Menceritakan kisah seorang pemuda yang mempunyai rasa trauma di masa kecilnya. Dan rasa trauma itu disebabkan oleh keluarganya sendiri yang sangat membenci kehadiran dirinya. Saga, di usir dari rumah karena telah dituduh menyakiti adik lain ibu dari ayahnya, Saga juga sering di hina dan di caci maki oleh ayah serta kakak kandungnya sendiri. Sampai akhirnya Saga keluar dari rumah yang seperti neraka dan hidup di dunia luar. Banyak kejadian menyakitkan yang Saga alami, tapi semua itu telah menjadi pecut untuk dirinya agar bisa menjadi lebih kuat dan juga tahan banting. Sampai akhirnya Saga bergabung dengan kelompok Gengster, dan bertarung melawan banyak Gengster yang menjadi musuhnya? Dan beberapa tahun kemudian, Saga bertemu dengan adik tirinya itu, yang ternyata merupakan musuh bebuyutan dari kelompok mafia miliknya. Di saat itulah pembalasan dendam akan dia mulai. Sagara berjanji akan menghabisi seluruh orang yang telah membuat hidup nya menjadi menderita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ilham risa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali Diremehkan
Tanpa terasa malam sudah datang menyapa. Dan saat ini Saga bersama Marko dan dua orang anak buahnya telah bersiap untuk pergi ke sebuah Klub malam yang ada di kota Jakarta.
Mereka semua mengenakan pakaian yang lebih keren dan juga rapi, seperti celana jens hitam dan juga baju kaos yang di balut oleh jaket berwarna denim. Tak lupa Saga memohak rambutnya agar terlihat lebih fresh dan kekinian. Lalu dia juga mengenakan sepatu baru yang dia beli beberapa hari yang lalu.
"Bagaimana penampilanku? Sudah tidak terlihat gembel kan?" tanya Saga membuat mereka semua menjadi tertawa.
"Hahaha..., bos benar benar terlihat sangat tampan dan juga keren. Aku yakin, begitu masuk ke dalam Klub malam, pasti para wanita yang ada di sana langsung terpesona saat melihat ketampanan mu bos." puji anak buah Saga yang bernama Riki dan Dani.
"Haha...kalian bisa saja mujinya, kalau begitu ayo kita pergi. Jangan sampai klien kita merasa kesal karena harus menunggu terlalu lama." ajak Saga sambil membenarkan jaket yang dia kenakan.
Malam ini Saga memiliki pertemuan penting bersama klien barunya yang bernama Jack Lemos. Dia merupakan ketua Mafia yang lumayan terkenal di dunia bawah, dan Jack ingin bekerjasama dengan Saga untuk membeli obat obatan yang diproduksi oleh perusahaan kecil milik Saga.
Sebelum melangkah pergi, sekali lagi Saga mengecek obat obatan yang sudah dia bawa di dalam kotak. Dan setelah merasa semuanya sempurna, barulah Saga mengajak mereka semua untuk masuk ke dalam mobil.
"Ayo kita mulai perjalanan kita." ajak Saga dengan bersemangat.
"Siap bos." jawab anak buah Saga sambil melangkah masuk ke dalam mobil.
Lalu mobil hitam yang ditumpangi mereka berempat membelah jalan raya yang terlihat cukup ramai, memang kota Metropolitan ini tidak pernah sepi, jadi tidak heran kalau setiap jalanan yang ada di sana mengalami kemacetan yang lumayan parah.
"Jalan motong saja. Aku bosan kalau harus menunggu terlalu lama." titah Sagara kepada anak buahnya.
"Baik bos. Tapi kita akan melewati jalanan sepi yang menjadi wilayah kediaman geng motor Spede, apa itu tidak masalah bos?" tanya Dani menatap lekat.
"Tentu saja tidak masalah. Siapa yang berani menghalangi jalan kita, maka orang itu akan mendapatkan pelajaran yang setimpal."
"siap kalau begitu bos."
Di dalam perjalanan, Saga dan Marko terus berbincang bincang. Hingga tak lama kemudian, sebuah pertanyaan yang dilayangkan oleh Marko berhasil membuat seorang Saga menjadi terkejut dan terdiam membisu.
"Saga. Apa kau tidak berniat menemui ayahmu dan juga kakak mu?" tanya Marko kepada Saga.
Ekspresi wajah Saga langsung berubah serius. Sedangkan di dalam benaknya tiba tiba saja teringat kembali akan perlakuan buruk yang dulunya pernah dilakukan oleh ayahnya dan juga kakak nya untuk dirinya.
Dan saat mengingat perlakuan buruk mereka, membuat hati Saga menjadi sakit serta penuh kebencian.
"Tidak. Sampai kapanpun aku tidak akan Sudi menemui mereka berdua. Lagian aku sudah berjanji untuk pergi selamanya dari kehidupan mereka." jawab Saga sambil membuang wajahnya ke arah samping.
Marko yang mendengar jawaban Saga langsung menarik nafas dalam. Dia tahu kalau sahabatnya begitu dendam kepada keluarganya sendiri, tapi sebagai seorang anak dan juga adik, rasa sayang kepada ayah dan kakaknya tetap saja masih tersimpan di hatinya yang paling dalam.
"Saga. Sungguh malang sekali nasibmu ini. Semoga saja suatu saat nanti kau bisa berbaikan lagi dengan ayah dan juga kakakmu." doa Marko di dalam hatinya.
Hingga tepat pukul 10 malam, mobil yang ditumpangi oleh Saga dan para anak buahnya sudah tiba di depan gedung yang merupakan Bar terbesar di kota tersebut. Lalu Saga pun langsung melangkahkan kakinya untuk turun dari dalam mobil.
Krekkkk...
Pintu mobil terdengar terbuka lebar, di susul oleh Saga bersama para anak buahnya yang keluar dari mobil tersebut. Dan setelah menginjakkan kedua kaki mereka, semua mata para pengunjung Bar yang berada di luar pun langsung menatap lekat ke arah mereka semua.
"Lihatlah! Siapa pemuda tampan itu? Kenapa aku tidak pernah melihatnya?" tanya para wanita seksi yang sedang berdiri di depan gedung Bar.
"Kau benar, wah..! Pemuda itu terlihat sangat tampan. Aku jadi ingin berkenalan dengannya." puji wanita yang lain.
Mendengar bisikan bisikan dari mereka semua, Saga hanya bersikap dingin. Sedangkan para pria yang juga berada di tempat itu, merasa tidak suka saat melihat kehadiran Saga.
"Ck. Dasar anak muda bodoh! Kenapa dia datang ke tempat ini? Apa jangan jangan dia ingin menggoda seluruh wanita yang ada di Bar ini?" tanya para pria tersebut.
Karena penasaran, salah satu pria langsung mengajak kedua temannya untuk melangkah mendekati Saga. Mereka ingin mengajukan. pertanyaan kepada pemuda tersebut.
"Hei bung. Siapa kau? Aku rasa, kau belum pernah menginjakkan kaki di tempat ini kan?" tanyanya dengan nada tak suka.
Mendengar pertanyaan itu, Saga hanya tersenyum tipis. Lalu dia mengeluarkan tanda pengenal milik klannya yang berhasil membuat mereka tersenyum mengejek.
"Oh! Jadi hanya kelompok preman jalanan. Cih! Berani sekali preman menjijikan seperti kalian menginjakkan kaki di Bar mewah ini!" hina pria itu dengan nada keras.
Saga yang mendengar hinaan tersebut merasa sangat marah. Kedua tangannya terkepal kuat sedangkan wajahnya berubah menjadi sangat menyeramkan. Hingga detik kemudian.
Bukkkk.....
"Argghh....!!"
Brakkkkkkk