---
📖 Deskripsi: “Di Ujung Ikhlas Ada Bahagia”
Widuri, perempuan lembut yang hidupnya tampak sempurna bersama Raka dan putra kecil mereka, Arkana. Namun di balik senyumnya yang tenang, tersimpan luka yang perlahan mengikis keteguhan hatinya.
Semuanya berubah ketika hadir seorang wanita kaya bernama Rianty — manja, cantik, dan tak tahu malu. Ia terang-terangan mengejar cinta Raka, suami orang, tanpa peduli siapa yang akan terluka.
Raka terjebak di antara dua dunia: cinta tulus yang telah ia bangun bersama Widuri, dan godaan mewah yang datang dari Rianty.
Sementara itu, keluarga besar ikut memperkeruh suasana — ibu yang memaksa, ayah yang diam, dan sahabat yang mencoba menasihati di tengah dilema moral yang makin menyesakkan.
Di antara air mata, pengkhianatan, dan keikhlasan yang diuji, Widuri belajar bahwa bahagia tidak selalu datang dari memiliki… kadang, bahagia justru lahir dari melepaskan dengan ikhlas.
“Karena di ujung ikhlas… selalu ada bahagia.”
---
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zanita nuraini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 1 KEDATANGAN
Pagi itu seperti biasa, aku mengantarkan suamiku berangkat kerja sambil menggendong arkana — cinta kecil kami yang baru berumur tiga tahun.
“Mas berangkat, ya. Dada, Papa. Assalamualaikum,” ucap mas raka sambil melambaikan tangan.
“Waalaikumsalam,” jawab widurii dengan senyum lembut sebelum melangkah ke depan pagar.
Angin pagi terasa tenang, tapi semuanya berubah ketika sebuah mobil hitam berhenti tepat di depan rumah. Dari dalamnya keluar seorang perempuan muda — anggun, modis, dengan pakaian branded dari ujung kepala hingga kaki. Wajahnya tampak yakin, seperti seseorang yang tahu apa yang dia mau.
“Permisi, Mbak,” ucapnya pelan tapi tegas. “Bolehkah kita... berbagi suami?”
Aku terpaku.
Apa yang baru saja dia katakan? Batin widuri
“Maaf... maksudnya apa?” tanyaku, berusaha memastikan aku tak salah dengar.
Perempuan itu tersenyum tipis. “Perkenalkan, namaku Rianty Wijaya, pemilik Rianty Boutique di Jalan Cempaka Dua.”
Dadaku terasa sesak.
Jalan Cempaka Dua? Bukankah itu tempat Mas raka bekerja?
“Butikku baru buka setahun yang lalu,” lanjutnya dengan nada ringan, seolah pembicaraan ini hal biasa.
Aku masih diam. Tak tahu harus marah atau tertawa.
“Ber-bagi suami?” suaraku bergetar. “Mbak, apa Mbak sadar apa yang baru Mbak ucapkan?”
Rianty tersenyum. “Ya. Aku mencintai suamimu, Mbak ....
widuri mba ucap nya
Ya mba widuri Dari pertama kali aku melihat Mas Raka, aku tahu... dia pria yang berbeda.”
Aku memejamkan mata, menahan amarah yang naik perlahan.
“Cinta? Itu bukan cinta, Mbak Rianty. Itu obsesi.”
“Tidak, aku sungguh mencintainya,” sahut Rianty cepat. “Aku janji akan membuatnya bahagia. Aku juga berjanji dia akan bersikap adil pada kita.”
Aku menggeleng keras. “Tidak, Mbak! Aku tidak mau berbagi suami. Kita sama-sama perempuan, seharusnya Mbak tahu rasanya dihancurkan seperti apa.”
Tangisku hampir pecah, tapi arkana tiba-tiba menangis di gendonganku. Aku membalikkan badan, menenangkan anakku. “Maaf, Mbak Rianty, tapi sebaiknya Mbak pergi. Saya masih banyak pekerjaan, dan anak saya harus tidur.”
“Tapi Mbak Widuri, aku mohon...” Rianty menangkupkan kedua tangannya, matanya mulai berair.
Aku menatapnya tajam. “Sudah kubilang, pergilah. Apa pun bujuk rayu Mbak, saya tidak akan pernah mau berbagi suami. Titik.”
Keheningan turun.
Rianty akhirnya mundur perlahan, lalu melangkah pergi dengan langkah berat.
Aku menatap punggungnya hingga mobilnya menghilang di ujung jalan.
“Huh, ada-ada saja perempuan zaman sekarang,” gumamku sambil menghela napas panjang dan menggeleng pelan.
Aku masuk ke dalam rumah, mencoba menenangkan diri. Namun langkahku langsung terhenti di ruang tamu.
Mertuaku — Ibu Ratna dan Pak Adi — berdiri di sana bersama siska, adik iparku.
Tatapan mereka jelas menunjukkan kalau sejak tadi mereka menguping.
Aku menelan ludah.
Suasana hening... lalu Ibu Ratna angkat bicara.
“Siapa tadi, Wid?
---
#tbc
Kira kira gimana ya nasib keluarga raka selanjut nya apakah hancur pantengin cerita author
🌸 Salam Hangat dari Penulis 🌸
Halo, para pembaca tersayang!
Perkenalkan, aku Zanita Nuraini, penulis dari kisah “Di Ujung Ikhlas Ada Bahagia.”
Cerita ini lahir dari potongan rasa—tentang cinta, pengorbanan, dan keikhlasan yang tak selalu mudah dijalani. Lewat kisah Raka, Widuri, dan Rianty, aku ingin mengajak kalian menelusuri arti bahagia yang sesungguhnya: bahwa tidak semua kebahagiaan datang tanpa luka, dan tidak semua luka harus disesali.
Terima kasih sudah memberi waktu untuk membaca karyaku ini.
Semoga setiap halaman yang kalian buka membawa hangat di hati, juga pelajaran kecil tentang ketulusan. 🌼
Dengan cinta,
Zanita Nuraini 💌
---
jangan lupa vote komen dan subscribe biar ga ketinggalan cerita author
kasih krisan yang positif ya
papayyy