnn!!!!!!," Carmen berteriak frustasi. Pria-pria itu keluar kamar meninggalkan Carmen yang belum berpakaian. Carmen menangis sejadi-jadinya. Dia berteriak dan mulai melemparkan barang-barang yang ada di dekatnya.

**

"Rencana berhasil dan sudah selesai dilaksanakan, Tuan," lapor Damon

"Aku lupa sesuatu Damon," ujar Lukas

"Apa itu, Tuan?," Damon penasaran karena dia sudah memastikan semuanya sudah sesuai rencana.

Lukas mengeluarkan botol kecil dari dalam sakunya,

"Aku lupa menyuruhmu menyerah kan ginseng merah ini untuk diminum mereka bertiga biar mereka kuat menghadapi Carmen," Lukas tersenyum licik.

Damon berpikir sejenak, kemudian tertawa terbahak-bahak.

"Tunggu Tuan, itu kan harusnya Tuan yang minum. Kenapa tuan belum meminumnya?,"

Lukas salah tingkah, tapi untungnya cepat menguasai situasi.

"Untuk apa aku meminumnya? Apa aku terlihat selemah itu? Minuman ini hanya untuk orang lemah," Lukas berdiri dari tempat duduknya, "Ini aku tinggalkan di sini. Kamu saja yang minum,"

Lukas berlalu dari ruangan itu menuju kamarnya.

"Tunggu Tuan, maksud Tuan aku lemah?,"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!